Nelly kartina sosilawati

NELLY KARTINA SOSILAWATI SD NEGERI 11 SIJUK. BELITONG Jangan hanya menulis di waktu luang, tapi selalu meluangkan watu untuk menulis Salam literasi!...

Selengkapnya
Navigasi Web
REFLEKSI MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK

REFLEKSI MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK

Refleksi Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

Oleh : Nelly Kartina Sosilawati

1. Setelah Anda mempelajari Modul 1.3 Visi Guru Penggerak, apa visi yang Anda miliki untuk membentuk lingkungan belajar yang berpihak pada murid?

Visi merupakan impian, cita-cita atau nilai inti dari seseorang atau suatu lembaga dan organisasi. Bisa dikatakan visi menjadi tujuan masa depan seseorang atau suatu organisasi dan lembaga. Visi berisi pikiran-pikiran yang terdapat di dalam benak seseorang atau para pendiri lembaga. Pikiran-pikiran itu adalah gambaran dari masa depan dari seseorang atau organisasi yang ingin dicapai. Visi juga dapat diartikan sebagai suatu pandangan tertentu mengenai arah managemen lembaga. Ini sangat menentukan akan dibawa kemana lembaga yang bersangkutan di masa depan. Adanya visi ini dipengaruhi oleh suatu pandangan bahwa untuk mencapai suatu kesuksesan seseorang, organisasi atau lembaga harus memiliki arah yang jelas.

Sebagai calon fasilitator guru penggerak, saya harus memiliki visi yang jelas agar dapat menciptakan lingkungan belajar yang berpihak pada murid. Guru penggerak harus memiliki gambaran yang jelas mengenai layanan dan lingkungan pembelajaran yang diharapkan murid, agar dapat memaksimalkan layanan dan memiliki arah yang jelas untuk mencapai tujuan untuk mewujudkan lingkungan belajar yang nyaman, aman dan menyenangkan.

Visi saya dalam mewujudkan lingkungan belajar yang berpihak pada murid adalah “Mewujudkan Peserta Didik yang Berahklak Mulia, Cerdas dan Berprestasi”

Untuk mencapai Visi yang saya buat tentunya tidak mudah, untuk itu seperti yang saya pelajari dari modul 1.3 , saya menggunakan BAGJA yang merupakan model manajemen perubahan berbasis kekuatan (strength) yang dimiliki untuk mendorong perubahan positif di sekolah serta membantu saya dan para guru untuk mewujudkan setiap visi yang telah dirumuskan. Berikut penjelasan dari setiap tahapannya:

1. Buat pertanyaan : Langkah pertama untuk mencari tahu permasalahan dan peluang yang ada. Pertanyaan ini sangat membantu untuk menentukan tujuan yang akan dicapai.

2.Ambil Pelajaran (Discover)

Ini adalah tahap ketika guru mencoba mencari tahu lebih dalam tentang kekuatan, peluang, dan hal-hal baik yang sudah ada. Hal ini dilakukan dengan membuat pertanyaan lanjutan yang membantu menemukan hal-hal yang positif. Pertanyaannya bisa diajukan melalui diskusi, survei, atau wawancara dengan seluruh pihak yang terlibat di lingkungan sekolah.

3. Gali Mimpi (Dream)

Pada tahap ini, guru mulai mendeskripsikan masa depan yang diinginkan jika visi terwujud. Cobalah untuk menggambarkan seperti apa sekolah yang ideal berdasarkan contoh-contoh positif yang sudah ada.

4. Jabarkan Rencana (Design)

Setelah memiliki gambaran masa depan yang diinginkan, tahap selanjutnya adalah merencanakan tindakan konkret yang perlu dilakukan. Tentukan langkah-langkah kecil yang bisa segera dilakukan dan juga langkah besar untuk merealisasikan visi yang telah ditentukan.

