PJJ DAN MASA DEPAN GENERASI BANGSA (Hari ke-76)
PJJ DAN MASA DEPAN GENERASI BANGSA (Hari ke-76)
Oleh : Nefrizal, S.Pd
Guru SMK Negeri 1 Tanjung Raya
Kabupaten Agam Sumatera Barat
#TantanganGuruSiana hari ke-76
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pasti akan mempunyai dampak secara langsung dan tidak langsung. Banyak faktor yang menyebabkan dampak buruknya besar atau kecil. Jika PJJ ini akan berlangsung lama maka serta merta akan menimbulkan dampak negatif yang cukup besar. Seperti dikutip dari Kompas TV Mendikbud Nadiem Anwar Makarim menyebutkan bahwa dampak PJJ adalah pertama, kelangsungan belajar mengajar tidak dilakukan disekolah berpotensi menimbulkan ancaman putus sekolah. Sebab, anak terpaksa harus bekerja untuk membantu keuangan keluarga ditengah terjadinya krisis pandemi Covid-19. Orang tua melihat peranan sekolah berubah dalam proses belajar mengajar karena tidak dilakukan secara tatap muka. Kesiapan orang tua untuk mengajar dan membimbing anak untuk belajar tidak bisa digantikan oleh orang tua di rumah karena orang tua harus bekerja juga memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Sementara pembelajaran daring ini menimbulkan biaya tambahan seperti pembelian HP android dan paket internet.
Dampak kedua yang terasa adalah berpotensi menurunkan capaian belajar. Karena kesenjangan akses dan kualitas selama pembelajaran jarak jauh. Siswa yang mudah mengakses internet mudah pula mengakses pembelajaran yang diberikan guru akan tetapi siswa yang mengalami kendala mengakses internet tentu terkendala juga mengakses materi pembelajaran daring. Tidak semua siswa paham dengan metode pembelajaran daring ini. Sedangkan dengan tatap muka saja siswa ada yang kurang paham dengan penjelasan guru apa lagi dengan pembelajaran jarak jauh. Hal ini lama kelamaan bisa mengakibatkan resiko learning loss. Sebuah studi menyebutkan bahwa pembelajaran tatap muka dikelas menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik dibandingkan dengan PJJ. Jelas ini terasa sekali karena faktanya begitu. Secara capaian kedalaman materi siswa menunjukkan grafik penurunan tetapi pencapaian penguasaan teknologi IT bagi siswa menunjukkan grafik yang meningkat.
Dampak yang paling parah dari PJJ ini sambung Mendikbud adalah terjadinya kekerasan pada anak dan resiko eksternal. Anak mengalami kekerasan dirumah yang tidak terdeteksi oleh guru. Stres anak karena kebosanan belajar daring dan tidak bertemu teman, kekerasan dair orang tua yang tidak memahami metode pembelajaran. Semua hal ini akan berdampak pada psikologis anak. Dampak eksternal dari PJJ ini adalah anak tidak terkontrol oleh orang tua terutama pergaulan dan akhlaknya. Hal ini bisa berdampak pada meningkatkan pergaulan bebas anak, kehamilan pada remaja dan eksploitasi anak terutama perempuan. Selain itu disiplin anak dalam belajar jauh menurun karena tidak ada yang mengawasi anak dalam belajar di rumah ketika orang tuanya keluar rumah untuk bekerja. Kompleksitasnya masalah yang ditimbulkan dari PJJ ini pemerintah melalui Kemendikbud mengeluarkan dua kebijakan baru.
Pertama, perluasan pembelajaran tatap muka untuk wilayah zona kuning, artinya pembelajaran tatap muka diperbolehkan untuk semua jenjang pendidikan yang berada di zona hijau dan kuning. Tentunya pelaksanaan ini dengan tetap menjalankan protokol kesehatan dan kesiapan sekolah dalam mempersiapkan sarana dan prasarana kesehatan. Kedua, Kemendikbud mengeluarkan kurikulum darurat. Dimana sekolah diberikan fleksibilitas dalam memilih kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Sekolah pun tidak harus mengikuti kurikulum darurat ini dan bisa juga melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri.
Menyikapi dua kebijakan dari Kemendikbud ini tidak serta merta ini merupakan kabar gembira bagi semua pihak baik orang tua maupun guru dan juga KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia). KPAI masih meragukan kesiapan sekolah untuk melangsungkan pembelajaran tatap muka ini karena dari beberapa daerah yang sudah melaksanakan di zona hijau terpaksa kembali menjalani PJJ karena ada yang terpapar positif Covid-19. Jadi bagaimana keberlanjutan dari kebijakan Kemendikbud ini kita tetap akan pantau terus. Kita juga berharap vaksin anti Covid-19 ini segera dirilis kepada masyarakat yang kabarnya sekarang sedang dalam tahap uji coba. Semoga banyak solusi yang diberikan oleh berbagai pihak agar masa depan generasi penerus bangsa ini tidak learning loss apa lagi lost generation. Semoga.
Bukittinggi, 8 Agustus 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semua merasakan dampak covid 19 ini. Semoga semua cepat berlalu.Aamiin
Amiin. Daerah zona kuning sudah diberikan lampu hijau untuk pembelajaran tatap muka. Tinggal keputusan berada di kepala daerah, sekolah dan orang tua.
Amiin. Daerah zona kuning sudah diberikan lampu hijau untuk pembelajaran tatap muka. Tinggal keputusan berada di kepala daerah, sekolah dan orang tua.
Semoga pandemi nya yg berdamai tdk mengganggu semua nya.... Salam literasi salam kenal salam sukses pa....
Semoga Bu Cucu. Salam sukses buat kita semua.
Semoga aman semuanya
Semoga aman Bu Siti. Salam sehat buat kita semua.