Bidadari Surga dari Lembah DIM
Matahari hampir meninggalkan ramainya sore di sekolah kami. Aku berada di payung joglo di depan kantorku, menyaksikan siswa-siswaku menikmati indahnya udara sore disekolah sambil menunggu dijemput orangtuanya masing-masing. Aku melihat seorang siswiku duduk di koridor sekolah sambil menunggu jemputan. Kuhampiri siswiku itu, namanya Khansa Putri Utama. Khansa anaknya cantik, putih bersih, bersahaja, pintar dan ramah.
Kemudian kamipun berbincang-bincang, aku bertanya seputar kegiatannya dikelas hari itu. Khansa sekarang duduk di kelas 6 Fullday, jadi pulangnya pasti sore. Aku menanyakan tentang keberlanjutan sekolahnya setelah tamat SD nanti.
“Kak, setelah lulus nanti, dimana melanjutkan SMPnya? tanyaku kepadanya
“Saya mau masuk pesantren,umi,” jawab Khansa. Saat itu aku berpikir mungkin pesantren yang ingin dimasukinya berada di seputar Medan saja.
“Dimana pesantrennya, kak? tanyaku kembali.
“Di Jawa, umi,” jawabnya dengan lembut.
“Loh, kok jauh sekali kak? Apa gak takut atau sedih berpisah dengan mama, papa dan adik-adik?” semakin penasaran aku dibuatnya.
“Nggak umi, udah tekad saya ingin masuk pesantren, di Jawa banyak yang bagus. Sekaligus saya mau belajar mandiri,” katanya sambil tersenyum.
‘Oiya, kok kakak belum dijemput? Apa mama sudah di hubungi sama wali kelas? Udah mau gelap loh, kak? Umi bantu kirim pesan lewat Whatsapp ya” kataku sambil memandangi ke parkiran memastikan ibu atau ayahnya sudah datang menjemput atau belum.
“Mama gak punya Hp android umi, biasanya mama tau kok,”ujarnya dengan pasti.
“Ooh, begitu ya. Trus dirumah apa saja kegiatan kakak dan adik-adik?aku semakin penasaran dengan penuturan Khansa yang mengatakan ibunya tak punya gawai canggih.
“Baca buku, main-main bersama, dan meneruskan hapalan,umi” katanya lagi
“Gak pernah nonton TV atau Youtube,gitu?
“Dirumah tidak ada TV, umi. Handphone pun tidak punya, hanya milik ayah saja”.
Ya Allah, zaman secanggih ini masih ada yang konsisten tidak ingin memanfaatkan tekhnologi. Bagaimana bisa? Luar biasa benar keluarga ini. Bisa mengatur anak-anaknya untuk tidak terpengaruh dengan perkembangan zaman ini. Sudah jamak terlihat, anak-anak berbagai usia terlihat menggenggam gawai di mana-mana, baik untuk bermain "game", mencari informasi melalui mesin pencari, membuka situs portal, maupun berselancar di dunia maya melalui media sosial. Akan tetapi tidak dengan Khansa dan saudara-saudaranya.
Kagum sekaligus salut dengan pola asuh dari ibu dan ayah Khansa. Disaat orang disibukkan dengan dimudahkan oleh hadirnya alat-alat canggih dan tak bisa lepas dari ketergantungan terhadap teknologi. Dan kerap terlontar kalimat. “mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat”, namun itu bukan untuk keluarga hebat ini.
Kata Khansa, sedari kecil, orangtuanya menekankan agar selalu rajin membaca buku dan tak boleh ada TV dirumah. Karena lewat membaca buku, ilmunya bertambah selalu. Mereka hanya sering dibelikan buku-buku yang bermanfaat, seperti buku cerita dan buku bacaan tentang kisah-kisah nabi.
Berarti benar kata ibunya, waktu itu aku menelpon ibunya meminta nomor whatappsnya, ternyata memang tidak punya. Hanya ibunya menyarankan kalau ingin mengirimkan kabar atau informasi tentang kegiatan atau undangan lewat Handphone suaminya saja.
Khansa memang anak yang tampak beda dari teman-temannya yang lain . Pembawaannya seperti orang dewasa, tak banyak tingkah, anggun dan santun. Disekolah ia juga berprestasi. Selain jago nari, ia juga pintar dikelasnya. Khansa dan 2 adik laki-lakinya bersekolah di SD yang sama. Kesemuanya baik budi dan tak pernah bermasalah. DIsinilah tampak produk dari madrasah yang baik akan membuahkan hasil yang baik juga. Seperti kata pepatah “Buah tak jauh jatuh dari pohonnya” anak yang tumbuh kembangnya baik berasal dari didikan dan pengawasan yang baik dari orangtuanya,
Seperti yang aku lihat, ayah dan ibu Khansa mendidik anak-anak mereka sesuai dengan syariat Islam. Orang tua Khansa berusaha semaksimal mungkin agar anak-anaknya menjadi anak yang patuh dan taat dengan cara penanaman nilai-nilai keislaman, kebaikan, ketulusan, kelembutan serta nilai nilai baik lainnya. Menciptakan keluarga bahagia dengan menjalankan perintah agama dan sunnah Rasulullah SAW agar kelak kehidupan rumah tangga memperoleh rahmat dari Allah SWT. Inilah ciri keluarga bahagia dalam islam. Mampu menaklukkan zaman, sekaligus mematahkan pandangan “Beda gaya mendidik anak zaman milenial dengan zaman dulu”. Buktinya keluarga Khansa ini, mengapa mereka bisa?
Sejalan dengan himbauanku, melarang siswa-siswaku menggunakan gadget baik dirumah maupun di luar rumah. Khansa tidak merasa tersiksa dengan laranganku ini sebab sudah terbiasa hidup tanpa gadget. Aku punya alasan untuk pelarangan ini, demi mewujudkan generasi yang berakhlak dan mempunyai ilmu pengetahuan yang kuat. Namun begitu banyak orangtua yang kontra dengan himbauan ini, mereka bilang “ Didiklah anak sesuai zamannya, karena mereka hidup di zamannya bukan di zamanmu”. Kalimat ini tidaklah salah, hanya mereka tak paham bahwa kalimat itu menekankan bahwa di zaman ilmu pengetahuan yang semakin maju yang harus kita tanamkan kepada anak-anak kita yang paling utama adalah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Aku hanya ingin generasi ini tidak hancur perlahan-lahan dengan produk-produk yang mempertontonkan maksiat dan zinah mata. Insyaallah anak-anak bangsa ini tidak rusak akibat perkembangan tekhnologi yang semakin tak terbendung ini. Hanya berserah sama Allah SWT agar diberikan yang terbaik.
Istiqomah ya kak. Umi sangat kagum padamu. Sanggup menahan hawa nafsu dari megahnya dunia. Kelak engkau menjadi Bidadari Surga yang dirindukan. Aamiin Ya Robbal Alamin
Tantangan menulis hari ke-27
#TantanganGurusiana
Senin, 24 Pebruari 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aamiin.Semoga doa indah Umi Nela diijabah Allah SWT.Sehat selalu ya Umi
Aamiin Allahumma aamiin, syukron doanya ya bun
Aamiin Allahumma aamiin, syukron doanya ya bun