Ketika Senyummu Hadirkan Bahagia
Namanya gadis kacil manis, Faras. Ia siswi kelas 6 di SD tempatku bekerja. Anaknya santun, baik dan pendiam. Tak pernah terdengar ia punya masalah di sekolah.
Kota Medan cerah, udara segar dan kicauan burung mengawali hari yang indah itu. SD Plus Darul Ilmi Murni mulai terlihat ramai. Anak-anak berdatangan, ada yang berlarian dan ada pula yang sedang langsung menuju Mesjid. Ada juga para wali murid yang menunggu anaknya di gerbang sekolah. Sungguh ceria suasana pagi itu. Bel berbunyi...."Kringggg..." tanda proses belajar mengajar akan dimulai. Semua murid bergegas ke depan Mesjid untuk melaksanakan Sholat Dhuha. Sudah menjadi tradisi di SD ini untuk beribadah terlebih dahulu sebelum memasuki kelas, kegiatan ini dimaksudkan untuk mendidik siswa supaya disiplin waktu dalam melaksanakan ibadah.
Akupun langsung menuju ke mesjid untuk mengawasi mereka bersama guru-guru lainnya. Siswa-siswaku mulai sibuk dengan safnya. Seorang gadis manis berkulit sawo matang matanya bening dan giginya putih. Gadis yang memakai tas warna merah itu tersenyum padaku. Tak mungkin kulupa, sebuah senyuman yang indah ditambah lagi gigi depannya yang lucu. Semua ini membuatku selalu ingat padanya.
Setelah sholat ia menghampiriku di taman sekolah.
"Umi, boleh saya curhat?" katanya dengan mata merah. Kuberikan ia senyuman sambil menganggukkan kepala.
"Boleh sayang," jawabku sambil memegang pipinya.
"Kemarin saya gak sengaja menjatuhkan bukunya teman, trus..dia marah dan memusuhi saya sampai hari ini, saya sedih umi," katanya sambil menitikkan airmata. Kuusap airmatanya dan memeluknya dengan hangat. Melihat ia menceritakan semua kejadian itu dengan napas tersengal-sengal membuatku ikut prihatin. Karena yang aku tau, Faras ini anaknya lembut dan gak banyak tingkah. Jadi ketika ada masalah ini harus diselesaikan supaya dia gak sedih lagi. Kemudian aku berjanji untuk menyelesaikan masalah ini. Hal kecil memnag, namun membawa dampak yang besar baginya.
Keesokan harinya aku melihat ada kecerahan diwajahnya.
"Oh, mungkin sudah selesai masalahnya," gumamku.
Kemarin aku memanggil wali kelasnya untuk menyelesaikannya ini agar beliau juga mengetahui permasalahan yang menimpa siswanya. Bahagia rasanya bisa membantu siswa-siswa ini dengan berbagai permasalahannya. Makhluk kecil ciptaan Allah Subhanawa Ta'ala ini tetap perlu pengawasan dan pendampingan selalu. Dengan membuat mereka merasa nyaman dan senang datang ke sekolah saja itu sangat luar biasa pengaruhnya. Mereka akan rindu akan guru dan sekolahnya.
Memang tak sekali saja Faras berkeluh kesah denganku, tapi karena langsung kutanggapi dan diselesaikan, Faras sekarang sudah merasakan bahwa ia punya ibu disekolah seperti dirumah.
Nah, apakah ini ada disekolah kalian? Harapanku kepada teman-teman seprofesi, jadilah sahabat dan orangtua disekolah dengan tulus sehingga anak-anak akan merindukan kita kapan saja. Pastinya dengan pelayanan sekolah yang baik akan menjadikan sekolah kita baik juga. Semangat buat teman-teman seperjuangan. Surga menanti kita.
Tantangan Menulis hari ke-49
#TantanganGurusiana
Selasa, 17 Maret 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar