Mengapa masih ragu meminta pada Allah?
Hari ini sangat terasa bagiku, jika meminta pada Allah pasti di beri. Mungkin baru sekarang aku menyadari betapa jika kita meminta pada Allah, Allah pasti beri. Hal ini tersa olehku sangat nyata dan sangat dekat. Hari paling tidak ada dua kejadian yang nampaknya sangat sederhana, tapi itu terjadi pasti dengan izin-Nya.
Pertama, pagi tadi waktu mengantar anak kesekolah. Sebelum mengantar anak, aku finger dulu di kantor TU. Supaya tidak lupa memberi uang belanja anak, kurogoh saku jaketku. Ternyata di dalamnya ada uang Rp32.000. satu lembaran Rp20.000,00, satu lembaran Rp10.000,00dan satu lagi lembaran R2.000,00. Aku berikan kepada anak Rp10.000,00. Berarti dalam saku jaket ada uang Rp22.000,00. Setelah memberikan uang belanja keanak aku starter lagi motorku dan bergerak mneuju sekolah anakku. Hampir sampai di gerbang keluar sekolahku, ponselku berdering. Dari seberang terdengar suara suamiku bertanya tentang kelengkapan anaknya ke sekolah. Selesai bicara dengan suami, akupun jalan kembali.
Setelah anakku turun dari motor, entak kenapa aku merogoh saku jaketku. Aku agak heran karena tadi sangat jelas bagiku uang dalam saku jaketku ada Rp22.000,00. Tapi sekarang tinggal Rp2000,00. Kenapa uangku tinggal Rp2000,00 saja ya? Batinku. Aku teringat tadi aku mengambil ponselku yang berada di saku jaket yang sama. Timbul praduga dibenakku:”mungkin uang lembaran Rp20.000,00 jatuh waktu mengambil ponsel di dekat gerbang sekolahku. Ya, Allah kalau memang masih rezekiku pasti nanti ketemu lagi, batinku. Aku pasrah dan kembali menghidupkan mesin motorku untuk kembali ke sekolah.
Sampai digerbang sekolah tempat aku mengambil ponsel, kulihat gerbang itu tertutup. Aku masuk melalui gerbang yang lain. Aku kembali ke gerbang tempat aku mengeluarkan ponsel tadi. Aku perhatikan sekitarnya. Aku tidak melihat ada uang lembaran Rp20.000,00 di sana. Mungkin bukan rezkiku lagi kataku dalam hati. Mungkin uang itu jatuh karena aku belum bersedekah pagi ini
Karena aku masuk kelas jam pertama sampai jam keempat, cerita uang hilang sementara menguap dari memoriku. Ketika waktu istirahat temanku memberikan uang jalan pergi MGMP. Aku lalu bercerita ke teman, bahwa uangku terganti pagi ini, karena sebelumnya aku kehilangan selembar uang Rp20.000,00 lengkap dengan tempat perkiraan jatuhnya uang tersebut. Temanku yang lain nyeletuk: “ dua puluh ribunya satu lembar ya?”. “ Iya” jawabku. “ tadi sudah diumumkan nggak kedengaran ya “ tanya temanku lagi. “ tadi saya ngantar anak dulu pak, mungkin waktu mengantar anak itu pengumumannya itu pak, maka saya tidak mendengar “ kataku. “Wah berarti uang itu masih rezeki ibu, jemputlah ke ibu Lina ” kata temanku lagi. Akupun menjemput uangku yang jatuh ke ibu Lina. Kalau masih rezeki uang yang hilang akan kembali lagi.
Kedua, karena tergesa – gesa berangkat ke sekolah, mukenaku untuk sholat di sekolah ketinggalan di rumah. Aku melihat jam dinding di hadapanku . jarumnya sudah menunjukkan padaku bahwa waktu sudah pukul 12.15 WIB. Aku tahu sebentar waktu shalat zuhur akan masuk. Tapi aku masih duduk di kursiku. Aku menoleh ke barisan kursi di belakangku. Ada teman yang punya mukena dan nampaknya tidak akan ikut shalat berjamaah, karena kulihat beliau akan sholat di kantor saja. Aku sampaikan ketemanku bahwa aku ingin meminjam mukenanya. lalu aku pergi mengambil wudu. Ketika Azan berkumandang hatiku agak sedih karena kupikir aku tak bisa ikut shalat berjamaah di mushola karena tak punya mukena sendiri. Setelah berwudu, sambil merapikan jilbab aku membatin : “ ya Allah berilah aku rezki sehingga aku bisa shalat zuhur berjamaah hari ini.
Keluar dari tempat berwudu, aku bertanya pada teman apa dia punya mukena yang bisa kupakai. Ketika sedang bicara dengan teman yang lain, teman yang sholat di kantor memanggilku. Ternyata beliau sudah selesai shalat dan meminjamkan mukenanya padaku. Karena sholat berjamaah belum dimulai, akupun bergegas kemushola. Alhamdulillah aku bisa ikut sholat zuhur berjamaah hari ini. Setelah memikirkan kejadian hari ini, semoga aku tetap meminta hanya pada Allah, dan insyaallahi aku tidak akan kecewa.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cerita nya menggambarkan ttg siapa diri kita....Uni salutt nel....