Kisah Salwa
Buka puasa hari ini, diwarnai dengan cerita Dila tentang teman dunia mayanya. Sambil menyuapkan makanan ke mulutnya sekali-sekali. "Bu, masih inget enggak tentang cerita adek tentang Salma."ujarnya membuka cerita.
Ibu hanya menganggukkan kepala karena mulutnya masih mengunyah makanan."Semalem dia cerita ke adek bahwa kakaknya sudah menikah, dan ayahnya pun sudah menikah dengan selingkuhannya." Pada hal dulu almarhum ibu pernah pesan kepada Salma agar jangan izinkan ayah untuk menikah dengan wanita yang telah menyebabkan hancurnya keluarga ini. Dan ketika Salma sampaikan ini semua, sang ayah hanya menganggap itu hal yang biasa. Dengan keadaan seperti ini Salma semakin setres. Bahkan setiap ia telpon ke ayahnya ketika uangnya habis. Selalu mendapat jawabannya yang tidak mengenakkan. Sehingga terlintas di benaknya untuk berhenti saja kuliah. Pada hal Salwa seorang mahasiswi pintar dan cerdas bahkan sudah menjadi asisten dosen. Namun beratnya beban hidup yang harus ia pikul di pundaknya yang rapuh membuat kejiwaannya terganggu.Bahkan sudah beberapa kali ia konsultasi ke psikiater dengan tujuan masalahnya dapat teratasi. Tetapi ia malah akan menjadi merasa terbebas dari beban yang berat itu jika ia telah mengiris-iris tangannya dengan silet. Bahkan rasa perih dan sakit sayatan itu tak ia rasakan lagi.
Libur kuliah awal Ramadhan para mahasiswi yang tinggal di asrama kembali kumpul dengan keluarga. Begitu pula dengan Salma, meskipun berat rasanya untuk pulang. Kala ingat kedua adiknya di rumah semangat untuk pulang pun muncul. Karena kedua adik ini hanya berdua saja di rumah sejak kakaknya menikah dan ayah tinggal di rumah istri barunya. Kasihan mereka tidak ada yang memasak saat berbuka maupun sahur. Tak lupa sebelum pulang ke rumah Salwa mengunjungi kuburan ibunya. Ia tumpahkan segala beban hati dan pikirannya di pusara sang ibu. Hanya ibu yang mengerti Salwa selama ini. Terkadang ia berpikir lebih baik berkumpul dengan ibu di akhirat dari pada harus menjalani hidup sekarang ini. "Salwa enggak boleh menyerah kalah seperti itu, Salwa enggak sendiri ada Allah tempat untuk meminta pertolongan, kekuatan. Mumpung ini bulan suci Ramadhan banyak-banyaklah memohon kepada Allah. Mungkin nanti akan ada yang dikabulkan diantara doa-doa tersebut."Ingat Salwa, kamu manusia yang dipilih Allah untuk menjalani ini semua. Karena Allah ingin meninggikan derajatmu jika bisa melaluinya dengan baik, tidak berputus asa dari rahmat-Nya.
"Ayo kita salat Maghrib Bu."Ujar Aslam menyelingi cerita ayuknya. Ibu beranjak dari meja makan membawa piring kotor ke dapur. Kemudian bersiap untuk salat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar