Mulut Manis Hati Berbisa
#Tagur hari ke- 222#
Mulut Hati Berbisa
Mulut merupakan sumber dari pahala dan bisa jadi sumber bencana. Manusia diperintahkan Allah untuk hati-hati mempergunakan mulutnya, karena bisa menyebabkan seseorang terjerumus ke dalam lembah neraka. Sebagaimana sabda Rasulullah:” keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan”. ( HR. Bukhari). Dalam hadis lain disebutkan “ Dari Abu Hurairah, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau lebih baik diam”. ( HR Bukhari dan Muslim).
Sering kali ketika berbicara kita lupa untuk berpikir terlebih dahulu. Apakah perkataan kita akan menyakiti perasaan orang lain. Kita langsung saja menyampaikannya yang penting bisa mengutarakan isi hati pada orang lain. Pada hal semua yang di sampaikan membuat hatinya terluka. Dalam pepatah minang disampaikan” menganga dulu sebelum bicara”. Artinya pikirkan apa yang akan disampaikan, apakah membuat orang tersinggung atau tidak.
Jika setiap orang beriman memikirkan itu, mungkin tidak akan ada permusuhan. Karena semuanya sudah membicarakan yang baik-baik. Orang lain tidak akan ada yang terluka. Sehingga hidup damai dan tenteram. Itulah kenapa Rasulullah selalu menyampaikan hati-hati dengan mulutmu. Ia kecil tapi berbisa. Seperti bunyi pepatah” jika pedang melukai tubuh, bisa di obati tetapi jika lidah melukai hati, ke mana obat akan di cari”.
Kunci dari semuanya. Hati-hati dalam berkata. Jika tidak perlu atau bermanfaat lebih baik diam. Diam itu emas jika diamnya orang beriman selalu membaca zikir. Pergunakan waktu yang masih tersisa ini untuk menghapus segala kesalahan yang sudah diperbuat oleh mulut. Mungkin ada ucapan yang melukai orang lain. Bersegeralah bertobat karena masih ada waktu. Semua yang dilakukan di dunia ini akan dipertanggung jawab kan di akhirat kelak. Maka perbanyaklah zikir dan mengingat Allah supaya kesalahan kita bisa diampuni dan Allah selalu memelihara mulut kita dari hal-hal yang kurang berkenan. Atau menyakiti perasaan orang lain. Selamat berjuang. Semoga bermanfaat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren bunda. Mungkin slh 1 hikmah pandemi, perempuan lbh terkunci mulutnya agar tdk ghibah. Salam
Iya bund. Terima kasih bund.
Lisan lebih tajam daripada pedang
Iya bund. Terima kasih bund.
Setuju bu, harus menjaga tutut kata dg baik
Terima kasih bund.
Mantap, Bun. Sejatinya, setiap orang harus menjaga perkataannya agar tak merugikan diri sendiri dan merugikan orang lain.
Iya bund. Terima kasih bund
Keren, Bu. Terimakasih pencerahannya....
Terima kasih bund.
Betul Pak, terimakasih jadi pengingat bagi saya...salam
Terima kasih bund.
Betul bu..bak ibarat pepatah mulutmu harimaumu, yang akan menerkan kepalamu ..mantap bu
Iya bund. Terima kasih bund
Tulisan keren Bu Nelfia. Semangat berliterasi, semoga sukses selalu. Amin.
Aamiin. Terima kasih pak.
Awmiin.mulut manis kecemplung madu x bund.kereenn bu
Terima kasih bund.
Benar bu. Perang yang paling besar, mengendalikan mulut.
Betul bund. Terima kasih
Ulasannya keren buk, mengingatkan supaya berhati-hati berbicara, berkata yang baik atau diam, sukses sellau bunda
Terima kasih atas apresiasinya bund
Keren Bun
Terima kasih bund
Mantap bun
Terima kasih bun