Nefrizal

Menjadi pembelajar sejati.... Tuliskan apa yang kamu baca, baca apa yang kamu lihat. Lihat apa yang terlihat dan tersurat dengan mata kepala dan mata hati. Nis...

Selengkapnya
Navigasi Web
HUJAN PANAS
Hujan turun disaat cahaya mentari bersinar terang. Sumber : kompasiana.com

HUJAN PANAS

Oleh : Nefrizal, S.Pd

Pagi hari mentari bersinar cerah secerah senyuman Tek Roih menemani setumpuk cuciannya yang sudah dibilas dalam dua buah keranjang penuh. Dia berharap hari yang cerah ini sampai sore agar cuciannya kering melinting. Dan ketika sore nanti sudah siap digilas setrika listrik agar rapi mewangi. Maklum hari libur ini bisa menyelesaikan setumpuk demi setumpuk pekerjaan rumah yang sudah mengantri untuk disentuh. Ketika dia memulai menjemurkan pakaian senam, terbayang kejadian lucu disekolah Sabtu kemaren. Tek Roih tersipu malu. Tetapi ketika dia menjemurkan pakaian kemeja Pak Malin dia terbayang foto Pak Malin bersama-sama rekan gurunya disekolah Walaupun rekan guru tetapi hati Tek Roih pun cemburu. Hatinya sedih tetapi dihapusnya dengan luapan emosi yang meledak-ledak ketika menjemurkan pakaian.

Mentari pun membalas tersenyum malu-malu. Beberapa saat bersinar cerah tetapi setelah itu gerimis pun turun semakin lama semakin deras. Beberapa saat setelah itu mentari kembali dengan garangnya bersinar mengusir hujan yang semakin mengering. Tetapi diujung sana awan mendung masih bergelayut manja menemani mentari siang. Tak lama berselang hujan kembali turun dengan derasnya terbawa angin yang berhembus dari arah barat disaat cahaya mentari masih terasa hangat. Kata orang tua-tua ini namanya hujan panas. tak baik berlama-lama diluar rumah banyak penyakit yang bisa datang.

Akhirnya Tek Roih yang kelimpungan dibuatnya karena ketika terdengar gemuruh hujan diatas atap seng rumahnya seperti gemuruh barisan tentara yang sedang menyerbu kemedan pertempuran. Tek Roih pun berlari ketempat jemuran kain mengemasi cucian yang belum kering. Cucian itu pun dihamparkan disebuah ruangan dekat garasi kendaraan. Setelah beberapa saat mentari kembali bersinar garang. Terbetik pula untuk menjemurkannya kembali ke tempat jemuran. Beberapa saat setelah itu gerimis pun mengundang hujan. Akhirnya dia kembali mengemasi jemuran dan mengalah. Sepertinya cuaca hari ini seperti hatinya, tidak bersahabat. Hujan panas.

Bukittinggi, 28 September 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen pentigrafnya, Pak. Sukses selalu. Salam literasi

28 Sep
Balas

Kasihan ya kena hujan panas ..... mantap pentigraf nya pak Nefrizal. Salam sukses selalu

29 Sep
Balas

Tulisan yg sangat bermanfaat. Sukses terus ya pak

29 Sep
Balas

Kasian bolak balik tek Roih.... Pentigraf keren... Salam sukses salam literasi

29 Sep
Balas

Kasihan Tek Roih bolak balik ke jemuran kain ... memang sekarang musim hujan panas. ..keren pak

29 Sep
Balas

Apik pentigrafnya,pak...salam sukses

29 Sep
Balas

Kasihan Bana Jo Tek Roih ko, maen kucing- kucingan jo Cuaco. Mambuek Tek Roih bongih..

28 Sep
Balas

Keren Pak pentigrafnya. Sehat dan sukses selalu buat Bapak

29 Sep
Balas

Luar biasa mmg tek roih ni, tapi mohon dimaklumi kondisi hati tek roih ya pak malin.... Salam Semangat

29 Sep
Balas

Tulisan yang informatif Pak, selalu semangat dalam berkarya .. Salam Literasi.

28 Sep
Balas



search

New Post