Nefrizal

Menjadi pembelajar sejati.... Tuliskan apa yang kamu baca, baca apa yang kamu lihat. Lihat apa yang terlihat dan tersurat dengan mata kepala dan mata hati. Nis...

Selengkapnya
Navigasi Web
DENGAN SEMANGAT EMPAT LIMA BELAJAR SEJARAH
Mensyukuri nikmat kemerdekaan RI. Sumber :IPPHOS/Frans Mendoer

DENGAN SEMANGAT EMPAT LIMA BELAJAR SEJARAH

DENGAN SEMANGAT EMPAT LIMA BELAJAR SEJARAH

Oleh : Nefrizal, S.Pd

#TulisanKeenam

#TantanganMenulis17Tulisan

Walaupun saya tidak membidangi sejarah, tetapi belajar sejarah itu sebuah keharusan sehingga kita tidak diomabng ambing oleh sejarah itu sendiri. Berbagai sumber sejarah kita pelajari agar kita mendapatkan informasi yang berimbang. Apa yang terjadi hari ini akan menjadi sejarah esok hari. Dari pelajaran itulah kita mengambil hikmah dan pengalaman. Bahwa pengalaman itu akan sangat berharga ketika pengalaman itu kita pelajari dan analisa dimana dan bagaimananya. Jika hanya menjadi goresan semata maka sejarah kelam dan mencekam pasti akan berulang karena seperti kata pepatah “ sejarah akan terus berulang, pelakunya saja yang akan berganti”.

Untuk menjawab tantangan menulis maka tidak ada cara lain selain membaca untuk mendapatkan ide tulisan. Berbagai macam tulisan dibahas oleh berbagai macam latar penulis sehingga saya dapat mengambil suatu kalimat dengan bahasa saya sendiri untuk diuraikan dalam tulisan saya. Semua tulisan yang ditulis seseorang apakah dia ahli dan pemula tentu sedikit banyaknya didasari oleh latar belakang pendidikan dan sosial budaya serta agama. Dari beberapa tulisan yang saya baca untuk sebuah tema ada beberapa penekanan yang diambil penulis walaupun sumbernya sama.

Hari ini tujuh puluh lima tahun yang lalu saja banyak penulis membuat tulisan seputar hari kemerdekaan Indonesia tetapi dari bahasannya ada perbedaan penekanan yang mereka bahas. Begitulah nantinya berbagai tulisan hari ini akan menjadi sumber sejarah untuk masa yang akan datang. Saya tertarik mengulas siapa penulis sejarah waktu itu dari latar belakang apa dan bagaimana pendidikannya sehingga kita dapat merasakan suasana kebathinan penulis menulis waktu itu. Contohnya saja ketika saya menulis hari ini dihari kemerdekaan RI, seketika itu juga semangat empat lima penulis muncul. Itulah suasana kebathinan penulis yang dirasakan. Terus bagaimana mungkin kita menjadikan penulis asing sebagai sumber referensi kemerdekaan bangsa Indonesia. Penulis asing tidak merasakan suasana kebathinan bangsa Indonesia waktu tanggal 17 Agustus 1945. Perasaan merdeka dari penjajahan yang merupakan perjuangan panjang yang berdarah-darah dari rakyat Indonesia tidak akan mungkin dirasakan oleh bangsa penjajah. Berbeda sekali suasananya.

Kemerdekaan yang bangsa Indonesia dapatkan atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan perjuangan seluruh rakyat Indonesia melalui perjuangan bersenjata dan diplomatik. Kalau bukan atas rahmat Allah rasanya berat kemerdekaan ini untuk diraih. Dengan persenjataan seadanya dan dibawah tekanan politik dunia Internasional rasanya tidak mungkin Indonesia merdeka. Rahmat Allah turun kepada hati pemimpin bangsa agar memproklamirkan kemerdekaan sendiri walaupun dalam tekanan dan harapan dari Jepang. Jepang sudah menjanjikan kemerdekaan untuk Indonesia jika kita mau didikte oleh Jepang. Tetapi pemuda dan kaum pejuang tidak ingin hal itu terjadi. Kemerdekaan ini harus kita raih dengan usaha tangan sendiri.

Dari tulisan sejarah kemerdekaan diatas kalau kita baca dengan spirit jiwa tentunya menjadi penyemangat hidup bagi bangsa Indonesia, begitu besarnya keyakinan pemimpin bangsa akan kebesaran Allah Yang Maha Kuasa. Jika hikmat sejarah ini diwariskan kepada generasi muda tentu nilai-nilai agamis dan spiritual bangsa terjaga dan terpelihara. Jika sejarah ini ditulis oleh seorang sekuler tentu hikmat jiwa spiritual itu tidak digali lebih dalam. Kemerdekaan bagi mereka karena kemampuan pemimpin bangsa memanfaatkan peluang yang ada, tanpa ada pesan moral pembentuk karakter bangsa. Jiwa Patriotisme kita akan bangkit jika sejarah ditulis oleh penulis yang merasakan spirit kemerdekaan itu sendiri.

Bukittinggi, 17 Agustus 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Yuk semangat mengisi kemerdekaan. Salam literasi, Dirgahayu Indonesiaku. Merdeka!

17 Aug
Balas



search

New Post