Kufur nikmat VS Syukur nikmat (Kisah Negeri Dongeng 62)
Allahu Akbar, kisah itu terulang lagi
Penuh bakti dan mengerahkan jiwa dan raga hampir tak berjiwa, namun saat dibalas dengan ucapan seperti air jeruk disiram ke luka, sangat perih kurasa. Saat semua seperti berjalan seperti tak ada apa-apa, namun ternyata itu malah sebaliknya. Nikmat yang didapat tak dirasakan sebagai anugerah tapi malah jadi bencana. Ampuni aku, ya Robb atas kehampaan diri ini.
Aku pikir keadaan disekelilingku baik-baik saja, namun itu ternyata isapan jempol belaka. Aku memang naif, selalu percaya dengan semua orang tanpa berprasangka sedikitpun. Berulang kali membagi pengalaman selama mengajar, dan memotivasi untuk menjadi guru yang profesional itu seperti apa. Pengalaman hidup dan bekerja harus kubagi supaya mereka mendapatkan sedikit gambaran tentang cara mengajar dan menghadapi masalah dikala bekerja.
Pembekalan dan peningkatan kompetensi sudah disuguhkan dengan mendatangkan berbagai ahli dibidangnya dengan biaya yang tak sedikit. Narasumber dari dalam kota maupun luar kota sudah sering memberikan dan berbagi ilmu dengan mereka. Mengajarkan bagaimana caranya ikhlas dalam bekerja dan tak berhitung dengan tenaga. Bertahun aku sudah menjadi bagian ini, namun hasilnya tak seperti yang dibayangkan.
Ada apa dengan aku? Terlampau baikkah atau memang aku yang kurang profesional sehingga menganggap mereka sudah baik dan mampu sebagai pengajar. Setelah mendengarkan keluhan mereka tentang aku lewat asistenku, barulah aku sadar bahwa mereka memang tak menyadari bahwa aku sudah terlalu menjaga hati. Sehingga mereka menganggap aku tak pernah koordinasi dalam menjalankan suatu kebijakan ataupun instruksi. Padahal kalau dipikir-pikir aku sangat memahami kemampuan mereka, sehingga segala kekurangan dan kelebihan tetap kuapresiasi dan ditoleransi.
Aku sekarang mulai tersadar, seperti mendapatkan mimpi buruk. Daripada aku terus merasa berada di zona aman. Akhirnya aku membuat rapat untuk membahas dan mengajak mereka semua untuk intropeksi sekaligus menyadarkan bahwa mereka juga belum menjadi guru yang seutuhnya. Ilmu ikhlas dan kekeluargaan itu di mulut saja. Saat ini aku akan lebih kepada bekerja dan bertugas secara profesional sebagaimana tugas pokok dan fungsi masing-masing saja.
Ternyata tak baik juga membiarkan masalah menjaga hati ini berlarut-larut, sehingga semua merasa tak ada masalah dan baik-baik saja. Kedepan semua masalah akan dibahas bersama tanpa ada lagi saling menutupi, semua dibahas secara terbuka sehingga masalah dari teman yang lain, semua wajib memberikan pendapat dan solusi yang tepat. Selama ini semua beban dan masalah-masalah mereka, aku berusaha untuk menyelesaikannya sendiri tanpa melibatkan mereka. Inilah yang menjadi bumerang bagiku.
Dengan harapan bahwa dibalik semua kejadian ada hikmah yang terkandung. Aku juga harus terus berkaca dan intropeksi diri, bahwa apa yang kuanggap baik belum tentu baik, dan apa yang kuanggap buruk belum tentu buruk. Semoga dibalik kejadian ini, menjadi pendewasaan bagi semuanya. Jangan terlalu berharap pada oranglain yang ternyata semua itu hanya bantuan semu. Untuk menjadikan mereka pengajar yang ikhlas dan profesional tak semudah membalikkan telapak tangan. Sadar bahwa aku hanya manusia biasa tak mampu membuat mereka menjadi manusia yang sempurna, namun paling tidak aku berharap mereka menjadi penghuni surga kelak.
Bekerjalah dengan hati, bukankah ini semua datangnya dari Allah SWT. Kembalikanlah hati kalian ke fitrahNYA, bahwa kita diciptakan dengan rezeki sudah sesuai dengan porsinya. Jangan takut sama dunia, namun takutlah dengan akhirat. Semua akan kita pertanggungjawabkan diakhirat kelak. Bekerja itu dengan sungguh-sungguh jangan karena ingin mendapatkan pujian, tapi bekerjalah karena Allah Ta'ala. Niscaya Allah akan mendatangakan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka.
Allahu 'alam Bissowab
Tantangan Menulis Hari ke- 49
#TantanganGurusiana
Senin, 16 Maret 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar