Malam ini aku ingin menulis sebuah opini. Aku pun mencoba menulis dengan menerapkan trik-trik penulisan opini yang telah aku pelajari. Mulailah aku menentukan tema yang selama ini aku anggap menarik untuk diangkat. Untuk mempermudah pengembangan tulisan, aku tetapkan outline-outlinenya terlebih dahulu. Selanjutnya mencoba mengembangkan ide pokok menjadi sebuah paragraf. Setiap paragraf berisi satu ide pokok.

Bekal dari menulis adalah membaca. Akupun membaca berbagai referensi terutama dari artikel dan buku-buku yang ada kaitannya dengan tema yang aku tulis. Menurutku, banyak membaca sangat bermanfaat di dunia tulis menulis. Selain dapat menambah wawasan, gemar membaca juga dapat memperkaya perbendaharaan kata dan menguatkan argumentasi tulisan kita. Sehingga apa yang kita tulis kuat berdasarkan teori dengan dilengkapi data-data empiris dan bukan imajinasi penulis semata.

Sudah 3 jam aku terpaku di depan laptop. 1 jam pertama dengan lancar aku mampu menentukan tema dan ide-ide pokok yang ingin aku sampaikan. 2 jam selanjutnya aku sibuk baca sana, baca sini mencari referensi. Dan detik ini aku mulai bingung sendiri, hendak memulai dari mana.

Paragraf pertama aku selesaikan dengan susah payah. Entah berapa kali sudah aku menulis dan menghapusnya lagi, menulis kemudian menghapus lagi, menulis lagi, menghapus lagi. Paragraf kedua aku mulai lelah. Tak ada kata-kata yang padu untuk satu kalimat, antar kalimat putus-putus nyambung. Lain maksudku, lain pula yang aku tulis.

Dititik ini aku tersadar, menulis tak semudah yang dibayangkan. Butuh perjuangan dan pantang menyerah untuk menyelesaikannya, karena teori tak selamanya indah untuk dipraktikkan.

Banda Aceh, april 2019