Oleh : Nefrizal, S.Pd

Sejak dunia dilanda pandemi dan wabah Corona atau Coid-19 ini maka sejak itu juga banyak usaha yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan viru ini ditubuh manusia. Ada beberapa test yang dilakukan untuk mendeteksi virus corona ini yaitu rapid test, polymerase chain reaction (PCR) atau test swab.

Dikarenakan penulis akan mengikuti pelatihan praktek untuk guru SMK hebat yang merupakan kelanjutan dari kegiatan moda daring yang sudah selesai dilaksanakan di bulan September kemaren, maka salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah calon peserta harus melakukan rapid test di rumah sakit. Pelatihan ini akan dilaksanakan di SMK N 5 Padang selama lima hari, dari tanggal 18 sampai dengan 22 Oktober 2020. 

Melihat persyaratan tersebut maka penulis langsung mencari beberapa referensi tentang apa itu rapid test. Rapid test yang banyak beredar saat ini adalah metode untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona. Antibodi ini akan dibentuk oleh tubuh bila ada paparan virus Corona. Dengan kata lain, bila antibodi ini terdeteksi di dalam tubuh seseorang, artinya tubuh orang tersebut pernah terpapar atau dimasuki oleh virus Corona.

Tes yang dapat memastikan apakah seseorang positif terinfeksi virus Corona sejauh ini hanyalah pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR). Pemeriksaan ini bisa mendeteksi langsung keberadaan virus Corona, bukan melalui ada tidaknya antibodi terhadap virus ini. (alodokter.com)

Apa Perbedaannya Rapid Test, Swab, dan PCR?

Dari penjelasan tentang apa itu rapid test, dan PCR di atas, bisa diketahui perbedaannya seperti terangkum berikut ini:

Apa yang diambil ?

Rapid test : sampel darah dengan tusuk jari atau darah dari vena

Swab-PCR : sampel dari rongga nasofaring dan atau orofarings

Bagaimana prosedurnya ?

Rapid test : Sederhana dan lebih cepat

Swab-PCR : Lebih rumit dan memakan waktu

Apa hasilnya ?

Rapid test : reaktif atau non reaktif

Swab-PCR : positif atau negatif

Baik rapid test maupun PCR memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Keduanya bisa dipakai dalam rangka diagnosis Covid-19. Rapid test direkomendasikan bagi masyarakat untuk tes skrining yang hendak secara mandiri mengetahui kondisinya terkait dengan Covid-19. Terlebih saat ini banyak rumah sakit yang sudah mampu memberikan pelayanan rapid test secara komprehensif dan praktis. (primayahospital.com)

Jadilah hari ini penulis mengikuti rapid test di rumah sakit tentara (RST) Bukittinggi. Prosedurnya tidak terlalu sulit. Setelah penulis melapor ke laboratorium untuk rapid test maka petugas labor meminta KTP asli untuk difotokopi dan dijadikan data base untuk data hasil rapid test selain diminta nomor hand phone juga. Setelah beberapa menit penulis dipersilahkan untuk duduk dan diambil darah dari ujung jari tangan kanan. Darah penulis diteteskan kesebuah alat pengecek darah. Lebih kurang 30 menit menunggu hasil test penulis keluar dan diberikan oleh petugas labor dengan dua lembar surat keterangan hasil pemeriksaan dan sebuah kwitansi biaya rapid test. Untuk biaya rapid test ini penulis mengeluarkan dana 120 ribu rupiah. Biaya ini telah turun dari sebelumnya 150 ribu rupiah. Alhamdulillah hasil rapid test penulis non reaktif. Walaupun ini masih berupa rapid test yang ke akuratannya dinyatakan baru 18 % tetapi setidaknya penulis dalam kondisi sehat wal’afiat. Aamiin. Semoga kita dihindari dari paparan wabah ini dalam beraktifitas.

Bukittinggi, 17 Oktober 2020