Nela Yanti Despan, S.H.,S.Pd

Nama Saya Nelayanti Despan, S.H Lahir di Tanjung Balai, Sumatera Utara pada tahun 1974. Saya lulusan Universitas Muhammadiyah Sumatra Ut...

Selengkapnya
Navigasi Web

Ada apa denganmu, Wahai Aisyah?

Aisyah siswiku yang duduk di kelas 1 saat ini mempunyai karakter yang istimewa.Aisyah merupakan Aisyah yang mengenal baik Ayah dan ibunya. Aisyah adalah seseorang yang mampu membaca setiap kekhawatiran ibunya, yang berharap agar sang ayah segera pulang dengan selamat karena bertugas di luar pulau sebagai TNI AU. Aisyah adalah seseorang yang mampu membaca simpul-simpul kebahagiaan adik perempuannya, Khadijah, saat menunggu ayahnya pulang sebagai hadiah.

Walau baru mengenal keluarga kecil ini, namun hatiku sangat membekas melihat ibunya yang sangat luar biasa memperhatikan pendidikan Aisyah. Sebelum melangkah mendaftarkan Aisyah ke SD yang aku pimpin,ibunya Aisyah banyak bertanya dan tukar pikiran denganku. Setelah mendengar penjelasan dan gambaran tentang program sekolah kami, akhirnya ibunya Aisyah memilih untuk mendaftarkan Aisyah ke SD kami.

Ibunya yang berprofesi sebagai Anggota Kepolisian Republik Indonesia yang sudah pasti super duper sibuk melayani masyarakat tentunya sangat merasa bersalah akan kondisi ini. Beliau sering menebus kekurangan waktu bersama Aisyah dengan menanyakan kabar dan perkembangan Aisyah denganku dan wali kelasnya.

Aisyah memang berbeda dari kawan-kawannya. Ia jadikan setiap detik kesabaran menunggu kepulangan ayahnya kembali ke rumah sebagai puisi, dongeng, atau bintang di hati kecilnya. Aisyah berwatak keras namun mempunyai rasa empati yang tinggi. Diam-diam memperhatikan gelagat teman-temannya. Awal bersekolah banyak keluhan darinya akibat belum bisa berbaur dengan teman-temannya. Namun seiring waktu Aisyah sekarang sudah mampu menghadapi dan mengatasi permasalahannya sendiri dikelas.

Terkadang iseng kutanya langsung dengannya tentang prilaku temannya yang suka usil kepadanya. Waktu pertama bertemu dengannya, Aisyah anak yang susah diajak bicara karena malu, namun sekarang dia sudah berani dan tak takut lagi mengadu tentang teman-temannya kepadaku. Aku sudah buat kesepakatan dengannya jika ada apa-apa, dia boleh datang kekantor untuk melaporkan teman-temannya yang suka usil dan jahil.

Ayah dan ibu Aisyah memiliki peran masing-masing yang saling mendukung dan membantu sehingga apabila salah satu fungsinya rusak, ada kemungkinan anak akan kehilangan identitas.Termasuk bila seorang ayah berada jauh dari anak-anaknya. Dampak buruk dari kondisi itu dapat diminimalisir, terutama dengan teknologi informasi dan komunikasi.

Alhamdulillah, aku dengar dari ibunya Aisyah mereka sering berkomunikasi lewat tatap muka secara virtual itu penting untuk tetap menumbukan dan menguatkan ikatan emosional antara ayah dan anak, terutama Aisyah dan adiknya yang masih kecil. Saat komunikasi dijalin, sang ayah sering menanyakan pada Aisyah tentang hal-hal yang berkaitan dengan sekolah, guru-gurunya, teman-temannya atau hal-hal yang disukainya.

Aisyah sering kulihat protes dengan teman-temannya apabila dia diganggu, atau terkadang Aisyah sering menegur temannya bial melakukan kesalahan. Nah, keberaniannya ini sudah tumbuh sejak aku menyampaikan keinginan Aisyah pada wali kelasnya. Aisyah hanya ingin merasa nyaman belajar dan bermain di sekolah terutama didalah kelas. Untuk waktu yang belum lama berjalan duduk di kelas 1, tentunya semua anak pasti mengalami hal seperti Aisyah.

"Transisi ke sekolah juga mencakup beberapa minggu pertama sekolah, ketika Aisyah semakin terbiasa dengan lingkungan sekolah dan menjadi akrab dengan rutinitas, aturan, dan hubungan, baru. Jangan takut akan hal ini, Insyaallah Aisyah bisa," kataku kepada ibunya Aisyah saat kekhawatirannya terdengar saat bertelepon denganku. Aku berusaha meyakinkan ibunya agar tidak perlu mengkhawatirkan yang belum terlihat dan terjadi. Aku maklum akan kondisi ini, karena beliau berjauhan dengan suami tercintanya. Kagum atas prioritas yang dibangun oleh ibunya, semua tergantung pola asuh yang tepat.

Pola asuh asuh yang tepat sejak dini lah yang sangat menentukan tumbuh kembang serta kepribadian anak. Tentu semua langkah diatas membutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Jangan mudah menyerah, sesungguhnya Aisyah hanya membutuhkan dukungan emosional dan kepercayaan dari objek lekatnya dalam menghadapi lingkungan baru-sekolah. Selamat mencoba bunda, tetap semangaaatt memberikan yang terbaik untuk tumbuh kembang Aisyah ya..

Tantangan Menulih hari ke-83

#TantanganGurusiana

Minggu, 05 April 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post