KETERGANTUNGAN KITA PADA TELEKOMUNIKASI

Oleh : Nefrizal, S.Pd

Guru SMK Negeri 1 Tanjung Raya

Kabupaten Agam Sumatera Barat

#TantanganGuruSiana hari ke-80

Hari ini ketergatungan masyarakat pada telekomunikasi sangat tinggi apalagi ketika dilanda wabah pandemi Covid-19. Ketika semua orang terhalang untuk bepergian keluar rumah tetapi siapa yang bisa melarang manusia untuk melanglang buana di dunaia maya, berselancar di lautan luas dunia. Ketika jarak memisahkan manusia yang terkurung oleh tembok rumah untuk pergi ke rumah makan dan restoran dengan telekomunikasi semua hidangan restoran sudah sampai kerumah-rumah. Lebih hebatnya lagi ketika pertemuan kantor dan seminar sudah ada diruang-ruang keluarga dirumah kita. Bekerja dari rumah atau belajar dari rumah sangat memerlukan sekali yang namanya sarana prasarana telekomunikasi.

Telekomunikasi bisa berjalan dengan lancar jika jaringan telekomunikasi itu juga baik dan terjamin. PT. Telekomunikasi Indonesia (PT. Telkom) sebagai BUMN yang bergerak dibidang pelayanan telekomunikasi di Indonesia merupakan perusahaan yang sangat strategis memegang peranan baik buruknya layanan dan jaringan telekomunikasi di Indonesia. Untuk sebuah jaringan telekomunikasi dari pelanggan ke pelangan lain menggunakan beberapa macam jalur. Pertama, dari HP pelanggan diteruskan ke BTS (Base Transceiver Station). Dari BTS ini komunikasi diteruskan ke BTS terdekat dengan nomor panggilan untuk disambungkan ke penerima. Untuk pengiriman data berupa teks, gambar dan video juga serupa dengan pengiriman dan penerimaan suara di handphone. Dengan sangat vitalnya fungsi sebuah BTS, Telkomsel hingga saat ini telah hadir melayani lebih dari 170 juta pelanggan dengan infrastruktur jaringan lebih dari 209.000 BTS yang menjangkau lebih dari 95% wilayah populasi Indonesia, hingga ke wilayah terdalam, pulau terdepan, dan wilayah perbatasan negara. Direncanakan PT. Telkom akan menargetkan membangun 23.000 BTS 4G LTE baru sampai akhir tahun 2020 ini.

PT. Telkom Indonesia bersama Singapura Telecomunication (Sing Tel) merupakan pemilik saham terbesar dari PT. Telekomunikasi Indonesia Seluler (Telkomsel) meraih keuntungan besar dari perkembangan jaringan telekomunikasi di Indonesia. Selama pandemi Covid-19 ini penerimaan pendapatan telkomsel meningkat dari tahun 2019. Dari sisi pendapatan, jumlah pendapatan data Telkomsel pada kuartal II/2020 tumbuh 1,30 persen dibandingkan dengan kuartal I/2020. Telkomsel mencatat pendapatan dari layanan data senilai Rp16,03 triliun. Sementara itu, dari sisi pendapatan layanan legacy (layanan suara dan SMS) jumlah turun menjadi Rp15,90 persen menjadi Rp5,54 triliun. Secara keseluruhan total pendapatan yang dibukukan Telkomsel pada kuartal II/2020 lebih kecil 3,70 persen dibandingkan dengan kuartal I/2020 yang mencapai nilai Rp22,42 triliun (sumber teknologi.bisnis.com)

Dari pertumbuhan pendapatan telkomsel ini dapat membuktikan bahwa ketergantungan kita kepada telekomunikasi semakin meningkat dan sayangnya pemilik saham dari industri telekomunikasi Indonesia ini dimiliki oleh asing dan aseng. Semoga janji Presiden Jokowi untuk membeli kembali Indosat sebagai provider telekomunikasi kedua terbesar di Indonesia dapat terwujud sehingga kemerdekaan telekomunikasi rakyat Indonesia dapat kembali. Bayangkan saja kalau Singapura melakukan “kudeta” terhadap jaringan telekomunikasi Indonesia. Negara Indonesia yang besar ini bisa kolaps dengan bermasalahnya jaringan telekomunikasi.

Bukittinggi, 12 Agustus 2020