E REPOT
E REPOT
Oleh : Nefrizal
#pentigraf
#TantanganGurusiana Hari ke-25
Beberapa hari ini Pak Malin sibuk pergi ke sekolah. Pergi pagi pulang malam. Pergi sebelum jam enam pagi pulang sudah jam enam sore. Padahal daerah Pak Malin adalah daerah zona Merah. Zona Merah bukan hanya karena masih dalam wabah pandemi Covid-19, tetapi termasuk zona merah rawan bencana alam tanah longsor dan jalan terban. Jarak sekolah Pak Malin ke rumah lumayan jauh, 44 KM. Belum lagi harus melewati sebuah daerah yang terkenal dengan jalan yang berbelok-belok yaitu Kelok Ampek Puluh Ampek. “Hati-hati Uda” kata Tek Roih melepas keberangkatan Pak Malin ke sekolah. “Jangan lupa telpon ya kalau sudah sampai disekolah!” pinta Tek Roih sedikit khawatir. Selain kondisi Tek Roih yang sedang hamil sekarang juga lagi musim penghujan. Jalan Bukittinggi – Maninjau adalah jalan yang rawan longsor dan tanah terban ketika musim penghujan.
Bismillah, Pak Malin memulai perjalanannya pagi itu. Pak Malin mengendarai motornya dari rumah menuju sekolah. Jika dengan kecepatan rata-rata 40 KM/jam biasanya perjalanan kesekolah Pak Malin bisa ditempuh lebih kurang 1,2 jam. Karena kondisi jalanan yang berbelok-belok kecepatannya harus dikurangi. Kalau hari hujan perjalanan Pak Malin ke sekolah jadi terganggu karena harus berhenti terlebih dahulu. Berjalan dalam kondisi hujan sangat berbahaya bagi sepeda motor selain jarak pandangan terganggu juga jalanan licin.
Sesampainya Pak Malin disekolah, Pak Malin langsung pergi ke labor komputer untuk memulai tugasnya. Ternyata Pak Malin sedang mengerjakan e-rapor. Sekolah Pak Malin sudah mengaplikasikan e-rapor dalam pembuatan rapor. Namanya aplikasi baru tentu perlu beradabtasi untuk mengerjakannya. “Kalau yang namanya electronic rapor ini harusnya bisa dikerjakan secara online kan? Tanya seorang rekan guru Pak Malin. “Coba kita bandingkan ada e-filing, bayar pajak bisa dikerjakan secara online, ada e-banking, bayar ini itu bisa online, tinggal klik langsung deh uangnya sudah transfer” jelas seorang rekan guru yang lain dengan nada kesal. “Yah dasar emak-emak gaptek kalau sudah berhadapan dengan teknologi pasti bawaannya susah..., sulit...kapan majunya” pikir Pak Malin. Tapi benar juga ya pikir Pak Malin lagi, coba kalau e-rapor ini bisa online pasti bisa dikerjakan dirumah. Pasti bisa ditemani Tek Roih untuk mengerjakannya. Aduh kalau yang ini E-Repot mah....
Bukittinggi, 18 Juni 2020
#TantanganGurusiana hari ke-25
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
mantap...lanjut, pak
Terima kasih Pak Tasrif. Salam kenal pak
he..he., bisa dong pak..saya mengerjakan e-raport juga dari rumah lho..bener ini
Iya Pak Eko saya juga mengerjakannya dari rumah tetapi sebagian sekolah masih harus di sekolah pak. Kata teknisinya belum bisa online karena ip nya masih dinamik sering berubah-rubah
Yg repot nyo kalau lampu mati.. server pun mati
Benar buk nova...ada ide juga tuh buk buat nulis e rapor, repotnya kalau listrik mati.he..he. Gara-gara kritik PLN di tulisan sebelumnya, PLN nya marah
Keren tulisannya pak Malin. Salam kenal balik dari MbakLee.
Terima kasih ibuk Lee dia
Ya skrg kita bisa menginput nilai dari rumah.
Semua dibuag repot. Ha ha
e-rapor yang bikin repot ya buk..repot kalau tidak online. Terima kasih buk sudah mampir
hehe...jangan repot ya pak....keren keren....
Terima kasih pak Pujarsono. Salam literasi
Jgn repot pak.... maju terus, semangat.
Sedikit repot itu biasa buk. Terima kasih sudah menemanin bikin rapor anak