Nela Yanti Despan, S.H.,S.Pd

Nama Saya Nelayanti Despan, S.H Lahir di Tanjung Balai, Sumatera Utara pada tahun 1974. Saya lulusan Universitas Muhammadiyah Sumatra Ut...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tobatnya si Trouble Maker
Mas Ganteng

Tobatnya si Trouble Maker

Terdengar suara gemuruh dari sebuah kelas, sesekali terdengar kata-kata yang tidak pantas diucapkan oleh salah seorang siswaku. Wali kelas waktu itu kebetulan tidak bisa masuk kelas. Hal ini dimanfaatkan oleh mereka sebagai ajang bermain. Sebagian ada yang main bola dikelas, curhat, mengerjakan tugas, dan yang lainnya.

“Umi dan abi, mohon untuk menggantikan guru yang tidak datang”pesan singkat kutulis di grup whatsapp SD kami. Gedung SD kami ada 2 buah berlantai 3, jadi maklum saja jika kami berkomunikasi lewat gawai. “Ya, Ibu” jawab salah seorang guru piket saat itu. “Tolong panggil siswa yang buat onar di kelas 5, suruh kekantor saya, sekarang!” perintahku kepada guru piket tersebut.

Tak lama, seorang anak laki-laki bertubuh semampai datang kekantorku dengan wajah gelisah, seakan-akan bersalah. Kulihat di baju seragamnya tertulis namanya M. Rasya Zulkarnain.

“Duduk!” kataku kepadanya. “Ya umi” jawabnya dengan wajah tertunduk

“Kenapa kamu membuat ribut dikelas? ini kan masih jam belajar!” kataku dengan tegas “Bukan saya Umi,” jawabnya menuduh temannya yang lain.

“Gak boleh bohong, bang” kataku lagi dengan melihat wajahnya. Kulihat matanya merah dan ada bintil di kelopak matanya. “Iya Umi,saya tadi hanya bercanda” jawabnya ketakutan.

“Suara kegaduhan di kelas kalian sampai kedengaran ke kantor. Jika guru tidak masuk, Umi sudah beritahukan sebelumnya agar melapor ke kantor!” Semakin ia menundukan kepala.

Rasya, sebelumnya siswaku ini terkenal bandel disekolah. Berhubung ia pendiam, jadi semua kelakuan nakalnya tidak terlihat. Aku jadi bingung dengan aduan-aduan dari adik kelas maupun teman-temannya tentang kenakalannya. Tak menyangka dengan pembawaannya yang cool dan slow ini, sebenarnya ia anak yang sering membuat masalah.

Setiap hari pasti ada saja yang melapor kekantor atas tingkahnya yang terkadang membuat emosi jiwa. Kata-kata kotor sering terlontar dari mulutnya, suka memukul, emosional dan teman perempuannya sering diejek dan direndahkan olehnya. Lama kelamaan sepertinya Rasya ngelunjak, ia anggap aku pasti menghukumnya hanya tambah hapalan dan nasihat saja.

Panggilan berikutnya, Rasya kuperingatkan akan di rumahkan apabila masih melakukan pelanggaran dan tidak mau merubah sikapnya. Apakah Rasya berubah? Hhhmmm…Lagi-lagi anak itu membuat pelanggaran. Bukan saja membully, ini bertambah lagi pelanggaran yang dibuatnya, terlambat datang kesekolah. Inilah yang membuat banyak yang tidak suka dengan sikap dan kelakuannya. Sebenarnya dia anak yang pintar dan aktif, hanya saja sikap dan kelakuaanya kurang baik.

“Kita ngobrol yuk?” ajakku kepada Rasya. Ini baru pertama kalinya aku mengajaknya ngobrol sambil berjalan-jalan di lingkungan sekolah. Kuajak dia duduk di bangku taman dekat masjid sekolah.

“Umi lihat, mata kamu selalu terlihat kemerah-merahan, apa kamu sakit mata, bang? Tanyaku menyelidik. Ia menganggukkan kepala.

