Nela Yanti Despan, S.H.,S.Pd

Nama Saya Nelayanti Despan, S.H Lahir di Tanjung Balai, Sumatera Utara pada tahun 1974. Saya lulusan Universitas Muhammadiyah Sumatra Ut...

Selengkapnya
Navigasi Web
'Merajut Asa Bunda', Ajari Aku Ikhlas, Rabb,

'Merajut Asa Bunda', Ajari Aku Ikhlas, Rabb,

Gadis cantik dan lemah lembut ini berinisial NAM. Ia anak yang supel, ramah dan punya rasa empati yang tinggi. Jika temannya ada masalah, ia selalu membantu atau mampu memberikan solusi. Tak pernah terdengar ada masalah dan membuat masalah. Terlihat ia sangat keibuan, tampak dari wajahnya. Namun dibalik itu, ternyata ia menyimpan seribu duka. Bagaimana aku bisa tahu?

“Ibu, ada orangtua siswa kita yang ingin bertemu. Katanya ada yang ingin dibicarakan, penting. Diijinkan atau tidak bu?” tanya guru piket kepadaku.

“Baik, saya ijinkan, suruh beliau masuk. Saya tunggu diruangan,”jawabku. Saat itu aku sedang duduk di ruangan guru bersama guru-guru sedang membahas kegiatan esok hari.

“Assalamualaikum umi,apa kabar?” Tanya orangtua siswa itu sambil menyalamiku.

“ Waalaikumsalam bunda, Alhamdulillah baik. Ada yang bisa saya bantu bunda?” tanyaku sambil menyuruhnya duduk.

Pertama ia mengenalkan diri, ia adalah orangtua dari NAM. Lalu ia bercerita tentang kondisi kehidupan mereka saat ini. Sambil terisak-isak ibu NAM menceritakan keluh kesahnya. Jujur saja aku juga turut sedih mendengarnya. Kembali teringat akan perjuangan hidup yang penuh suka dan duka menghadapi segala rintangan yang menghalang. Jatuh bangun itu sudah pasti. Dalam menjalani hidup banyak yang ditemui dan di lalui, kadang diatas kadang di bawah layaknya roda yang berputar. Yang jadi pertanyaan, Mengapa ia menceritakan hal ini kepadaku?

Ternyata, ibunya sangat khawatir ini akan mempengaruhi psikologi anaknya. Yang semula hidup berkecukupan, serba ada dan bahagia. Kini, semua sudah terbalik keadaannya. Ibu NAM memohon bantuan kepadaku untuk memberikan pengertian kepada anaknya agar tidak malu dan rendah diri dengan kondisi mereka saat ini. Sejak usaha bisnis mereka jatuh, ayahnya sudah berupaya untuk mengembalikan kondisi semula namun belum menunjukkan kemajuan.

Nenek NAM juga sedang jatuh sakit, sehingga harus dirawat dengan serius. Hingga saat ini ibu NAM-lah yang menjaga dan merawat neneknya. “Sudah jatuh ketimpa tangga pula”, inilah yang dialami keluarga NAM.

Belakangan ini, aku melihat ada yang berubah dari diri NAM. Ia tampak tak bahagia dan sesekali kulihat termenung. Dengan mengingat perjaniian dengan ibunya NAM, kedatangannya menemuiku jangan sampai diketahui anaknya.

“Kak, nanti datang ke kantor umi, ya! Ada yang mau umi bicarakan. Ok?” tanyaku kepadanya tanpa memperlihatkan wajah sedihku kepadanya.

“Iya umi,” jawab NAM. Kulihat teman-temannya sedang bertanya pada NAM, kenapa ia dipanggil kepala sekolah mereka.

Biasanya jika dipanggil ke kantorku pasti anak yang nakal dan menunggu surat teguran. Mungkin inilah yang membuat mereka penasaran. Tak lama, NAM pun datang ke kantor dengan beberapa teman perempuannya. Karena ini menyangkut hal pribadi, temannya kusuruh masuk ke kelas kembali.

“Kak, sepertinya kakak ada masalah yang disimpan ya? Maaf, boleh umi tau kak?” aku pura-pura bertanya kepadanya. Awalnya NAM menggeleng tapi kemudian ia mau menjawab semua pertanyaanku.

“Kok umi tahu kondisi kami sekarang?” tanya NAM keheranan, ia seperti sedang menyelidikku.

“Begini kakak, umi pernah melihat ayah kakak dan sudah tahu dari beberapa orang yang melihat kondisi keluarga kakak sekarang. Umi hanya ingin kakak tidak perlu minder, malu dan rendah diri karena kondisi ini. Allah marah jika hambanya tidak bersyukur akan kesempatan hidup saat ini,” kembali aku menyentuh hatinya sambil memperhatikan reaksi dari NAM.

Ia mulai meneteskan airmata tanpa berkedip sedikitpun. Tak terdengar suara isakan tangisnya, sungguh ia mampu menahannya. Kemudian kulanjutkan nasihatku kepadanya,” Kak, saat ini abi dan umi sedang di uji sama Allah, jika kakak terlalu memaksa abi dan umi untuk bisa membalikkan kondisi seperti semula, itu tidak mungkin. Semua butuh waktu dan proses yang lama, kak. Tugas kakak hanya sekolah dan berbakti. Kakak…ini semua datang dari Allah SWT, jika kakak protes nanti Allah tidak sayang dengan keluarga kakak. Ini akan terus berlanjut. Nggak mau kan kalau terus seperti ini?” tanyaku dengan penuh kasih kepadanya.

“Nggak mau,umi. Kakak minta maaf ya,umi. Kakak janji nggak akan membuat abi dan umi dirumah sedih lagi,” katanya terisak.

Akupun memeluknya sambil mengelus-elus kepalanya.

“Sabar ya,nak. Semua ada masanya. Terus bersyukur atas nikmat dan cobaan ini, tetap semangat belajar dan jangan lupa, sayangi orangtuamu ya”. Nasihatku terakhir membuatnya kembali ceria.

Kisah-kisah anak-anak titipan Allah ini, tentunya menjadi amanah kepada kami untuk disikapi dengan bijak. Namun tak sedikit yang tak ingin kehidupan pribadi mereka untuk dicampuri. Ini hal yang sangat sulit diterima akal. Ketika anak-anak yang mereka titipkan ini bercerita tentang masalah yang menyebabkan terganggunya mental dan mood belajar, apakah kita harus diam saja? “Bagaikan buah makan simalakama”.

Untuk penanganan anak-anak dengan permasalahan “broken home”, orangtua sakit, orangtua yang sudah tiada, jatuh miskin, penculikan anak sendiri, Suka pamer kekayaan, terkadang kutangani sendiri semampuku. Alhamdulillah, anak-anak sampai saat ini bisa mengerti dan nyaman-nyaman saja datang sekolah. Satu kuncinya, mampulah menjadi sahabat dan teman curhat mereka! Dengan menjadi pendengar yang baik, tentunya mereka sangat dihargai.

Untuk anakku, NAM. Tatap masa depanmu, nak. Jangan kamu pikirkan dunia yang hanya sementara ini. Allah sangat sayang pada hambanya yang selalu bersyukur. Roda sedang berputar. Kembalikan semua kepada Allah SWT ya..

Umi akan selalu menjagamu…

Tantangan menulis hari ke -38

#TantanganGurusiana

Jumat, 06 Maret 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post