Nela Yanti Despan, S.H.,S.Pd

Nama Saya Nelayanti Despan, S.H Lahir di Tanjung Balai, Sumatera Utara pada tahun 1974. Saya lulusan Universitas Muhammadiyah Sumatra Ut...

Selengkapnya
Navigasi Web
'2019, Sang Rindu ( Seulas Senyum untukmu Mama)
Ratu Hatiku

'2019, Sang Rindu ( Seulas Senyum untukmu Mama)

Ratu, salah satu siswiku yang masih duduk di bangku SD Plus Darul Ilmi Murni yang berada di Johor City. Ia merupakan sosok gadis mungil, cantik yang tak lagi memiliki ayah. Sejak ayahnya meninggal, akibat sakit yang dideritanya beberapa waktu yang silam. Laahaulaa, walaaquwwata illaabillahil aliyyil adzim. Innalillahi wainnaailaihi raaji'un. Begitu aku mendapatkan kabar dari grup whatsapp paguyuban orangtua siswa, akupun bersiap-siap untuk melayat ayahnya Ratu. Padahal aku baru pulang dari luar kota, pukul 21.00 WIB malam itu juga aku hadir dirumah duka.

Awal mengenal Ratu saat itu ia diantar sekolah oleh ibunya. Lalu ibunya bertanya kepadaku, bahwa ia seperti mengenalku. Ceritanya ia pernah mengenal seorang guru dari anak tertuanya dengan nama yang sama seperti namaku, namun di luar daerah. Setelah berbincang-bincang, benarlah bahwa anak sulungnya itu mantan murid TK tahun 1999. Waaah, kupikir aku takkan pernah bertemu lagi dengan murid-murid lamaku. Tak kusangka kakaknya Ratu sekarang sudah menyelesaikan kuliahnya.

Malam itu, aku memasuki rumah duka yang lumayan besar. Para pelayat sudah banyak yang pulang saat itu karena sudah larut malam. Melihat pemandangan seperti ini sangatlah tidak kusuka. Tetapi itu sudah menjadi takdir dan kuasa Allah, siapa dapat menebak, dan menduga akan takdir yang dialami oleh ibunya Ratu. Hanya Allah yang Maha Tahu. Aku tak melihat Ratu, kata ibunya ia sudah tidur kelelahan menangis sepanjang hari. Saat itu juga, aku merasakan hal yang sama seperti yang dialami Ratu bagaimana rasanya ditinggal oleh seorang lelaki yang ia cintai dan sayangi.

Ratu adalah salah satu siswa di salah satu siswiku yang sangat ceria dan selalu memberi motivasi kepada semua sahabatnya. Tak salah jika dia di kerumuni banyak sahabat yang sangat dekat dengannya. Dia termasuk siswi yang sangat ceria dan selalu tersenyum, semua sahabat yang berada di dekatnya pasti akan ikut tertawa ria entah dalam keadaan sedih maupun bahagia. Namun belakangan in keceriaan dalam diri Ratu hilang entah kemana, tak biasanya iabersikap seperti ini. Ratu menunjukkan muka muram dan tidak ada lagi senyum dalam wajahnya, ia juga mulai tertutup dengan semua teman-temannya. Sikap itulah yang membuat teman sekelasnya gelisah. Membaca situasi ini, aku berusaha untuk menghibur Ratu agar ia tidak bermuram durja lagi.

“Umi, Ratu rindu sama ayah”, kata Ratu kepadaku dengan menunjukkan wajah sedihnya kepadaku. Ya Allaaaaah..tersayat rasanya hati ini mendengar rintihannya. Kupeluk erat tubuh mungilnya itu dan kubelai kepalanya sambil berkata,” Ratu, sama-sama kita berdoa untuk ayah ya, nak. Umi juga rindu sama ayah umi. Kalo kita bersedih, ayah juga bersedih di alam sana”.

“Allah lebih sayang kepada ayah Ratu,nak. Dan sekarang hanya do'a yang bisa dipanjatkan. Do'a kan agar nanti dipertemukan di surga Allah bersama ayah ya,” kataku kepadanya.Melihat keadaannya seperti ini yang bisa kulakukan adalah menghiburnya setiap melihatnya bersedih.

Suatu sore, aku menemui ibunya di halaman sekolah. Saat itu ibunya Ratu sedang menunggu Ratu latihan menari di Sanggar Tari sekolah. Kusampaikan kerinduan Ratu pada almarhum ayahnya. Dan kusampaikan bahwa ini sudah yang kesekian kalinya Ratu menyampaikan perasaannya kepadaku. Ibunya Ratu menerimanya dengan senyuman. Dan berjanji akan membawa Ratu jiarah kemakam ayah Ratu. Kapan saja berpapasan denganku, pasti Ratu selalu mengatakan hal itu. Memang untuk anak usia 8 tahun ditinggal pergi seorang ayah, pasti semua anak akan terpukul. Ia juga merasa sedih ketika ia melihat teman-temannya diantar sekolah oleh ayah mereka masing-masing. Betapa pilu hati Ratu. Situasi inilah yang membuatnya terkadang menangis.

Ratu menjadi prioritasku ketika aku masuk ke kelasnya. Terkadang demi menghiburnya, aku rela meluangkan waktu untuk bercanda dan memandangnya untuk memastikan ia baik-baik saja. Yang tabah ya,nak. Umi juga merasakan hal yang sama denganmu. Biarlah ini berjalan apa adanya.Biarlah perasaan ini berlalu.Mungkin seiring berjalannya waktu, engkau akan bisa melupakan kesedihanmu. Engkau harus menyongsong hari esok, tidak ada yang bisa melakukannya selain dirimu sendiri

We love Princess, Life must go on!

Tantangan menulis hari ke-24

#TantanganGurusiana

Jumat, 21 Pebruari 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ikut hanyut bacanya bun...Sukses ya

22 Feb
Balas

Aamiin, syukron bunda

23 Feb
Balas



search

New Post