Neneng Noeraeni A, M.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PENGGUNAAN APLIKASI CROSSWORD PUZZLE MAKER DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA

PENGGUNAAN APLIKASI CROSSWORD PUZZLE MAKER DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA

PENGGUNAAN APLIKASI CROSSWORD PUZZLE MAKER DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS PADA PEMBELAJARAN TEKS RECOUNT

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Curug Tahun Pelajaran 2022 - 2023)

Oleh : Neneng Noeraeni Aprianti, S.Pd

(NIPPPK. 198704252022212013)

(Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 3 Curug)

ABSTRAKSI

Rendahnya kemampuan kosakata bahasa Inggris berdampak pada penguasaan keterampilan berbahasa. Sehingga siswa merasakan kesulitan dalam pembelajaran bahasa Inggris baik yang melibatkan keterampilan memahami teks bacaan lisan dan tulis, berbicara, atau menulis. Minimnya kosakata yang dimiliki membuat siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut menjadi latar belakang guru melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan aplikasi crossword puzzle maker untuk membantu siswa meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris mereka. Guru dapat membuat crossword puzzle sendiri dengan bantuan aplikasi tersebut dan disesuaikan dengan materi pembelajaran terutama pada pembelajaran teks recount yang erat kaitannya dengan kehidupan siswa sehari - hari. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan sejauh mana penggunaan aplikasi crossword puzzle maker untuk meningkatkan kosakata siswa dan menjelaskan bagaimana respon siswa terhadap crossword puzzle. Hasil dari penelitian menunjukan adanya peningkatan penguasaan kosakata siswa dengan hasil post-test 1 sebesar 68,29 dan di post-test 2 sebesar 87,56 dari hasil pretest 59,02 serta adanya respon positif siswa terhadap penggunaan crossword puzzle maker. 80,4% siswa merasakan pembelajaran yang menyenangkan dan 73% setuju penggunaan crossword puzzle membantu mereka dalam menguasai kosakata bahasa Inggris.

Kata kunci : crossword puzzle maker, kosakata bahasa Inggris, recount text, penelitian tindakan kelas.

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Bahasa Inggris digunakan secara umum sebagai alat komunikasi internasional. Dalam membangun komunikasi, kosakata memiliki peran penting untuk menunjukkan kemampuan berbahasa seseorang. Banyaknya jumlah kosakata yang digunakan akan membuat komunikasi berjalan dengan baik. Dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah, siswa seringkali menggunakan bahasa ibu mereka untuk mendominasi penggunaan bahasa dalam pembelajaran bahasa Inggris mereka. Siswa merasa kesulitan dalam mengungkapkan dan memahami gagasan baik dalam keterampilan produktif (menulis dan berbicara) maupun keterampilan reseptif (menyimak dan membaca). Masalah utama adalah kurangnya kosakata yang membatasi mereka untuk belajar bahasa Inggris. Masalah tersebut muncul karena siswa kurang dalam memperoleh dan mempraktikkan kata-kata baru untuk memperkaya penguasaan kosakata mereka. Kosakata merupakan unsur utama kompetensi berbahasa yang digunakan siswa dalam melatih kemampuannya dalam menyimak, membaca, menulis dan berbicara (Richard dan Renandya, 2002:225). Penguasaan kosakata yang baik akan menunjukkan bagaimana siswa memiliki kemampuan yang baik dalam menulis, membaca, memahami dan berbicara bahasa.

Secara tradisional, siswa menemukan kosakata baru dari membaca teks dan menandai kata-kata baru atau asing dengan menggarisbawahinya. Kemudian, mereka meminta guru untuk menjelaskan arti dari kata-kata tersebut atau mencari arti dari kamus. Selain itu, metode menghapal kosakata pun masih sering digunakan pada pembelajaran bahasa Inggris. Cara-cara tersebut tidak hanya menciptakan situasi yang membosankan tetapi juga kondisi yang tidak sesuai dengan kebutuhan siswa saat ini. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran kosakata, guru harus mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dan menarik di dalam kelas. Hal ini bertujuan untuk menghindari situasi yang monoton dan membosankan yang membuat siswa tidak dapat belajar secara efektif. Bermain game dapat menjadi kegiatan untuk memotivasi siswa dalam belajar dan berlatih kosakata tanpa paksaan. Selain itu, kesenangan dalam belajar kosa kata dapat dicapai dengan melakukan permainan yang tepat. Menurut Lee (1995:35) ada beberapa manfaat dalam melakukan permainan di kelas, seperti memberikan istirahat dari kegiatan umum di kelas bahasa, memberikan motivasi dan tantangan, usaha dalam belajar dan membantu untuk berlatih bahasa dalam berbagai keterampilan. (Huyen & Nga, 2003).

