MENANAM NILAI DI PARAK
#TantanganGurusiana Hari Ke-13
Parak merupakan Bahasa Minang, yang dalam Bahasa Indonesia berarti kebun atau ladang. Parak merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris Park yang artinya taman. Dalam Cambridge Dictionary Park is a large area of land with grass and trees, usually surrounded by fences or walls, and specially arranged so that people can walk in it for pleasure or children can play in it. Dapat diartikan sebidang tanah yang luas dengan rumput dan pohon, biasanya dikelilingi pagar atau dinding, dan diatur secara khusus sehingga orang dapat berjalan di dalamnya untuk kesenangan atau anak-anak dapat bermain di dalamnya.
Yah tepat sekali. Mari kita ke Parak karena disana banyak rumput, pohon, dapat berjalan dan bermain-main. Itulah Parak saya dimana Parak bukan saja saya tanami dengan sayur-sayuran, pohon dan tumbuhan lain tetapi tempat bermain yang menyenangkan bagi anak-anak saya. Sedari kecil sampai sekarang saya selalu ajak untuk berjalan-jalan ke Parak. Melihat-lihat tanaman yang saya tanam dan rawat sambil sesekali memberikan nasehat kehidupan kepadanya. Senang juga melihat anak-anak berlarian diantara petak-petak/ bedengan Parak.
Bagi orang Minang ada tiga tempat keramat yaitu ; Surau, Lapau dan Dangau. Ini adalah tiga tempat pembentukan karakter anak Minang Tempoe Doeloe. Surau atau mushalla adalah tempat menempa iman, akidah dan ibadah, disamping juga sehabis mengaji sebagai tempat basilek. Lapau adalah tempat mengasah jiwa dan ilmu perdagangan. Selain itu juga tempat berlatih bersilat lidah/petatah petitih. Sedangkan Dangau tempat berguru ilmu pertukangan dan pertanian. Dangau inilah yang erat kaitannya dengan Parak tadi. Sebuah Parak pasti memiliki sebuah Dangau untuk berteduh dan beristrahat. Didangau itulah nantinya ketika beristirahat menjadi tempat berdiskusi, bercerita dan berbagi pengalaman.
Dengan berbekal tiga tempat tadi jika kita maknai lebih dalam merupakan tempat pembentukan karakter sikap, pengetahuan dan keterampilan yang paripurna. Tidak ada dikotomi antara sikap, pengetahuan dan keterampilan. Seperti sekarang yang kita lihat seorang yang baik ibadahnya, pengetahuannya luas tetapi tidak terampil. Atau sebaliknya pengetahuannya hebat, terampil tapi kurang iman dan tidak jujur.
Terus bagaimanakah dengan sekarang apakah hal ini masih relevan dengan perkembangan teknologi dan informasi? Jawabnya masih. Tentu bukan Surau, Lapau atau Dangaunya yang menjadi pedoman tetapi nilai-nilai yang ditanamkan itu yang penting. Mungkin anak sekarang tidak Lalok di Surau lagi karena dirumahnya sudah ada kamar sendiri. Tetapi tetap menyuruh anak belajar mengaji dan beladiri. Mungkin tidak menyuruh anak pergi Maota ka Lapau lagi, tetapi tetap mengajarkan anak berdagang dan jual beli. Mungkin tidak menyuruh anak Baraja di Dangau lagi tetapi tetap membimbing anak menggunakan teknologi zaman kini.
Anak seumpama tanah dikebun, diladang atau di Parak hasilnya sebagaimana orang tua menanamnya. Apa yang ditanam oleh orang tua keanak-anaknya begitulah nanti hasilnya. Orang tua menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak-anaknya. Dirawat dan dipupuk maka hasilnya anaknya akan mempunyai nilai-nilai kebaikan tersebut. Parak perlu diberi pagar agar tanaman yang tumbuh disana terpelihara. Begitu juga anak-anak kita yang baru tumbuh dan berkembang perlu diberi perlindungan diri. Dan pelindung diri yang baik bagi mereka adalah Iman dan takwa. Tanamkanlah keimanan dan ketakwaan itu sedari kecil karena akan menjadi daya imunitas bagi mereka ketika pergi jauh dari orang tua, merantau. Anak-anak Minang adalah anak-anak perantau. Rantau adalah tempat mereka berkembang dan menambah ilmu pengetahuan. Sampai suatu hari nanti kembali ke ranah bundo untuk mengabdikan diri.
Bukittinggi, 6 Juni 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Artikel bagus dengan sentuhan religi dalam tausiyah yg tersirat..lanjut pak berkaryanya
terima kasih pak Eko....
Terimakasih infonya.. menambah wawasan banget ini
terima kasih sudah berkunjung buk
Banyak nilai-nilai yg bisa di ambil..Mantap tulisan nya..
terima kasih pak arief
Keren pak...semangat terus menulisnya
terima kasih buk
terima kasih buk
Wah mantap pak,terus berkarya,ditunggu tulisan selanjutnya,jangan lupa follow akun saya
ok pak jofa salam kenal, salam literasi