Nefrizal

Menjadi pembelajar sejati.... Tuliskan apa yang kamu baca, baca apa yang kamu lihat. Lihat apa yang terlihat dan tersurat dengan mata kepala dan mata hati. Nis...

Selengkapnya
Navigasi Web
TAK KE MEDAN  JIKA TAK KE TOBA  (Bagian 2)

TAK KE MEDAN JIKA TAK KE TOBA (Bagian 2)

#TantanganGurusiana Hari Ke-17

Pelatihan Kompetensi Guru SMK merupakan program PPPPTK BBL Medan yang merupakan salah satu UPT Kemendikbud dalam meningkatkan kompetensi Guru SMK. Program ini adalah program berkelanjutan. Ada beberapa tahap kompetensi yang bisa diikuti oleh Guru SMK seperti penulis. Dimulai dari Kompetensi Dasar Elektronika, Teknik Digital, Instalasi CCTV dan MR Televisi. Peningkatan yang diharapkan adalah dari segi pengetahuan dan keterampilan Guru SMK. Sekembali ke sekolah nanti peserta dapat mengaplikasikannya di sekolah masing-masing.

Hari pertama pelatihan di Medan adalah hari penyesuaian. Penyesuaian udara dan makanan tentunya. Seperti biasa sebuah pelatihan maka prosesi makan prasmanan. Mengambil makanannya antri dan antriannya panjaaang sekali. Bagi rekan-rekan guru yang tak sabaran piring kosongnya sudah berbunyi nyaring dipukul pakai sendok. Persis bunyi perut kosong yang sudah lama tak diisi. Ting..ting teng. Kriuk-kriuk. Riuh sekali bunyi-bunyian ketika prosesi makan. Ah dasar jika guru sama guru ketemu tingkahnya sama kayak anak-anak juga. Seorang rekan guru tidak mampu menghabiskan makanan yang diambilnya Katanya “ gak selera saya makannyaYa iyalah ini kan dinegeri orang masa disamakan dengan kampungmu!” “ Ini masalah rasa kawan”! kata teman-teman dari Padang.

Penulis hanya menghela napas panjang. Huuf...Memang benar kata orang “Hujan emas dinegeri orang, hujan batu dinegeri kita, lebih enak juga dinegeri kita”. Walaupun enak katanya dirantau orang lebih enak juga dikampung sendiri. “Ah...dasar kampungan kamu. Anak manja. Tidak pernah berpisah sama orang tua” bisik penulis. Penulis pernah hidup merantau dinegeri orang setamat sekolah saja sudah merantau dari Bukittinggi ke Padang. Tamat kuliah langsung bekerja disebuah perusahaan elektronika di Cikarang Bekasi. Selama 16 tahun jauh dari orang tua.

Rupanya cerita guru ikut UKG Online terdengar juga ketelinga pejabat PPPPTK BBL Medan. Alhamdulillah pas hari penulis UKG Online adalah tanggal merah juga. Singkat cerita akhirnya penulis bolak balik Medan-Padang-Medan dalam sehari. Dari Medan naik pesawat pagi jam 6 sampai di Padang jam 8 pagi langsung menuju sekolah penulis yang jauhnya 4 jam perjalanan dari bandara. Sesampai disekolah langsung ikut ujian. Satu jam ujian tuntas penulis ishoma dulu kemudian bersiap untuk kembali ke bandara. Sampai dibandara BIM dan naik pesawat jam 6 sore. Lumayan capek, capek dikantong juga tentunya. Tetapi penulis ikhlaskan saja mudah-mudahan ada hikmahnya. Perjalanan panjang yang melelahkan. Jam 11 malam penulis sudah berada kembali di asrama PPPPTK BBL Medan. Besok paginya penulis sudah kembali dikelas bersama peserta yang lain. Seperti tidak ada kejadian saja.

Kembali kerutinitas harian pelatihan jam 8 pagi masuk kelas sampai jam 5 sore baru pulang. Dan itu dijalani selama sepuluh hari full. Pelatihan yang benar-benar meletihkan. Hari terakhir adalah hari ujian. Semua peserta mengikuti uji keterampilan. Alhamdulillah penulis bisa menyelesaikannya dengan baik. Sesudah itu siangnya acara penutupan. Untuk kepulangan peserta kedaerah masing-masing panitia sudah menyiapkan tiket pesawat bagi peserta luar daerah. Plus penggatian ongkos kedatangan dan uang harian.

Rekan guru yang dari Medan bilang Tak ke Medan jika tak ke Toba, Bang”. Maksudnya kurang sah kalau tidak ke Toba dulu sebelum pulang ke daerah masing-masing. Jadilah rekan guru itu tour guide kami ke dananu Toba. Dia yang mencari mobil travel untuk kami. Kami iuran bersama. Ada 3 mobil yang ikut tour ke Dana Toba. Danau Toba itu terlihat sangat indah kalau kita diudara diatas pesawat, tetapi ini melihatnya langsung dan singgah pula ke Samosir, pulau ditengah Danau Toba.

Ternyata jauh juga dari Medan ke Danau Toba hampir 4 jam kami dimobil baru bisa melihat indahnya Danau Toba. Sesampainya di pinggiran Danau Toba kami pun naik perahu motor untuk menyeberang ke Samosir. Tak lama diatas perahu motor kami pun sampai di Tomok, nama daerah di Samosir yang kami singgahi. Daerah wisata yang ramai apa lagi kalau ada pergelaran si Gale-gale banyak wisatawan yang ingin melihatnya. Sampai juga kaki melangkah di Pulau Samosir ini seperti pepatah “ Berlayar sampai ke Pulau, berjalan sampai ke batas” Inilah batas cerita di Medan. Sebuah perjalanan yang menyenangkan. Semoga bermanfaat

Bukittinggi, 10 Juni 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

wow, 11 jam perjalanan, ..gak bisa membayangkan capeknya hanya demi menuntut ilmu..salut pak..ilmu yg barokah..aamin

10 Jun
Balas

Aamiin pak. Terima kasih pak Eko

11 Jun

Kapan ni Dinda ? Dah rindu juga tidur wisma Deli lagi....

10 Jun
Balas

tahun 2013 kanda...sekarang kabarnya wismanya sudah bertingkat lima.

11 Jun

Perjuangan menimba ilmu. Hebat pak. Lanjutkan

11 Jun
Balas

terima kasih buk.

11 Jun

salam kenal dari labusel...

10 Jun
Balas

salam kenal juga buk habibah

11 Jun



search

New Post