Selanjutnya, Guru harus selektif dalam memilih permainan tertentu sebagai pendekatan dalam pembelajaran yang mendukung tujuan peningkatan penguasaan kosakata siswa. Artinya siswa tidak hanya fokus pada bermain game sebagai kesenangan tetapi juga fokus pada pembelajaran kosa kata itu sendiri. Oleh karena itu, guru harus memiliki kemampuan dalam memodifikasi permainan berdasarkan tujuan pembelajarannya untuk mencapai pembelajaran yang bermakna. Salah satu permainan yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran kosakata di kelas yaitu permainanan teka teki silang yang dapat dibuat melalui aplikasi crossword puzzle. Peneliti menggunakan aplikasi crossword puzzle maker yang diakses secara online untuk membuat teka teki kata dengan mudah. Aplikasi tersebut dipilih karena penggunaannya yang mudah dan tidak berbayar.

Amy Fatwayani (2013:3) menjelaskan bahwa Crossword Puzzle merupakan sebuah permainan teka teki kata yang didesain dalam bentuk kotak hitam dan putih untuk dituliskan satu huruf disetiap kotaknya yang tersusun menjadi sebuah kata sebagai jawaban dari pertanyaan arahan yang diberikan. Selain melatih penguasaan kosakata siswa, pembelajaran menggunakan teka teki kata akan lebih berpusat pada siswa dan dapat melatih siswa berpikir kritis, serta menciptakan susasana belajar yang menyenangkan karena mereka belajar sambil bermain. Hal tersebut pun sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Alfira Ramadani (2019) yang berjudul Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Crossword puzzle Berbasis Aplikasi Puzzle Maker Terhadap Hasil Belajar Biologi Konsep Kingdom Animalia Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Maros. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa siswa yang belajar menggunakan metode crossword mendapatkan hasil belajar lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran konvesional.

Dalam proses pembelajaran bahasa Inggris, teks recount adalah salah satu jenis teks yang diajarkan pada siswa kelas 8 SMP. Pardiyono (2007) menjelaskan bahwa recount text adalah jenis teks yang menceritakan kepada pembaca tentang sesuatu yang pernah terjadi atau menceritakan kembali peristiwa masa lalu. Anderson & Anderson (2002) berpendapat bahwa teks recount adalah sebuah teks yang menceritakan sejumlah kejadian di masa lampau dalam sebuah rangkaian waktu tertentu secara berurutan. Dengan demikian disimpulkan bahwa teks recount adalah teks yang menceritakan kembali pengalaman atau kejadian masa lalu penulisnya sehingga tentunya isi teks akan sangat berkaitan dengan kehidupan sehari – hari penulisnya.

Penelitian ini mengambil tempat di SMP Negeri 3 Curug Tangerang dan subjeknya adalah kelas delapan. Sehubungan dengan itu, penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas sebagaimana yang dinyatakan oleh Burn (1999: 12) bahwa tujuan CAR (Penelitian tindakan kelas) adalah 'membawa perubahan dalam situasi sosial sebagai hasil dari pemecahan masalah dan kolaborasi kelompok' (Benson, 2001: 182). Selain itu, berdasarkan pengamatan guru pada pembelajaran recount permasalahan yang teridentifikasi dalam pembelajaran teks recount yaitu siswa sulit memahami isi teks karena kurangnya penguasaan kosakata, terutama kosakata kata kerja dalam bentuk past tense yang digunakan dalam teks tersebut. Berdasarkan identifikasi tersebut, maka peneliti menggunakan metode teka teki kata untuk memudahkan siswa dalam memperoleh kosakata baru dengan cara yang menyenangkan.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Penggunaan Aplikasi Crossword puzzle Maker Dalam Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Pada Pembelajaran Teks Recount (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Curug).”

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut rendahnya kemampuan siswa dalam penguasaan kosakata berbahasa Inggris dan rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris dalam materi teks recount.

3. Rumusan Masalah

Peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1) Sejauh mana penggunaan aplikasi crossword puzzle maker dalam meningkatkan penguasaan kosakata dalam pembelajaran teks recount pada siswa kelas 8 SMP Negeri 3 Curug Tahun Pelajaran 2022 -2023 ?

2) Bagaimana respon siswa dalam pembelajaran teks recount dengan menggunakan aplikasi crossword puzzle maker pada siswa kelas 8 SMP Negeri 3 Curug Tahun Pelajaran 2022 - 2023?

4. Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan sejauh mana penggunaan aplikasi crossword puzzle maker untuk meningkatkan penguasaan kosakata dalam pembelajaran teks recount pada siswa kelas 8 SMP Negeri 3 Curug Tahun Pelajaran 2022 -2023.

2. Menjelaskan bagaimana respon siswa dalam pembelajaran teks recount dengan menggunakan aplikasi crossword puzzle maker pada siswa kelas 8 SMP Negeri 3 Curug Tahun Pelajaran 2022 – 2023.

3. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat sebagai berikut:

1. Bagi Penelitian selanjutnya, memberikan tambahan informasi terkait teori – teori pembelajaran kosakata bahasa Inggris yang telah ditemukan sebelumnya sebagai bukti dan pendukung analisis penelitian.

