Setelah menolak tawaran Vani untuk libur bersama di rumahnya. Salwa menghabiskan masa liburan bersama beberapa teman dari luar daerah di asrama putri ini. Mereka masak sendiri, karena tukang masak yang biasa bertugas juga ikut libur dan tentunya pulang ke rumah keluarga. Jadi dua hari sekali mereka harus keluar gerbang untuk menunggu penjual sayur yang lewat. Urusan masak mereka melakukan bersama saling bahu membahu. Masakan sederhana yang bergizi tentunya, agar kesehatan tetap terjaga. Libur bukan berarti membaca buku juga libur. Ini kesempatan emas untuk membaca diktat semester depan agar punya bekal saat dosen menjelaskan. Suasana sepi penghuni seperti ini sangat cocok untuk fokus belajar. Tok tok tok ... .

Suara pintu kamar Salwa ada yang mengetuk dari luar. Salwa bangkit dari meja belajarnya dan membuka pintu. "Ada apa Sel?"Ketika ia lihat Sella berada di depan pintu kamarnya.

"Ini wa, barusan aku dapat kiriman paket barang dari kampung."Ujar Sella sambil memberikan bungkusan hitam kepada Salwa.

"Oh ya, terimakasih ya Sel, kamu enggak masuk dulu ni."Tawar Salwa kepada Sella.

"Enggak usah, karena aku mau mengabari orang tuaku bahwa kirimannya sudah sampai."ujar Sella seraya membalikkan tubuhnya untuk berlalu.

"Alhamdulillah ada teman ngemil ni untuk belajar."gumam Salwa dalam hati sambil melangkah menuju meja belajarnya.

Punya teman-teman yang baik terkadang bisa menjadi obat bagi Salwa untuk tetap bertahan di sini. Saling berbagi dan peduli satu sama yang lainnya.