Nela Yanti Despan, S.H.,S.Pd

Nama Saya Nelayanti Despan, S.H Lahir di Tanjung Balai, Sumatera Utara pada tahun 1974. Saya lulusan Universitas Muhammadiyah Sumatra Ut...

Selengkapnya
Navigasi Web
Dulu Pecandu kini Pemotivasi Penggila Game

Dulu Pecandu kini Pemotivasi Penggila Game

Suatu hari, aku melihat siswa-siswaku memiliki tanda-tanda keranjingan game mulai malas sekolah, sering terlambat dan melalaikan tugas-tugasnya. Peristiwa ini terjadi saat anak tersebut berada di semua tingkat kelas baik kelas 1 sampai dengan kelas 6. Berkali-kali kami sudah memberi nasehat pada anak kami betapa kesukaannya terhadap main game yang berlebihan tersebut tidak baik untuknya, dan nanti akan berdampak kepada prestasi akademiknya yang akan menurun, namun semua nasehat itu hanya masuk telinga kiri dan keluar ditelinga kanan saja tampaknya.

Ada banyak fakta kekerasan yang dilakukan oleh beberapa siswaku kepada teman-temannya yang ternyata dipicu dari kebiasaannya bermain game yang menonjolkan sisi kekerasan dan perbuatan sadis. Anak-anak yang sedari kecil terbiasa bermain game pertarungan yang sadis dan penuh kekerasan, dalam kasus tertentu akan menganggap bahwa aksinya memukul teman-temannya adalah aksi yang ‘heroik’, bahkan ketika teman yang dipukul mengeluarkan darah, dia bisa semakin senang. Sungguh ini memprihatinkan.

.Dari kondisi ini. aku berinisiatif untuk memanggil seorang ahli dibidang ini untuk menyosialisasikan tentang internet baik itu seperti apa kepada anak-anak. Kebetulan ia seorang temanku juga sesama penulis. Beliau juga berprofesi sebagai guru di SMA Negeri di Galang, Deli Serdang, luar biasa sepak terjangnya demi menyelamatkan anak bangsa ini agar tidak terlalu jauh terkena dampak negatif tekhnologi di era milenial ini.

Pagi itu di Darul Ilmi Murni sangat cerah, semua siswaku berkumpul di lapangan sekolah dengan duduk rapi. Sebelum bertemu mereka, aku berdiskusi dulu dengan narasumber tentang berbagai ragam informasi yang didapat dari orangtua dan siswa yang lainnya. Setelah acara dimulai, kami mengajak mereka untuk berbicara dari hati ke hati, tidak cuma anak yang sedang kecanduan game saja, tetapi kami menanyakan beberapa anak sekaligus yang memang menyukai bermain game dan pernah melihat video porno dari youtube ataupun iklan yang sering muncul di layar gadget mereka.

Alangkah terkejutnya aku dan sangat sedih mendengar penuturan beberapa siswaku yang dipanggil sebagai sample. Begitu ditanya, ternyata ada yang kecanduan dan ada yang melihat sekilas dari teman yang sedang menonton video porno tersebut. Padahal sebenarnya bukan itu saja anak-anak bisa terpapar namun dari hadiah naik level dalam game adalah animasi menarik berbau pornografi.

Narasumber mengajari cara menghapus progam game dan mengajak mereka untuk bertaubat agar tidak lagi bermain game. Gunakan gadget dan handpohne seperlunya dan jangan sesekali mencoba melanggar janji ini karena itu dosa.

Untuk menghadapi situasi ini, aku mengajak orangtua untuk mengawasi pemakaian dan menghimbau mereka untuk menghapus program tersebut di gadget atau Handphone mereka. Sebab anak-anak milenial ini lebih pintar dari orangtua sehingga terkadang bisa terkecoh dari alasan-alasan yang meyakinkan kita bahwa mereka baik-baik saja.

Alhamdulillaah….

Setelah sosialisai tersebut, mereka bisa mengatur waktu mereka sendiri untuk belajar, membantu orangtua dan bermain. Baik bermain bersama rekan-rekan mereka di sekolah maupun dirumah bersama keluarga.

Dan diakhir semester ganjil kemarin, saya menemukan mereka bangga dengan prestasi akademik yang mereka peroleh dari hasil mereka berdoa dan berusaha. Bagiku, tak masalah bila mereka tetap bermain game diwaktu-waktu senggang mereka misalkan hari sabtu dan minggu, asalkan mereka tetap bersegera mendirikan shalat, tetap berdakwah sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki, tetap berusaha menghafalkan Al Quran dan tetap bertanggungjawab kepada keluarga mereka.

Satu hal yang aku ingatkan pada mereka, bahwa generasi mereka akan lebih sulit mendidik anak-anak mereka karena godaan gadget makin berat. Lalu generasi sesudah mereka akan lebih sulit lagi mendidik cucu-cucu mereka, karena godaan gadget yang lebih dahsyat lagi.

Semoga Allah swt selalu membimbing mereka.

“Ya Allah, jadikanlah aku dan anak keturunanku orang-orang yang mendirikan sholat, Ya Allah, Engkaulah yang Maha Mengabulkan Permintaan”

Aamiin

Tantangan menulis hari ke-51

#TantanganGurusiana

Kamis, 19 Maret 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post