"Sang Pemikat Jiwa, Daffa"
Senin pagi yang cerah…
Waktu itu aku berangkat ke sekolah seperti biasa. Kunyalakan sepeda motor dan mulai memacunya hingga sampai di SD Plus Darul Ilmi Murni Namorambe. Sesampaiku disekolah, aku melihat siswa kelas enam sedang bersiap untuk menjalankan tugas sebagai petugas upacara bendera. Ada rasa bangga melihat mereka sangat antusias untuk menjalankan tanggung jawab sebagai anak bangsa yang mempunya rasa Nasionalisme yang tinggi. Selama ini memang aku memerintahkan agar siswa kelas enam sebagai petugas tetap setiap seninnya. Mengapa harus siswa kelas enam? Bagi Aku, kelas ini unik, terutama karakter siswa-siswa yang sedang pada masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja.
Aku sudah merencanakan bahwa di hari ini, aku akan menerapkan pembelajaran literasi kepada anak didikku. Karena sebelumnya mereka baru saja selesai melaksanakan kegiatan Study tour ke daerah pegunungan, Tibrena, Sibolangit. Aku meminta agar seluruh anak kelas enam menuliskan sebuah cerpen untuk dikumpulkan sebagai tugas. Dengan bersemangat anak-anak pun mulai menulis.
Cerpen yang ditulis oleh siswa tidaklah banyak, hanya selembar kertas HVS saja. Selama hampir dua jam pembelajaran, semua siswa kelas enam menulis dengan khusyuk. Kubebaskan mereka untuk memilih tempat untuk mengarang cerpen mereka. Ada yang di pojokan dan ada pula yang dihalaman sekolah.
Pandangan aku tertuju pada salah satu siswa laki-laki yang menunjukkan gelagat aneh ketika saat baru saja memulai menulis di kertas. Ada saja tingkahnya yang menganggu temannya selama menulis. Awalnya kubiarkan saja, lama kelamaan kesal juga melihatnya. Ini anak ingin cari perhatian atau memang hobi ya? aku bertanya dalam hati. Kudekati anak pengganggu itu, ia bernama Daffa Alvin Dafiri, dipanggil Daffa. Temannya sekelasnya mengatakan bahwa ia anak yang sangat “nakal”. Selalu melawan guru, ucapannya kotor, sering terlambat dan suka berkelahi. Satu lagi, ia anak yang temperamental.
Akibat dari keseringan terlambat tak terhitung sudah berapa kali ia dihukum oleh guru piket. Pernah suatu hari ia tidak memakai topi kesekolah. Saat menjalani hukuman ayahnya menegur guru piket supaya tidak menghukum anaknya. Namun karena ini sudah aturan, maka ia harus menjalaninya. Mudah-mudahan kami tidak pernah membedakan siapapun dalam memberikan hukuman kepada semua siswa. Daffa sendiri terkadang tidak terima dihukum, ekspresi wajahnya kelihatan jika ia merasa tidak suka dengan konsekuensi yang diterimanya.
Suatu hari aku memanggilnya ke kantor untuk melakukan pendekatan secara personal. Ya, aku merasa bahwa secara personal lebih kepada bahasa hati, lebih berguna daripada bahasa verbal. Pelan-pelan kukorek cerita darinya mengapa ia selalu bersikap menjengkelkan disekolah dan tak mau merubah sikap “nakal” sebutan teman sekelasnya itu. Diam-diam aku merasa simpati dengannya. Ternyata, di balik kenakalannya, ternyata Daffa masih punya nurani yang lembut.Tak kusangka dengan pendekatan menggunakan bahasa hati ini sangat ampuh untuk menaklukkannya.
Ia berjanji untuk merubah semua sifat buruknya dan berusaha untuk tidak mengulangi perbuatannya yang meresahkan teman sekelasnya itu. Menurutku, sebenarnya tidak ada istilah ”anak nakal”. Jika anak sering membangkang, membentak, sulit diatur, sulit mengontrol emosi dan bandel, yang harus segera ditelusuri adalah latar belakang keluarga dan lingkungan sosialnya.
Mendidik anak yang bandel dan nakal menjadi anak yang patuh dan menurut memang tidak semudah seperti membalikan telapak tangan. Diperlukan kesabaran dan usaha serta kerja keras yang ekstra untuk terus mengajarkan dan mendidik mereka menjadi seseorang yang penurut dan patuh pada semua perintah baik yang diberikan sekolah atau gurunya. Banyak orangtua dirumah juga dibuat pusing dalam mendidik anaknya yang bandel dan nakal lalu dilimpahkan tanggungjawab untuk merubah karakter ini disekolah.
Untuk itulah, aku mencoba menjadi pemimpin yang konsisten pada semua peraturan yang dibuat. Dengan ketegasan dan sifat konsisten pada diri anda akan membuat siswa segan untuk melanggar peraturan yang dibuat karena ada sanksi yang harus mereka tanggung untuk semuanya. Pada intinya, diakui atau tidak, penyebab siswa menjadi penurut atau bahkan menjadi nakal sedikit banyak dipengaruhi oleh campur tangan orangtua dalam menerapkan pola asuh pada anak. Untuk itu, pola asuh ibu dirumah dalam mendidik anak akan menentukan karakter mereka.
Pernah ibunya bertanya,”Kalau sudah terlanjur nakal seperti itu, apakah ada cara mengatasi anak kami, umi?” Daffa tidak pernah mau mendengarkan nasehat saya”.
Untuk Daffa, tak perlu banyak bicara. Tak perlu mulut berbuih untuk menasehatinya. Cukup luangkan waktu, beri perhatian secara personal, maka ia akan belajar sendiri. Daffa butuh sosok yang bisa menjadi pendengar sekaligus teman bicaranya. Daffa kuminta untuk menceritakan segala uneg-unegnya jika ia menghadapi suatu masalah. Sepanjang perjanjian itu, aku tetap memantau perkembangan Daffa sampai saat ini.
Alhamdulillah Ya Robb, Daffa kini sudah menjadi pribadi yang santun, mampu menguasai emosinya, mau diajak bicara dan mampu berpikir positif. Tadi aku sudah bisa mengajaknya berdialog membahas kelakuan kurang baik siswa yang lain yang dilihatnya hari ini. Sangat senang mendengar penuturannya tentang bagaimana sikapnya menanggapi kelakuan temannya itu.
Petunjuk yang kudapat dari pengalaman memiliki siswa yang bermacam ragam sifat unik, kenakalan adalah alarm bahwa guru harus segera memasuki siswanya secara personal. Seimbangkan hukuman dan penghargaan, jangan lupa beritahu mereka akan ada hadiah kalau mereka mau mentaati peraturan dan sebaliknya akan ada hukuman apabila kalian melanggar peraturan tersebut.
Umi bangga padamu, nak. Keinginanmu untuk berubah begitu besar sehingga membuahkan hasil sekarang. Tetap ingat bahwa semua ini ada pahalanya.Istiqomah ya,bang.
Tantangan menulis hari ke- 34
#TantanganGurusiana
Kamis, 20 Pebruari 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar