Nefrizal

Menjadi pembelajar sejati.... Tuliskan apa yang kamu baca, baca apa yang kamu lihat. Lihat apa yang terlihat dan tersurat dengan mata kepala dan mata hati. Nis...

Selengkapnya
Navigasi Web
KETERLIBATAN AYAH DALAM PENGASUHAN ANAK PEREMPUAN
ayah dan anak gadis kecilnya

KETERLIBATAN AYAH DALAM PENGASUHAN ANAK PEREMPUAN

Oleh : Nefrizal, S.Pd

Sosok ayah dalam paradigma berpikir seorang suami dalam rumah tangga adalah sosok yang bertanggung jawab mencari nafkah. Pergi bekerja dipagi hari dan pulang di sore hari. Paradgma berpikir bahwa ayah bekerja membanting tulang untuk menafkahi keluarga, istri dan anak-anaknya. Sudah cukuplah ayah sebagai pencari ekonomi dan setelah kembali pulang kerumah akan beristirahat dan mengambil energi untuk kembali bekerja di pagi berikutnya. Demikian pula sosok ibu bertanggung jawab penuh dengan urusan kerumah tanggaan. Dimulai dari dapur sumur dan kasur. Untuk mengurus segala urusan domestik adalah tanggung jawab penuh ibu.

Sebenarnya tidak salah juga terbentuk pola pikir seperti itu. Yang salah adalah tidak adanya pembagian yang proporsional antara suami dan istri dalam keluarga. Jika ayah sibuk bekerja diluar rumah dan ibu pun sibuk bekerja didalam rumah. Padahal hari ini kita lihat sosok ibu juga terjun membantu suami bekerja memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Apakah ini salah juga? Tidak sepenuhnya juga bisa disalahkan karena wanita juga perlu menunjukkan eksistensinya sepanjang pekerjaannya dalam membantu perekonomian keluarga tidak mengabaikan perannya dalam urusan domestik rumah tangga. Yang salah mungkin misalnya istri menolak untuk mempunyai anak lantaran kesibukannya untuk mencapai karir dalam pekerjaan yang ditekuninya. Lantaran pekerjaan yang ditekuninya sekarang sudah dirintisnya semenjak belum berkeluarga. Setelah bekeluarga pun suami tidak melarang istri untuk bekerja. Istri berdalih dia berkerja untuk membantu orang tua dan adik-adiknya. Apalagi kalau istri adalah anak tertua dalam keluarganya yang menjadi tumpuan bagi adik-adiknya.

Sangat penting bagi pasangan untuk mendiskusikan semua keputusan yang diambil apakah istri tetap bekerja atau berhenti dalam mengasuh anak-anak. Sekiranya suami merasa sanggup untuk menjadi tumpuan utama ekonomi keluarga tidaklah mengapa istri hanya mengurus anak-anak dirumah saja. Kalau dihitung-hitung secara kebermanfaatan akan lebih banyak manfaatnya istri dirumah yang mengasuh anak-anak dari pada dititipkan di tempat penitipan anak. Apalagi sekarang dimasa pandemi maka istri lebih baik dirumah untuk merawat anak-anak karena anak belajar dari rumah.

Apakah setelah istri atau ibu dirumah merawat dan mendidik anak-anak maka ayah atau suami terbebas dari pengasuhan? Jawabnya tidak. Sosok ayah sangat dibutuhkan oleh anak-anak untuk membentuk kepribadian teguh dan kuat dalam menghadapi kehidupannya dimasa yang akan datang apalagi bagi anak perempuan. Anak perempuan akan menemukan sosok lelaki pertama dalam hidupnya. Ayah adalah figur lelaki idaman bagi dirinya. Sifat maskulinnya akan terbentuk oleh didikan ayah. Adalakalanya anak perempuan harus menunjukkkan sikap tegar dan kerasnya nanti disuatu saat. Sikap itu dipelajarinya dari ayah yang merupakan lelaki pertama yang ia kenal dalam hidupnya. Dan begitu pulalah bagi anak laki-laki. Sosok ibu adalah sosok wanita pertama yang ia kenal dalam hidupnya. Sifat feminismenya pun tumbuh karena kedekatan anak laki-laki dengan ibunya. Semua sifat-sifat itu dibutuhkan anak-anak dalam proporsi yang seimbang.

