Sadarlah ibu, kami berbeda
Sadarlah Ibu, kami ini berbeda.
Libur semester ganjil telah berakhir. Tanggal 2 Januari 2020 seluruh sekolah di bawah nauangan Kemenag Bukittingi sudah mulai sekolah kembali. Pada hari pertama sekolah kami para guru dan anak – anak gotong royong membersihkan kelas dan pekarangan sekolah. Alhamdulillah anak – anak gotong royong dengan sungguh – sungguh dan penuh semangat.
Tanggal 3 Januari karena bertepatan dengan perayaan HAB Kemenang yang ke -74 maka sebagian besar anak – anak diliburkan dan hanya ada dua kelas yang di utus untuk mengikuti upacara HAB Kemenag.
Sabtu 4 Januari proses pembelajaran di kelas mulai berjalan seperti sedia kala.
Pada hari pertama masuk kelas aku tidak langsung belajar, tapi menggambarkan tepatnya mengingatkan anak – anakku tentang UNBK dan persiapan untuk menhadapinya agar mendapatkan hasil sesuai harapan. Aku menjelaskan bahwa cara belajar yang akan dilaksanakan adalah pembelajaran individu dan pembelajaran teman sejawat, dengan harapan aku bisa membimbing anak – anak sesuai dengan kebutuhannya masing – masing dan jika diperlukan dibantu oleh temannya.
Karena semua materi untuk kelas xii ini sudah kami selesaikan di semester 1, maka di semester dua ini kami hanya mempersiapkan diri untuk menghadapi serangkaian To dan ujian yang akan dijalani. Khusus untuk matematika, anak – anak sudah memfoto copi soal UN tahun sebelumnya. Pada awal belajar ini aku mewajibakan anak –anak untuk mencoba menjawab soal tahun 2018 menurut kemampuan masing – masing, dari hasilnya terlihat bahwa anak –anak banyak memilih menyelesaikan soal yang memuat materi di kelas xii. Lalu setiap kelas aku tugaskan untuk melanjutkannya di rumah dengan tujuan agar anak – anak belajar kembali secara mandiri di rumah dengan membahas soal sambil membuka kembali catatan – catatannya terdahulu, kemudian soal yang masih belum bisa diselesaikan didiskusikan di sekolah.
Pada pertemuan kedua, aku bertanya kepada anak- anak didi,ku tentang tugas yang aku berikan sebelumnya. Ternyata hanya sebagian kecil yang bisa mereka selesaikan, ada yang tidak percaya dengan hasil kerja mereka. Lalu aku beri kesempatan untuk mencoba di sekolah tanpa aku jelaskan terlebih dahulu, tapi di coba dulu kalau ada kendala aku bimbing secara individu dengan cara tanya jawab dengannya. Di beberapa kelas cara ini disambut anak dengan antusias terbukti dengan hampir semua anak mencoba mejawab soal – soal tersebut dan secara bergantian bertanya apakah mereka benar atau menanyakan kenapa mereka tidak menemukan hasilnya sambil bertanya dimana salahnya ini bu, sehingga tidak ditemukan hasilnya. Aku bahagia melihat anak – anak didikku yang semangat belajar sehingga mereka bersorak gembira jika mereka benar dan berlari lagi kebangkunya untuk mencoba soal berikutnya.
Tapi kebahagiaanku itu tidak terjadi diseluruh kelas. Pada hari yang sama di kelas berikutnya aku mencoba cara yang sama, setelah diberikan waktu hanya 3 orang yang berusaha untuk menjawab soal – soal tersebut, sebahagian besar yang lain hanya melongo dan malahan ada yang mengantuk. Kebetulan jamku dikelas itu dipisah oleh istirahat, satu jam sebelum istirahat dan satunya lagi sesudah istirahat. Karena bel istirahat sudah berbunyi aku persilahkan anak –anak untuk istirahat. Sesampainya di ruang guru aku mengadu ke wali kelasnya bahwa anaknya banyak yang masih malas – malasan belajar, karena aku agak kesal dengan kelakuan anak – anak itu. Setelah bel masuk aku kembali ke kelas dan bertanya kepada anak – anak kenapa mereka banyak yang tidak bersemangat waktu belajar . ternyata malam sebelumnya sebagian besar anak – anak didikku ini tidak tidur karena membuat akun LTMPT yang katanya untuk mengikuti SNMPTN dan waktunya akan berakhir hari itu.
Aku memutuskan untuk membimbing anak – anak secara klasikal dengan meminta kepada mereka materi mana yang akan di bahas lebih dulu. Mereka agar kami membahas masalah fungsi lebih dahulu. Akupun memenuhi keinginan mereka . Aku katakan bahwa aku kan membahas satu soal lalu mereka mencoba soal lain yang modelnya sama sendiri lalu lanjut lagi dengan soal lainnya begitu seterusnya. Sampai waktu berakhir kami bisa menyelesaikan soal komposisi fungsi sampai menentukan daerah asalnya dan soal invers fungsi dan menentukan nilai invers fungsi.Mereka sudah mulai berdiskusi dengan temannya dan ada yang bertanya langsung padaku tentang soal yang mereka selesaikan. Setelah bel berbunyi aku mengakhiri kelasku itu dan kembali ke ruang guru.
Sampai di ruang guru aku merenungi apa yang sudah kulakukan hari ini. Dari hasil perenungan itu aku berkesimpulan bahwa sebagai guru aku tidak bisa memperlakukan anak – anak didikku dengan cara yang sama karena mereka itu memang berbeda dan aku harus lebih banyak tahu tentang siapa dan bagaimana anak – anak didikku itu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Guru yang bijaksano, memmang harus tau latar belakang anak didik nya...Hebattt