Nela Yanti Despan, S.H.,S.Pd

Nama Saya Nelayanti Despan, S.H Lahir di Tanjung Balai, Sumatera Utara pada tahun 1974. Saya lulusan Universitas Muhammadiyah Sumatra Ut...

Selengkapnya
Navigasi Web
'Kepada Cinta Kasih Terbaikku ( Aqsha dan Ashraf)'

'Kepada Cinta Kasih Terbaikku ( Aqsha dan Ashraf)'

 

Memang kasih sayang orangtua itu tidak ada bandingannya, namun kasih sayang seorang kakak pun tidak jauh beda. Aku melihat dan merasakan betapa besar cinta kasih seorang Aqsha menggantikan posisi orangtua dengan penuh kasih sayang di sekolah terhadap adiknya Ashraf.

Kasih seorang kakak terhadap adik yang begitu ia sayang, tak sedikit pun ia ingin menyakiti hati adiknya, walaupun adiknya itu orang manja dan selalu merepotkan nya. Terlalu sayangnya terhadap adiknya ia tidak memperdulikan kebahagiaannya sendiri yang penting kebahagiaan sang adik. Sifat Aqsha sangat baik, lembut,  dan tegas pada waktu waktu tertentu.

 

Begitu juga sebaliknya adik pun tatkala dari kakak yg begitu menyayangi kakaknya, karena perhatian kakak padanya membuat diri tidak mau kehilangan kakaknya walaupun kakaknya hanya meninggalkannya cuma beberapa menit, betapa manjanya anak ini, Ashraf selalu saja “nempel”. Aku selalu memperhatikan tingkah polah mereka berdua ini.

 

Yang masih perlu diingatkan lagi terhadap mereka berdua ini, masih saja terlambat datang kesekolah. Berbagai konsekuensi sudah dijalani, peringatan berkali-kali. Orangtua juga sudah diminta untuk memberi nasehat kepada mereka.

Alasannya pasti berbeda, si kakak ternyata banyak “ngalah” dengan adiknya ini. Namun si adik tetap mengakui kesalahan yang ia perbuat. Ini yang aku apresiasi terhadap mereka berdua. Tak pernah berbohong untuk mendapatkan belas kasihan aku atau dari guru piket. ya..mau gak mau, mereka harus siap untuk selalu di berdirikan di depan gerbang menunggu hukuman apa yang akan diberikan.

Aku tak tau, ini yang salah siapa ya? Padahal setiap saat, setiap waktu diingatkan agar tidak mengulangi perbuatan ini.

 

Kesimpulan yang dapat dipahami dari cerita  ini adalah kasih sayang seorang kakak yang sungguh besarnya kepada adiknya yang ia cintai. Berawal dari kesalahan kakak yang membiarkan adiknya menanggung hukuman karena melindungi kakak yang disayanginya. Begitu juga sebaliknya, si kakak menanggung hukuman jika si adik yang berbuat salah.

 

Sampai suatu hari aku sampai mengatakan kepada Aqsha,  “Kak, adikmu sayang banget lho sama kamu. Dia ingin jadi seperti kamu. Cobalah kakak perhatikan waktu, misalnya bangun tidur, mandi dan sarapan. Jadi, kakak adalah contoh bagi adik. Bisa kan  kak?” Apa kakak gak malu setiap hari seperti ini? Umi gak mau terulang lagi. Besok umi yang jemput kerumah”.

 

Dengan sifatnya yang tak banyak omong dan tingkah, Aqsha hanya mengangguk dan diam. Tapi tidak dengan Ashraf, ia menjawab,” Baik umi, saya mengaku salah. Saya yang sering buat kakak ikut dihukum. Saya janji tidak akan mengulanginya lagi. Minta maaf ya, umi”.

Namun aku harus berlaku adil, siapapun itu akan menerima hukuman yang sama. Anak adalah cerminan dari orangtuanya. Hanya dengan melihat seorang anak, kita bisa ‘membaca’ pendidikan dan pengasuhan dari orangtuanya.Ya, perilaku orangtua adalah pembelajaran yang mampu memberikan pengaruh paling kuat untuk anak.

Seperti ungkapan ini, “Hati anak-anak masih suci bagaikan tambang asli yang bersih dari segala corak dan warna. Ia siap dibentuk dan dijadikan apa saja tergantung keinginan pembentuknya. Jika dibiasakan melakukan kebaikan, ia akan menjadi baik. Orangtua, guru dan pendidiknya pun akan menuai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebaliknya, jika dibiasakan dengan keburukan dan diabaikan pembinaannya layaknya binatang ternak, maka buruk dan rugilah ia. Orangtua, guru dan pendidik akan turut menanggung dosanya”.

Pendidikan anak di sekolah pasti menjadi prioritas utama orangtua. Karena pendidikan adalah jembatan menuju perubahan. Ya, perubahan ke arah yang lebih baik. Mulai dari pengetahun, ketrampilan dan kebiasaan yang diharapkan mampu mendukung masa depan anak. Sayangnya, banyak orangtua yang tidak melibatkan diri dalam pendidikan anak disekolah.

Namun satu hal yang perlu kita ingat bahwa pendidikan anak hari ini adalah investasi kita untuk masa yang akan datang. Anak yang dididik dengan baik, akan menyebarkan kebaikan untuk lingkungannya. Anak yang dididik dengan penuh tanggung jawab, akan menjadi pribadi yang bertanggung jawab pada hidupnya. Kebaikan dan tanggung jawab yang anak lakukan akan bermanfaat bagi hidup kita baik di dunia maupun akhirat.

Jadi, tak ada lagi alasan untuk tak mendampingi anak-anak saat belajar bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan siap melakukan perubahan. Semoga saja kedua anak soleh dan sholehah ini bisa merubah diri sehingga penegakan disiplin itu terjaga dari rumah. Sehingga apa yang sudah dibuat menjadi aturan disekolah menjadi regulasi bagi mereka untuk dipatuhi. Tidak ada kekuatan yang lebih dahsyat selain dukungan orangtua untuk anaknya. Karena keberhasilan pendidikan anak di sekolah membutuhkan kolaborasi harmonis antara orangtua dan pihak sekolah.

Tantangan Menulis hari ke-40

#TantanganGurusiana

Senin, 09 Maret 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post