Oleh karena itu seorang ayah haruslah mengubah paradigma berpikirnya bahwa dia harus terlibat dalam pengasuhan anak. Anak laki-laki maupun anak perempuan butuh sosok ayah dalam tumbuh kembang kepribadiannya. Ayah merupakan sosok yang akan mengajarkan anak-anak tentang ketegaran dan perjuangan. Dalam Al-quran diceritakan lebih banyak sosok ayah yang menjadi pendidik anak-anak sholeh dan sholehah. Dicontohkan oleh Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Zakariya dan Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad pun diasuh oleh sosok lelaki yaitu kakek dan pamannya sehingga walaupun dalam keadaan yatim dari lahirnya beliau masih merasakan pendidikan dari sosok laki-laki.

Begitu juga kisah Lukmanul Hakim yang mendidik anak-anaknya dengan pendidikan akhlak dan karakter sejak kecil. Sosok-sosok ayah inilah yang menjadi pendidik peradaban disamping pengasuhan ibu kepada anak-anaknya. Kedua karakter ayah dan ibu sangat dibutuhkan anak dalam kesempurnaan usianya mencapai akil dan balig. Akil adalah kematangan anak dalam emosional dan berpikir dan balig adalah kematangan perkembangan fisik dan biologisnya. Keduanya harus seimbang dan menyatu.

Kita merasakan sekarang ini semakin kekinian anak-anak lebih cepat balig daripada akilnya sehingga anak yang sudah berusia dua puluh tahun masih ada yang berpikirnya masih anak kecil, cengeng dan emosional padahal dari jasad biologisnya dia sudah sangat dewasa sekali. Ketertinggalan usia akil dengan balig ini karena dipengaruhi faktor makanan dan lingkungan. Dari segi pendidikan anak masih merasa kecil dan belum sanggup menerima beban tanggung jawab menjadi orang dewasa. Maka keterlibatan sosok ayah adalah sebuah keharusan dalam pengasuhan. Jangan sampai negeri ini menjadi negeri yang anak-anaknya fatherless, kehilangan sosok ayah dalam perkembangannya.

Ayah pulanglah, didiklah anak perempuanmu yang akan menjadi ibu peradaban bangsa dan umat. Anak perempuanmu butuh belaian dari seorang ayah. Anak perempuanmu ingin mengenal sosok lelaki pertama dalam hidupnya itu darimu. Sehingga tidak salah Nabi Muhammad SAW bersabda ““Barangsiapa yang diberi cobaan sesuatu karena anak-anak perempuan seperti itu, lalu ia berbuat baik kepada mereka maka anak-anak perempuan tersebut akan menjadi penghalang untuknya dari siksa neraka.” (HR. Bukhari no. 5995 dan Muslim no. 2629)

Bukittinggi, 4 Oktober 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ulasannya pak ..semoga kita bisa mendidik anak dg baik...apalagi anak perempuan zaman kini memang agak susah mendidiknya...pengaruh zaman mungkin.

05 Oct
Balas

Benar sekali pak . Pengaruh lingkungan ini dan disrupsi informasi.

05 Oct

Setuju bgttt utk ulasannya .. keren

07 Oct
Balas

Semoga bisa jadi abi idola abi terbaik buat anak2 gadisnya, bimbing anak gadismu menuju surga dunia dan akhirat.Aamiin

05 Oct
Balas

Insya Allah bu. Siap. Terima kasih atas masukannya.

05 Oct

Mantap pak, tulisan jen...Ayah pulanglah, didiklah anak perempuanmu yang akan menjadi ibu peradaban bangsa dan umat. Anak perempuanmu butuh belaian dari seorang ayah..Setuju ayah n bunda harus bekerjasama seiring sepemikiran dlm mendidik putra putrinya, jgn smo ada yg mendominasi n melemahkan yg satunya krn akan membuat anak bimbang n tertekan...sukses sll nggih

05 Oct
Balas

Terima kasih ibu. Salam sukses buat kita semua.

05 Oct



search

New Post