Nefrizal

Menjadi pembelajar sejati.... Tuliskan apa yang kamu baca, baca apa yang kamu lihat. Lihat apa yang terlihat dan tersurat dengan mata kepala dan mata hati. Nis...

Selengkapnya
Navigasi Web
Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4 Budaya Positif
sumber: id.pinterest.com

Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4 Budaya Positif

Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4 Budaya Positif

Oleh : Nefrizal, S.Pd

CGP Angkatan 9 Kota Bukittinggi

Sekolah merupakan lembaga pendidikan tempat tumbuh dan berkembangnya benih-benih kebudayaan. Kebudayaan lahir dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi suatu kebiasaan. Dalam lingkungan kelas dan sekolah hendaknya ditumbuhkembangkan kebiasaan baik yang sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal.

Dengan demikian salah satu tanggung jawab seorang guru adalah bagaimana menciptakan suatu lingkungan positif yang terdiri dari warga sekolah yang saling mendukung, saling belajar, saling berkolaborasi sehingga tercipta kebiasaan-kebiasaan baik, dari kebiasaan-kebiasaan baik akan tumbuh menjadi karakter-karakter baik warga sekolah, dan pada akhirnya karakter-karakter dari kebiasaan-kebiasaan baik akan membentuk sebuah budaya positif.

Unsur utama dalam budaya positif adalah disiplin positif dimana disiplin positif yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara maupun Diane Gossen, yaitu bentuk kontrol diri, yaitu belajar untuk kontrol diri agar dapat mencapai suatu tujuan mulia. Tujuan mulia di sini mengacu pada nilai-nilai atau prinsip-prinsip mulia yang dianut seseorang. Kita namakan nilai-nilai tersebut sebagai nilai-nilai kebajikan (virtues) yang universal. Nilai-nilai kebajikan universal pada pendidikan kita mengacu kepada Profil Pelajar Pancasila yaitu : Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, mandiri, bernalar kritis, berkebinekaan global, bergotong royong dan kreatif.

Selain itu dalam modul 1.4 tentang Budaya Positif kita dapat mempelajari tentang teori motivasi, hukuman, penghargaan dan restitusi, membuat keyakinan kelas, 5 posisi kontrol dan segitiga restitusi akan mengubah kita tentang pola disiplin yang sudah kita terapkan selama ini.

Dari pemaparan materi pada modul 1.4 ini kita dapat membuat refleksi dengan metode 4F ( Fact, Feelings, Findings, Future) atau peristiwa, perasaan, pembelajaran, penerapan kedepan yaitu :

1. Fact (peristiwa)

Selama memahami modul 1.4 tentang budaya positif ini saya mendapatkan pengalaman baru yaitu bagaimana berkolaborasi bersama kepala sekolah, rekan sejawat, sesame CGP dan murid untuk menerapkan pemahaman saya tentang modul 1.4 yaitu : mendiskusikan tentang pelaksanaan budaya positif di kelas dan sekolah. Bagaimana kegiatan ruang kolaborasi saya jalankan bersama rekan sesama CGP dengan diskusi untuk menuntaskan tugas kelompok. Bersama murid-murid saya melaksanakan pembuatan keyakinan kelas yang berbeda dari pengalaman sebelumnya yaitu membuat peraturan kelas. Pengalaman yang sangat berkesannya kolaborasi dengan warga sekolah dalam proses diseminasi/pengimbasan budaya positif di RGA SMK Negeri 1 Bukittinggi. Banyak hal baik yang saya dapatkan dari proses pengimbasan bersama rekan sejawat seperti dapat tampil dan melakukan presentasi dihadapan mereka. Kesulitan yang saya hadapi yaitu merancang kegiatan ini sedemikan rupa agar proses pengimbasan berjalan lancar. Berkat bantuan kepala sekolah saya dan rekan CGP angkatan 9 yang satu sekolah dapat melaluinya dengan sukses.

2. Feelings (perasaan)

Perasaan saya sangat senang sekali setelah memahami modul budaya positif ini karena saya merasakan disiplin yang kita terapkan dikelas dan sekolah tidak berpihak kepada murid seperti filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara. Saya merasa menyesal sudah memberikan hukuman kepada murid saya dengan dalih menegakkan disiplin padahal murid saya tidak akan pernah disiplin kalau tidak datang dari kesadaran dirinya sendiri akan berbuat baik terhadap dirinya. Bersikap disiplin berarti belajar menghargai diri sendiri.

3. Findings (Pembelajaran)

Pembelajaran yang saya dapatkan dari memahami Budaya Positif adalah memberikan restitusi kepada murid agar murid dapat belajar disiplin positif. Membuat keyakinan kelas yang diusulkan sendiri dari murid sehingga murid belajar bertanggung jawab. Setiap permasalahan diusahakan diselesaikan dengan segitiga restitusi dan posisi kontrol pemantau dan manager.

4. Future ( Penerapan)

Penerapan kedepan yaitu dengan melakukan desiminasi kepada rekan-rekan sejawat bagaimana posisi kontrol terbaik bagi guru untuk pembelajaran yang berpihak kepada murid, setelah itu membuat keyakinan kelas bersama-sama murid di kelas sehingga langsung dirasakan oleh murid. Walaupun masih dalam proses pembiasaan untuk membuat keyakinan kelas bersama murid untuk kedepannya di awal semester pembelajaran disosialisasikan ke seluruh rekan sejawat terutama guru wali kelas.

Demikianlah refleksi yang dapat saya paparkan tentang budaya positif. Kritikan dan masukan terhadap refleksi ini sangat saya harapkan. Terima kasih.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post