“ Umi boleh bertanya, tapi kamu jangan tersinggung ya? Kembali ia menganggukkan kepala

Mulailah aku bertanya tentang kesehariannya di rumah dan kegiatannya setelah pulang sekolah. Selama menginterogasinya, aku tetap memperhatikan matanya.

“Ini sepertinya bukan sakit mata biasa,” gumamku dalam hati. Lalu aku menanyakan apa yang menyebabkan matanya tak pernah sembuh-sembuh. Panjang lebar ia menceritakan awal kisah ia mengalami sakit mata berkepanjangan.

“Hhhmmm…ini kesempatan bagiku untuk memberikan sentuhan agar ia paham akan penyakit yang menimpanya”. Akupun mulai berpikir untuk menggugah hatinya.

“Nak, Allah itu sangat tau bagaimana cara untuk menegur hambanya yang selalu melakukan kesalahan atau berbuat dosa. Kita terkadang tidak paham akan peringatan-peringatan itu. Abang tau gak, kalo sakit abang ini datangnya dari siapa?” tanyaku kepadanya dengan lembut. Kuelus kepalanya dan memandang wajahnya untuk meyakinkan dirinya bahwa aku sangat memperhatikan dirinya selama ini.

Ia memandang wajahku menunggu jawaban.

“Ini datang dari Allah, bang”. Semakin abang berbuat salah, semakin Allah memberikan peringatan itu lewat sakit mata abang”, kataku meyakinkannya.

“ Allah itu sayang sama abang, dengan itu abang akan tau bahwa abang sedang di uji sama Allah”. Kulihat ia mulai memahami apa yag kumaksud.

“Yakinlah nak, jika abang berbuat baik dan tidak mengulangi perbuatan buruk lagi Insyaallah abang akan sembuh”, terus kumotivasi ia untuk tidak melakukan kesalahan lagi kedepan. Setelah kami ngobrol, ia pun berjanji untuk berubah dan bertobat.

Semua itu butuh proses, waktu dan pendampingan yang kontinyu. Rasya sudah menampakkan perubahan dalam bersikap dan berbicara. Memang ia ketakutan jika khilaf melakukan salah, namun aku tidak memperlihatkan bahwa aku kecewa dengan kekhilafannya. Aku maklum, karena ia masih anak-anak. Begitu juga dengan yang lainnya, semua butuh kesabaran dalam mendidik dan membimbing mereka menjadi anak-anak yang berakhlak.

Kini Rasya tumbuh menjadi sosok anak yang baik, tetap cool dan slow. Sama seperti anak-anak yang lain, mungkin sudah memasuki masa puber, jadi malu untuk berbuat hal yang bisa mempermalukan diri mereka sendiri. Rasya sekarang sudah duduk di kelas 6. Sebentar lagi akan menghadapi ujian akhir dan kelulusan. Ia semakin tak terlihat seliweran di lingkungan sekolah. Dan tak pernah ada aduan lagi.

Alhamdulillah, semoga Rasya menjadi anak yang sholeh, hafidz quran, tetap iman, berprestasi dan membanggakan orangtua ya nak. Umi hanya ingin Rasya itu mampu menjadi pemimpin dimasa yang akan datang. Generasi yang mampu menegakkan agama dan berjuang di jalan Allah Subhanawata’ala. Insyaallah,Rasya pasti bisa!

Tantangan menulis hari ke-19

#TantanganGurusiana

Minggu, 16 Pebruari 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tindakan yang istimewa mi Nel, kita sdh mekewati fasenya tp dia belum makanya cara umi begitu istimewa, good job mi Nel

17 Feb
Balas

syukron ya bu

17 Feb

Alhamdulillah..tugas mulia mendidik anak berhasil, semoga Rasya jadi anak yang sholeh ya bund, sukses masa depannya. Amiin.

16 Feb
Balas

Aamiin, syukron doanya ya bunda

16 Feb
Balas



search

New Post