neneng hendriyani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
JANGAN BULLY ANAKKU

JANGAN BULLY ANAKKU

Memiliki anak laki-laki sungguh tidak mudah bagiku. Bagaimana tidak. Aku lahir di sebuah keluarga yang sebagian besar anaknya perempuan. Sehingga kehadiran anak laki-laki adalah anugerah bagiku. Ia laksana mutiara yang sangat mahal.

Melihatnya tumbuh kembang dari hari ke hari tanpa sesuatu hal yang buruk menimpanya adalah impian sekaligus doaku. Sehingga manakala mendengarnya pulang bermain dengan luka di punggungnya atau wajahnya yang merah disertai derasnya air mata sangat merisaukan hatiku.

Siapapun kurasa tak akan bisa menerima anak laki-lakinya disakiti, diadu bagai ayam aduan oleh orang dewasa yang gagal mendidik anaknya. Siapapun pasti mengutuk kelakuan bejat orang itu. Dan pastinya berupaya sekuat tenaga agar si anak tidak bermain lagi dengan anak itu.

Bila sudah demikian jangan salahkan anak tersebut tidak punya kawan bermain lagi. Bila sudah seperti itu jangan pula memusuhiku. Aku melarangnya karena aku tak mau melihatnya menderita. Yah. Anakku sangat menderita. Ia ketakutan sekaligus marah dan kecewa. Tidak nakal saja diperlakukan demikian, bagaimana bila ia nakal? Barangkali habis sudah dipukulnya tubuh anakku dengan balok sepanjang satu meter yang ia simpan di dapurnya.

Lalu, mengapa menyalahkan ku karena melarang anakku bermain dengannya? Aku menderita insomnia sejak hari itu. Akal pikiranku tak bisa menerima perlakuan jahat lelaki biadab itu. Aku marah namun tak kuasa melakukan apa-apa. Aku pun takut ia melakukannya lagi bila aku tak ada di rumah. Sungguh ini membuatku tak berdaya.

Maka, dengarkan aku. Aku berusaha melindungi anakku. Tidak dengan kata-kata cengeng masa lalu yang biasa kudapat dari orang tuaku. Aku mendidiknya untuk tegar berdiri melawan ketidakadilan. Ia harus berani karena benar. Ia pun harus gentle bila berbuat salah harus meminta maaf dan memperbaiki semuanya dengan baik.

Sementara hubungan kita, kurasa cukup sampai di sini. Jangan usik ketenangan ku mendidik anakku. Ia harus menjadi laki-laki tangguh yang bertanggung jawab. Ia harus belajar menghadapi kerasnya hidup dan kehidupan.

Kita cukup melihat saja dari jauh. Jangan ganggu ia. Jangan coba mem-bully nya lagi.

Padalarang, 15/10/2017.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Betul bu neng, anak saya juga laki-laki. Sedih kalau dia pulang dengan baju seragam yang robek karena ditarik-tarik temannya sampai dia jatuh ke parit sekolahan. Setuju, mengajarkan anak laki-laki menjadi pemberani itu penting. Tentunya berani karena benar ya..

16 Oct
Balas

Ya, ibu. Alhamdulillah ada yang setuju dengan ide saya. Semoga kita berhasil ya Bu mengajarkan anak laki-laki kita untuk tegar, berani, dan bertanggung jawab.

19 Oct



search

New Post