NENDEN HERNIKA

Lahir di Subang, dan sejak tahun 1993 tinggal di Bojongmangu Kabupaten Bekasi, menjadi guru SDN Bojongmangu 03 Berusaha mengubah rintangan menjadi peluang,...

Selengkapnya
Navigasi Web

AKU DIBERHENTIKAN TANPA PEMBERITAHUAN (4)

Tantangan Menulis hari Ke-38

Tiba di ladang ku lihat Mas Wasto sedang asyik menyiangi kebun jagung. Ladang kami memang tidak terlalu luas, sehingga Mas Wasto lebih banyak mengerjakan segalanya sendiri, tanpa bantuan atau memberi upah pada orang lain. Dan itulah salah satu hal yang kukagumi dari Mas Wasto, pekerja keras.

“Assalamualiku, Mas, makan yu!” aku berteriak memanggil Mas Wasto, begitu tiba di pinggir ladang. Mas Wasto menengok ke arahku.

“Waalaikum salam. Lho, ko nyusul ke ladang? Bukannya istirahat di rumah!” jawabnya sambil berdiri dan memandang ke arahku.

“Pengen makan di sini bareng Mas!” jawabku sambil terus berjalan ke arah dangau di pinggir ladang sebelah selatan. Mas Wasto membangun dangau itu di sana, jadi selain untuk sekedar berteduh, di sana bisa lebih leluasa melihat pemandangan ke mana-mana.

“Saya juga bawa es sirup lho, Mas, sini, istirahat dulu!” teriakku sambil menyimpan bawaan, setibanya di dangau. Semua makanan aku keluarkan. Mas Wasto terlihat berjalan juga menuju arahku, dan setibanya di dangau langsung duduk, lalu meminum sirup yang sudah aku tuangkan ke cangkir.

“Harusnya Neng makan di rumah dulu, jangan sampai telat makan siang, nanti sakit lho, menunda-nunda makan!” Mas Wasto mengingatkan. Dia memang mengikuti keluargaku, memanggilku dengan sebutan Neng.

“Ga apa-apa, Mas, belum terlalu lapar kok, kan sudah makan tadi pagi,” jawabku.

“Iya, tapi kan sekarang sudah hampir pukul tiga, udah kelewat makan siang, Mas juga sudah makan tadi habis dzuhur,” katanya. Mas Wasto memang selalu membawa sarung ke ladang, jadi dia sholat dzuhur selalu dilakukan di ladang, supaya tidak bulak-balik ke rumah.

“Ya udah, makan lagi, yu!”

“Masih kenyang. Neng aja yang makan. Mas mau meneruskan menyiangi kebun jagung, hitung-hitung menunggu asar.” Aku pun mengangguk, lalu makan. Mas Wasto kemudian kembali meneruskan menyiangi kebun jagung. Aku pun memandanginya sambil makan, sementara angin menjelang sore terasa lebih sejuk, membuat makan makin lahap.

(Bersambung)

Bekasi, 07-02-2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

salam literasi...

07 Feb
Balas

Salam literasi juga, Pak, terimakaksih banyak.

07 Feb



search

New Post