Memiliki anak penyandang autis bukanlah hal yang mudah. Orang tua membutuhkan ekstra tenaga, waktu, beaya dan kesabaran untuk merawatnya. Bagi si anak yang dibutuhkan adalah cinta tanpa syarat dari kedua orang tuanya dan orang disekitarnya. Yang dia tahu hanyalah kebaikan dan cinta. Kedekatan emosional antara si anak dan ibu tak ada duanya. Apa yang dirasa oleh di anak akan ibunya rasakan juga. Demikian pula apa yang dirasakan ibu, si anak juga akan merasakannya. Sehingga sebagai seorang ibu harus pandai-pandai mengelola perasaannya. Walaupun dalam hati si ibu ada kesedihan, dia harus cepat-cepat mengalihkan perasaan itu ke hal positif. Bila di ibu tidak mampu menahan rasa sedih itu, akan muncul kembali gejala autis pada diri si anak. Emosi anak akan sulit dikontrol. Anakku, kau adalah buah hatiku. Waktu dan enerjiku kucurahkan untukmu. Bagi ibumu itu semua tidak menjadi masalah, asalkan ibu selalu bisa melihatmu tertawa. Tuhan terima kasih atas anugerahMu hingga hambamu ini memiliki kekuatan untuk mendampingi anakku-titipanMu.