Oleh : Nefrizal, S.Pd

Selama pandemi ini disekolah Tek Ros setiap hari Sabtu pagi diadakan senam. Senam ini dipandu oleh seorang instruktur senam yang cantik. Senam diikuti oleh seluruh civitas akademika sekolah mulai dari tukang kebun sampai kepala sekolah. Karena dalam berolahraga tidak dianjurkan memakai masker maka yang diatur jaga jarak saja. Senam ini selain melatih keluwesan gerak juga menambah kebahagiaan guru-guru. Bayangkan guru-guru yang tidak biasa senam ketahuan gerakannya yang kaku, sehingga jadi bahan tertawaan.

Sabtu pagi ini yang mendampingi ibu instruktur adalah Pak Udin. Pak Udin termasuk guru senior yang badannya bongsor. Olahraganya selama ini hanya jalan kaki maklum Pak Udin tidak kuat melarikan 85 kg tubuhnya. Jadilah Pak Udin melakukan gerak-gerak kaku didepan guru-guru yang lain. Walaupun begitu Pak Udin tetap semangat. Keringat sudah membanjiri tubuhnya.

Gerakan-gerakan senam mulai melatih kelenturan pinggang dan perut. Tidak ketinggalan otot-otot lengan dan kaki. Ketika gerakan membungkuk dan peregangan pinggang dengan kedua tangan menekan paha sebuah bunyi terdengar dari arah depan. “Preet...” yang membuat pecah ketawa guru-guru dibelakang instruktur. Celana training Pak Udin robek dibagian belakang yang membuat Pak Udin segera keluar barisan.

Bukittinggi, 26 September 2020