Dadaku berguncang cukup kencang bila melihat binatang ini, warnanya yang hitam, moncongnya yang menjijikan serta bentuknya sangat menggelikan, apalagi ketika sedang belajar untuk menghadapi ujian kelulusan, ketika itu istilahnya disebut EBTANAS (Evaluasi Belajar Akhir Tahap AKhir Nasional, Saat itu kakiku menginjak sesuatu yang terasa cukup empuk, karena penasaran, kulihat benda empuk tersebut, dan ternyata … astagfirullahalaziim… aku berteriak sangat keras saking kagetnya dan berlari keluar kamar dengan dada yang berdegup sangat kencang.

Binatang jenis omnivora ini memakan apa saja yang dapat dimakannya mulai dari serangga, sayuran dan lain sebagainya Binatang ini sangat jorok… jorok dan jorooook …. sekali. Aku sangat membencinya, apalagi ketika membayangkan kaki ini membelai-belainya karena terasa empuk sekali, tidak tahunya binatang ini sudah jadi bangkai.

Yaa Allah…. aku sangat membenci sekali binatang ini, apalagi ketika binatang ini masuk ke dalam rumah, aku sampai naik meja sambil berteriak-teriak ketakutan agar binatang itu tidak mendekat.

Akhirnya binatang itu dapat diusir keluar rumah, tetapi masuk ke kandang ayam. Yaa Allah…. anak ayamku dikejar-kejarnya dan satu anak ayamku diterkamnya dimakan oleh binatang itu. Sadis memang binatang itu… aku sangat membencinya apalagi kalau binatang itu baru naik dari selokan dengan gaya lenggak lenggok yang menyebalkan dan mendekati kandang ayam.

Suatu hari ketika binatang itu naik dari selokan kebetulan suami sedang latihan menembak dengan senapan angin. Ditembaknya binatang itu dan kena sehingga darahnya berhamburan di dilantai teras yang berwarna putih, darahnya yang merah mengotori lantai yang baru saja dipel oleh bi atoy.

Kadang aku kasihan juga pada binatang itu yang mati mengenaskan, tetapi binatang itu memang sangat bandel sering memakan anak-anak ayam peliharanku. Sekarang binatang itu sudah mati tidak ada lagi binatang yang mengganggu anak-anak ayamku, sehingga anak-anak ayamku bisa tumbuh dan berkembang menjadi besar.