AWAS BAHAYA BANJIR MENGANCAM
Oleh : Nefrizal, S.Pd
Guru SMK Negeri 1 Tanjung Raya
Dimulai dari Bulan September, akhir-akhir ini sudah sering hari hujan pertanda akan dimulainya musim hujan di tahun 2020. Oleh karena itu mulai sekarang kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi musim hujan ini. Daerah-daerah yang rawan banjir di musim hujan agar bersiap-siap untuk mengelola kelebihan air ini. Bukan saja air yang turun dari langit akan tetapi juga air kiriman dari daerah yang lebih tinggi.
Persoalan banjir buka saja persoalan musim tetapi juga adalah persoalan budaya atau karakter bangsa. Kita sudah banyak mengetahui penyebab banjir yang terjadi tetapi kita selalu abai dan terlena karena belum terjadi banjir. Budaya masyarakat kita yang sulit dirubah seperti membuang sampah kesungai, ke kali atu ke selokan. Sepertinya jika sampah sudah lenyap dari pandangan mata kita persoalan sampah sudah selesai. Kita tidak menyadari bahwa sampah yang kita buang kesungai atau kali itu akan membawa petaka dan bencana baru untuk daerah aliran sungai yang lebih rendah. Persoalan banjir dikota adalah akibat dari budaya masyarakat yang tinggal di tepi sungai atau daerah aliran sungai (DAS).
Lain lagi persoalan banjir di daerah atau perkampungan banjir di daerah ini sering kali terjadi akibat penebangan hutan sembarangan. Hutan yang menjadi peredam curah hujan yang tinggi tidak berfungsi lagi sehingga air langsung mengalir ke aliran sungai akibatnya sungai meluap karena kelebihan daya tampungnya. Lihat saja kasus penebangan liar hutan, pembukaan lahan perkebunan yang ekstrim. Contoh hutan sumatera yang dibuka untuk dijadikan lahan perkebunan sawit secara besar-besaran. Eksploitasi lahan dan hutan ini tidak saja akan berdampak pada manusia seperti banjir bandang, tanah longsor tetapi juga pada makhluk hidup yang lain seperti binatang dan satwa yang dilindungi seperti harimau dan gajah sumatera. Pembukaan hutan akan menghancurkan habitat satwa yang dilindungi tersebut.
Dalam kurun Januari hingga Agustus 2020, BNPB mengidentifikasi 1.927 kejadian bencana alam. Dari jumlah tersebut, 99 persen merupakan bencana hidrometerologi, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, angin puting beliung dan kekeringan. Jumlah kejadian bencana tersebut mengakibatkan 290 orang meninggal dunia dan hilang, 421 mengalami luka-luka dan 3,8 juta mengungsi. Banjir mengakibatkan kerugian pada sektor perumahan rumah hingga ratusan ribu unit, dengan rincian rusak berat 4.581 unit, rusak sedang 2.784, rusak ringan 9.833 dan terendam 540.739. Sedangkan infrastuktur fasilitas umum, kerusakan fasilitas pendidikan 496 unit, peribadatan 581, kesehatan 112, perkantoran 109 dan jembatan 299," ujarnya dalam siaran pers, Senin (31/8/2020).(cnbcindonesia).
Bagaimana kita mempersiapkan diri untuk menghadapi musim hujan ini. BNPB menghimbau warga agar selalu waspada kan setiap bencana yang terjadi apalagi di masa pandemi ini. Warga diharapkan melakukan pola hidup bersih dan menjaga lingkungan. Untuk daerah perkotaan agar warga membuat daerah resapan air. Jangan semua lahan ditutupi dengan beton atau aspal. Karena daerah resapan air berguna untuk menyerap air ketika terjadi musim hujan. Selain itu penebangan liar harus dicegah sedini mungkin agar hutan dapat berfungsi maksimal ketika musim hujan. Warga dihimbau untuk peduli dengan lingkungan sekitarnya seperti bergotong royong membersihkan selokan air dan kali. Lakukan pengerukan selokan atau kali agar daya tampungnya maksimal dan lancar. Tentu saja perubahan prilaku masyarakat yang tinggal di daerah tepi sungai atau kali yang suka membuang sampahnya kesungai harus dirubah. Biasanya mereka tidak merasakan dampak langsung dari sampah yang mereka buang tetapi masyarakat yang dihilir alran sungailah yang merasakan akibatnya karena akhirnya sampah itu menumpuk di aliran hilir sungai atau daerah yang rendah.
Sebentar lagi musim hujan. Mari kita rubah prilaku kita terhadap lingkungan yang semena-mena. Bencana itu terjadi akibat ulah tangan manusia juga dan akibatnya akan kembali dirasakan oleh manusia. Semoga kita bisa berubah.
Bukittinggi, 5 September 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga tidak ada korban dan kondisi kembali normal. Terima kasih infonya dinda
Tulisan yang sangat bermanfaat di kondisi saat ini. Pameo orang tua kita dahulu seperti biasa di bulan yang akhiran belakangnya ber kita juga harus menyiapkan ember karena mau memasuki musim penghujan..Mudah2n masyarakat bisa lebih memiliki kesadaran dan berkarakter..
Mudah-mudahan pak Arief. Terima kasih sudah berkunjung. Salam literasi.
ulasan yang sangat keren pak. salam sukses selalu
Terima kasih bu. Salam sukses untuk kita semua.