5. Atur Eksekusi (Deliver)

Langkah terakhir adalah menentukan siapa saja yang bertanggung jawab dalam setiap aksi. Pastikan semua pihak yang terlibat tahu peran mereka dan bagaimana mereka bisa berkontribusi dalam mewujudkan visi yang sudah ditetapkan.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, visi Guru Penggerak dapat diwujudkan dengan lebih mudah dan efektif, sehingga menciptakan lingkungan pendidikan yang berpihak pada murid dan mendukung perkembangan siswa secara menyeluruh.

2. Apa tantangan utama yang Anda hadapi dalam mengimplementasikan visi yang berpihak pada murid, dan bagaimana strategi Anda untuk mengatasinya?

Tantangan utama yang saya hadapi dalam mengimlementasikan visi yang berpihak pada murid adalah sulitnya mengubah pola pikir sebagian guru yang tidak mau repot, asal masuk kelas dan buka buku tanpa memperhatikan kebutuhan siswa yang penting tugas guru mengajar. Kemudian tantangan yang lain adalah sulitnya menumbuhkan rasa percaya diri pada murid .

Strategi yang saya lakukan dalam mengatasi hal ini adalah saya terus berusaha melakukan pendekatan dan memberikan pemahaman kepada oknum guru tersebut dengan cara yang humanis dan kekeluargaan di dalam komunitas belajar di sekolah dengan cara selalu melakukan refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan dan apa dampaknya bagi peserta didik. Mengajak para guru untuk mengingat apa yang dirasakan pada saat dulu ketika bersekolah. Apa kenangan yang paling membekas dan terus diingat. Mengajak guru untuk belajar dari pengalaman yang sudah dirasakan.

Kemudian untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa, saya membuat sebuah kegiatan pembiasaan literasi yang memberikan ruang bagi siswa untuk tampil. Sebuah kegiatan yang rutin kami lakukan di sekolah, yaitu kegiatan “GERCALIS” yaitu Gerakan Membaca dan Menulis.Kegiatan yang dilakukan di pagi hari secara bersama-sama di halaman sekolah ini berlangsung sekali dalam seminggu dengan kegiatan membaca, menceritakan kembali, menulis dan membacakan hasil tulisan. Dan itu dilakukan secara bergantian oleh setiap siswa. Dan hasilnya Alhamdulillah rasa percaya diri pada anak-anak mulai meningkat.

3. Bagaimana visi yang Anda rumuskan tersebut terhubung dengan pengalaman masa lalu Anda, relevansi dalam peran Anda saat ini, dan rencana Anda untuk membangun ekosistem pendidikan secara berkelanjutan di masa depan?

Visi yang saya rumuskan kalau dihubungkan dengan pengalaman masa lalu saya sendiri sebenarnya visi ini adalah merupakan apa yang saya cita-citakan. Saya ingin menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan aman bagi peserta didik agar mereka tidak mengalami seperti apa yang pernah saya rasakan dulu, yaitu belajar dalam lingkungan yang kurang mendukung dan berpihak. Hanya mengikuti keinginan dari guru, karena saat itu saya merasa memang guru adalah satu-satunya sumber ilmu.

Hal ini tentu saja sudah sangat tidak relevan dengan kondisi pendidikan saat ini. Apalagi setelah saya masuk dalam pendidikan guru penggerak, banyak sekali yang saya dapatkan dan saya pelajari. Mulai dari filosofi Pendidikan KI Hajar Dewantara (KHD) mengenai Kodrat alam dan kodrat zaman serta pernyataan beliau berikut: " Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu ".

Sebagai seorang pendidik kita hanya bisa merawat dan menuntun kodrat alam dan kodrat zaman dari anak didik karena setiap anak tumbuh sesuai dengan kodratnya sendiri. Seorang pendidik harus bisa menyelaraskan hal-hal positif dari korat alam anak dengan menguatkan karakter yang baik pada anak serta menyesuaikan pendidikan dengan kodrat zaman anak. Seperti di era sekarang era digital, seorang pendidik harus bisa mengikuti perkembangan teknologi dan memanfaatkan teknlogi dalam pembelajaran sebagai salah satu cara untuk menumbuhkan minat belajar peserta didik.

Belitung, 5 Desember 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post