BERKEBUN DIAKHIR PEKAN
Oleh : Nefrizal, S.Pd
Kalau para emak-emak memilih berburu tanaman hias atau bunga dan segala pernak-perniknya seperti media tanam, pupuk atau nutrisi serta pot bunga maka saya memilih untuk berkebun diakhir pekan ini. Berkebun bagi saya bukan sekedar hobi tetapi sudah menjadi kesenangan hati. Kalau untuk menyalurkan hobi sudah jelas, tetapi dengan berkebun ada kepuasan batin yang saya rasakan ketika mengolah tanah, menyemai bibit, memindahkan kebedeng-bedeng tanaman serta merawatnya. Waktu kecil dulu saya sering diajak bapak kekebun untuk merawat tanaman serta memanennya. Kenangan masa kecil itu tumbuh kembali ketika saya kembali hidup dikampung. Walau sempat pergi merantau ke kota selama dua belas tahun. Sejak tahun 2010 saya kembali hidup dikampung.
Waktu kecil dulu saya hanya membantu-bantu bapak berkebun. Mulai dari merawat tanaman sampai memanen hasil kebun semua diajarkan bapak kepada saya. Bapak tidak berharap anak-anaknya menjadi petani juga seperti dia tetapi berkebun katanya adalah keterampilan yang harus dimiliki oleh anak lelaki. Mana tahu suatu saat nanti keterampilan ini diperlukan. Seperti kata-kata orang tua” Kalau indak jadi tuangku jadilah guru, kalau ndak jadilah tukang” maksudnya Jadilah orang yang mempunyai keterampilan dalam hidup ini. Keterampilan itu adalah hard skill anak-anak Minang sebagai bekal dalam merantau dinegeri orang.
Berbekal pengetahuan dan pengalaman diwaktu kecil itu hobi berkebun yang kembali tumbuh disalurkan diakhir pekan karena dari hari senin sampai sabtu sudah sibuk dengan rutinitas di sekolah. Walaupun sebagian siswa masih belajar daring tetapi disekolah saya siswa sudah diperbolehkan mengikuti pembelajaran tatap muka untuk peningkatan praktek. Siswa dibagi menjadi dua yaitu absen ganjil dan genap. Mereka bergantian datang kesekolah untuk pembelajaran praktek saja. Sehinga diakhir pekan saja saya bisa berkebun. Karena sedikitnya waktu untuk berkebun saya memilih tanaman yang gampang pemeliharaannya yaitu jagung dan kacang tanah.
Jagung dan kacang tanah ditanam ditepi-tepi bedengan sedangkan ditengahnya akan ditanami dengan tanaman jahe. Semua tanaman ini tidak “rewel” dan tidak banyak penyakitnya sehingga tidak diperlukan perawatan intensif seperti cabe atau tomat. Sekali sepekan saja kita melakukan perawatannya juga sudah cukup. Pemberian pupuk hanya dua kali ketika jagung sudah 15 hst dan 30 hst. Sedangkan untuk kacang tanah dijadikan tumpang sari dari jagung. Kacang tanah ini adalah jenis tanaman yang berguna untuk menjaga kesuburan tanah yang bisa mengikat nitrogen didalam tanah. Untuk jahe dijadikan tanaman utama ditengah-tengah bedengan. Untuk berkebun saat ini saya tidak menggunakan media plastik penutup bedengan karena jahe merupakan tanaman rimpang yang tumbuh bertunas dan melebar kesampingnya sehingga tidak bisa diperkirankan luas lubang tanamnya.
Alhamdulillah istri pun bisa diajak untuk berkebun. Walaupun istri adalah orang yang suka memasak dan kuliner tetapi karena saya bisa membujuknya maka dia pun ikut membantu membersihkan rumput-rumput pengganggu yanga ada dibedengan. Akhir pekan ini kami habiskan untuk berkebun. Disamping menyalurkan hobi hasilnya juga bisa untuk menambah uang belanja, sisanya untuk pergi umrah. Insya Allah.
Bukittinggi, 25 Oktober 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Suburnya,menghijau,barokah fika
Terima kasih pak. Barakallahu.
Semoga hasil panennya nanti melimpah ya pak, Aamiin. Barakallahu