Yang dinanti tidak kunjung datang
Hari semakin siang matahari mulai berada di pukul 12.00 siang. Mata mulai berkaca-kaca menantikan dambaan hati si buah rindu. Sudah tidak sabar melihat raut wajah yang begitu lekat diingatan masih membayangi pemandangan ke ingatan ke masa lalu. Kapan datangnya kok lama sekali sampai berjam-jam menantikan kedatanganku sayangku.
Hanya tersisa cilotehan serta senda gurauanmu begitu lekat membayangi pikiranku. Begitu pedulinya diriku menunggu kedatanganku bagiku. Setiap yang lewat seolah dirimu yang datang. Tapi kenyataannya apa, jiga bukan dirimu sayang. Apa sebenarnya yang terjadi di sana. Apakah jalannya macet atau antrian terlalu lama.
Sungguh kehebatannu saya acungkan jempol. Di saat ingatanku telah mengabaikanmu maka disaat itu kamu datang bergegas menghampiri diriku. Terpaksa sendiri keluar tanpa disuruh. Terpaksa datang apabila sudah saatnya muncul. Itulah diri seorang seorang bayi mungil lahir kedunia tanpa berdosa. Aku ibumu sangat bahagia menanti kedatanganmu.
Terima kasih,
Perawang 10012022
Nelwiza, S. Pd
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren tulisannya, lanjutkan berkarya ibu
Berikan masukkan ya bapak ibu
Berikan masukkan ya bapak ibu