#TantanganGurusiana Hari Ke-18

Terhenyak aku disini, diatas kursi tua peninggalan kakek. Mendengar berita ayah sudah tiada. Aku yang baru duduk dikelas dua SMP. Siapa yang akan membiayai penghidupan kami lagi. Siapa yang akan membiayai sekolahku lagi. Sekolahku setengah jalan aku masih kelas dua mau naik ke kelas tiga. Kalau seandainya aku sudah dikelas tiga menunggu detik-detik kelulusanku mungkin galau ini tak sebesar ini. Biarlah aku hanya menamatkan SMP saja tak usah menyambung ke SMA.

Terhenyak aku disini, diatas kursi tua peninggalan kakek. Mendengar berita bahwa kampusku ditutup karena Ketua Yayasan Perguruan Tinggiku terlibat pelanggaran. Ternyata akreditasi Jurusanku akreditasi abal-abal. Tak diurus dengan semestinya ikut aturan dan prosedural. Aku sudah ditingkat dua tinggal setahun lagi wisuda. Mimpi dan impian menjadi diploma tinggal kenangan. Aku sudah setengah jalan. Kemana aku harus mengadu agar asa mencapai padu.

Terhenyak aku disini, diatas kursi tua peninggalan kakek. Sejuta aksara sudah kurangkai tinggal tekan satu klik agar tulisan ini tayang  di gurusiana. Aku lupa..oh sungguh aku lupa bahwa tulisan ini belum terkirim. Kulihat tulisanku masih di simpan dalam draft. Aku sudah di hari tantangan ke sekian. Aku sudah setengah jalan. Impian mendapatkan sertifikat biru tinggal kenangan. Kemana akan kubawa asa yang hampir putus ini. Akhirnya aku terhempas ke lantai. Kursi tua peninggalan kakek tempat aku terhenyak tidak sanggup lagi menahan beban beratku.

Bukittinggi, 11 Juni 2020