Sakitnya Tuh di Sini
# Tantangan Hari ke-2 # # Tantangan Gurusiana #
Mengajar siswa kelas I. SD/MI menurutku tidaklah mudah, tetapi ada juga yang beranggapan sangat mudah, ada juga yang berpendapat bahwa mengajar di kelas I itu gampang - gampang susah.
Di kelas I, siswa bisa mengenal huruf, menyambung huruf, mengenal angka, membaca dan menulis, bahkan gurunya membimbing bagaimana caranya memegang pensil yang benar, bagaimana cara duduk yang benar serta pada saat PBM berlangsung terkadang ada gangguan karna adanya siswa yang ngompol dan BAB dicelana.
Namun proses tersebut dijalankan dengan penuh kesabaran dan ke ikhlasan, karna yang ada dibenaknya pada waktu itu adalah bagaimana caranya agar semua peserta didiknya mampu membaca, menulis, berhitung, serta tumbuh menjadi manusia yang berkepribadian mulia.
Apakah proses tersebut tidak penting buat mereka??? Kenapa justru moment - moment seperti itu yang terlupakan ???
Sering kali yang diingat hanyalah guru yang mengajar di kelas tingginya saja, terutama guru kelas VI mereka. Seolah - olah guru kelas I itu tidak memiliki peran sama sekali dalam dunia pendidikan yang mereka lalui. Mampukah seseorang itu sukses tanpa harus melalui proses pendidikan dari awal??? Jadi kenapa harus lupa dan terlupakan???
Diakui ataupun tidak,toh kenyataannya memang begitu, Guru kelas I terlupakan. Setiap mereka kembali ke madrasah,setiap mereka mengadakan reunian yang dicari hanyalah guru kelas tinggi mereka saja, tidak pernah mereka mengingat untuk mengadakan silaturrahmi kepada guru - guru sewaktu mereka duduk di kelas I.
Sebenarnya guru tersebut tidak menuntut itu semua, karna memang sudah menjadi tugas dan tanggung jawabnya, Namun untuk di lupakan mungkin itu tidak masalah, akan tetapi tidak mau bertegur sapa apalagi berjabat tangan, itu rasanya gimanaa gituuh.. Sakitnya tuh di sini, seolah - olah guru kelas I tersebut tidak ikut berperan sama sekali dengan keberhasilan pendidikan yang mereka jalani. Padahal di awal sekolah mereka adalah anak yang masih rapuh dan lugu, belum pandai membaca, menulis dan berhitung.Bukankah ini proses yang harus mereka ingat untuk dijadikan cerita indah, karna bagian dari hidup peserta didik.
Untung saja tidak semua peserta didik yang demikian, masih ada juga yang mengingat gurunya meskipun tidak banyak, akan tetapi dapat menjadi obat yang membuat gurunya pernah ikut berperan dalam pendidikan mereka.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tetap istiqomah bu.. barakallah..
Tetap istiqomah bu.. barakallah..
Hmm So pasti ibuk..
Ooooohhoooo, seperti yg ku rasa, tapi tak semua juga ya.... Mantap nel....
Ahayy.. Bru baraja baru buk das..
Ya, inel, itulah unek2 yg harus dikeluarkan, mdh2an Kita ttp sabar nel? Mmg pddkn itu butuh proses, kita positif tingking aja, biarlah segala amal kita Allahlh yg mengetahuinya dan jd amal jahiriah buat kita, ndak nel se marasoan do, uni jg lho
Ho oh buk wit
Ahhaayyy ... Sammooo frend.Gw...Sakit juga tuhhh disini.!! Ha ha haa..cayyoo say!!
Ha ha ha... Cegak lai friend...
Hanya perasaan mu saja kawan. Semua guru itu sama penting nya baik kl 123456
Iyo tuh kawan... Semoga demikian..
Hanya perasaan mu saja kawan. Semua guru itu sama penting nya baik kl 123456
Hanya perasaan mu saja kawan. Semua guru itu sama penting nya baik kl 123456h