Gatot Kaca Lembah DIM
Gatot Kaca Lembah DIM
Kalau lihat postur memang kita bisa terkecoh, namun jika melihat talenta yang dimilikinya pasti kita kagum. Untuk anak seumurannya tentunya masih terlihat sifat kekanak-kanakan, tapi beda dengan siswaku satu ini. Layaknya seorang motivator dan inspirator, Hadyansah Zein, yang dipanggil Hady ini mampu melakoninya. Diajak bertukar pendapat pasti nyambung, selalu ada aja solusi bisa dibuatnya.
Untuk perlombaan semua di ikuti olehnya, dan kebetulan aku sering mendampingi Hady dan teman-temannya kemanapun mereka berkompetisi. Di sekolah juga begitu, kami sering berbincang-bincang, entah apa saja yang dibahas. Jadi aku tahu pasti tentang karakter Hady. Hanya saja sebelumnya ia masih sering terlambat datang sekolah. Padahal jarak rumahnya sangat dekat dengan sekolah. Aku selalu mengingatkan dan terus memotivasinya untuk disiplin waktu. Sering kukatakan kepadanya jika terlambat lagi, “ Umi akan menjemput abang kerumah, terus setiap pukul 5 pagi akan umi bangunkan”. Sejak itu ia sudah tak pernah lagi datang terlambat.
Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) untuk tingkat SD saat itu sudah dekat. Sekolah kami sering menjadi peserta yang diutus dari kecamatan, tentunya melalui tahapan seleksi terlebih dahulu. Hady terpilih sebagai peserta lomba Kriya menganyam saat itu. Dikarenakan waktu yang sangat pendek, kami berlatih di kantor sampai malam. Aku kira karena dia anak laki-laki, minatnya untuk merangkai sesuatu dari bahan bambu tak ada. Ternyata aku salah, kelihaian tangannya dan skill untuk menjadikan bambu itu menjadi apa, sungguh luar biasa. Ia bukan saja jago di akademik namun di bidang senipun ia juga bisa kuasai.
Tak disangka ia mendapat juara, karyanya kipas tangan yang dikreasikan sesuai dengan situasi saat itu, yaitu hari kemerdekaan. Sungguh kreatif semua peserta yang hadir, namun Hady mampu mengalahkan yang lain saat itu.
Sebelumnya ia juga memenangkan Lomba Busana Muslim tingkat kabupaten dan Olimpiade Matematika se-Sumatera Utara. Tak terasa kini ia sudah duduk di bangku kelas 6. Sebentar lagi ia akan tamat dari sekolah kami. Untuk sosok seperti Hady tentu tiada duanya. Pastinya aku akan kehilangan siswa sepertinya.
Menjelang ujian dan perpisahan biasanya aku pasti melow, bukan karena dekat dengan harinya tapi mereka akan meninggalkan kami semua. Tak lagi bercengkerama, bertatap muka dan pergi bersama seperti dulu lagi. Untuk saat seperti ini biasanya mereka sudah tak kuperbolehkan untuk mengikuti kegiatan di luar sekolah lagi, berhubung sudah memasuki bulan Ujian Akhir Semester dan Ujian Sekolah dalam waktu dekat. Sejak dikeluarkannya kebijakan Kemendikbud tentang Merdeka Belajar dan dihapuskannya USBN SD siswa kelas 6, mereka kuberikan kebebasan untuk mengasah kompetensi dalam berkompetisi. Sekaligus melihat sejauh mana perkembangan hasil belajar mereka selama mengikuti intensif dan try out disekolah.
Karena Hady memiliki kemauan keras dan kekuatan tubuhnya untuk mengikuti semua kegiatan, makanya ia kugelar Gatot kaca, otot kawat tulang besi, ha.ha,ha. Olahraga renang adalah cabang olahraga yang digelutinya, bukan sedikit medali yang sudah disumbangkannya untuk sekolah. Paket lengkap juga ada pada Hady selain dari teman-teman yang multitalenta disekolahku.
Sifatnya yang baik, mandiri, supel dan ramah membuatnya ia disenangi siapa saja disekolah. Dan ia tak pernah melakukan hal-hal yang melanggar tata tertib sekolah. Guru-gurunya pun sering melibatkan dirinya dalam segala kegiatan, contohnya dalam peringatan hari-hari besar dan hari besar lainnya. Aku kagum akan didikan orangtua Hady terhadap anak sulung mereka ini.
Insyaallah abang diberkahi umur panjang untuk melengkapi kebahagiaan orangtua dan diberi kesehatan agar mencapai cita-citamu kelak ya, nak. Dengan bakat yang kamu miliki dan karakter yang baik dari dirimu tentunya akan membuahkan hasil dikemudian hari.
Sholatnya tak boleh tinggal dan hapalannya dijaga ya, bang. Umi berharap kelak masih bisa melihatmu menjadi pribadi yang sholeh, pemimpin yang amanah dan membanggakan orangtua. Aamiin…
Tantangan menulis ke-18
#TantanganGurusiana
Sabtu, 15 Pebruari 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bukan kepala sekolah biasa, ini sebutan yang pas untuk Umi. Sungguh beruntung si Gatot Kaca punya kepala sekolah seperti Umi. Barakallah buat Umi, Gatot Kaca, dan semua penghuni DIM.
Aamiin Allahumma aamiin
Salut deh ma ibu, begitu detailnya mengenali siswa siswinya, seperti anak sendiri. Semoga sukses terus bu
Aamiin Allahumma aamiin