2. Bagi Sekolah, memberikan realita pembelajaran kosakata pada materi recount teks yang telah dilakukan oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Curug Tangerang dan evaluasi kegiatan untuk mendapatkan media pembelajaran yang efektif dan tepat yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

3. Bagi siswa, membantu siswa dalam meningkatkan motivasinya dalam belajar bahasa Inggris terutama pada pemerolehan kosakata, sehingga mereka tidak akan menganggap bahwa bahasa Inggris itu sulit melainkan menarik dan menyenangkan.

4. Bagi guru bahasa Inggris, memberikan kontribusi kepada guru bahasa Inggris dalam menentukan media dalam pembelajaran bahasa Inggris secara tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga proses belajar mengajar dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Penelitian Tindakan Kelas

Dalam proposal penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian tindakan kelas untuk menghasilkan informasi yang valid tentang kesulitan siswa dalam penguasaan kosakata dan menemukan solusinya dengan penerapan Aplikasi Crossword puzzle Maker sebagai media untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa khususnya pada pembelajaran teks recount.

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Arends (2004: 504) menyatakan bahwa penelitian tindakan dipandu oleh proses dan standar penyelidikan ilmiah, tetapi tidak dimaksudkan dalam banyak kasus untuk menginformasikan penelitian yang lebih besar atau komunitas pendidikan. Yang sebaliknya, itu adalah proses memperoleh informasi dan mencari pengetahuan yang melayani tindakannya sendiri. Dalam hal ini, peneliti bertindak sebagai guru dalam melakukan penelitian di kelasnya sendiri.

Peneliti menggunakan Aplikasi crossword puzzle maker sebagai media dalam pembelajaran teks recount. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa inggris siswa sebagai cerminan dari keefektifan dalam proses belajar mengajar. Kemudian menjadi salah satu alternatif dalam memulihkan praktek pembelajaran dan mengevaluasi keberhasilan proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran kosakata bahasa Inggris. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Burn (1999: 12) bahwa tujuan CAR (Penelitian Tindakan Kelas) adalah 'membawa perubahan dalam situasi sosial sebagai hasil dari pemecahan masalah dan kolaborasi kelompok' (Benson, 2001: 182). Oleh karena itu, dilakukan penelitian tindakan kelas sebagai tindakan guru untuk memecahkan masalah yang terjadi di kelasnya sendiri. Itu sebagai pemulihan proses belajar mengajarnya menjadi lebih baik.

B. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

Langkah – langkah penelitian ini diadaptasi dari model penelitian tindakan kemmis dan McTaggart in Nunan (1989:12). Mereka mengilustrasikan pandangan mereka tentang proses penelitian tindakan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3, yang setiap siklus memiliki empat langkah: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Gambar.1 Konsep Kemmis dan McTaggart dari Proses Penelitian Tindakan.

Selanjutnya, Kemmis and McTaggart in Nunan (1989:12) menjelaskan langkah – langkah pada siklus penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

1. Perencanaan

Mengembangkan rencana tindakan untuk meningkatkan apa yang sudah terjadi. Dalam tahap ini, peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam melakukan tindakan ini, misalnya mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran kemampuan kosakakata yang mencakup RPP, materi ajar, LKPD, dan media yang digunakan dalam melaksanakan tindakan serta evaluasi setelah melakukan tindakan untuk mengetahui peningkatan penguasaan kosakata siswa.

2. Pelaksanaan

Bertindak untuk mengimplementasikan rencana tersebut. Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai langkah – langkah pembelajaran pada RPP yang difokuskan pada kemampuan kosakata bahasa Inggris siswa menggunakan crossword puzzle maker.

3. Pengamatan

Amati efek tindakan dalam konteks di mana hal itu terjadi. Dalam tahap ini, peneliti mengamati efek tindakan dalam konteks di mana hal itu terjadi. Selain itu, guru observer juga mengisi lembar observasi tentang proses belajar mengajar di kelas untuk mengetahui situasi saat kegiatan permainan atau latihan menggunakan crossword puzzle berlangsung.

4. Refleksi

Renungkan efek - efek yang dihasilkan. Pada tahap ini, peneliti merefleksikan bagaimana proses belajar mengajar berjalan. Fungsi refleksi untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan tindakan. Peneliti membuat evaluasi dari hasil tes dan observasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru kolaboratif selama proses belajar mengajar.

2. Kosakata (Vocabulary)

Richard dan Renandya (2002 :225) menjelaskan bahwa kosakata adalah elemen penting pada keterampilan berbahasa, baik dalam kemampuan mendengarkan, membaca, menulis, maupun berbicara. Kemudian, Ramdhan (2017) pun mengatakan bahwa perbendaharaan kata (vocabulary) merupakan salah satu aspek yang mendukung keberhasilan pembelajaran bahasa. Dengan demikian, baik dalam berbahasa indonesia ataupun bahasa Inggris, penguasaan kosakata sangat diperlukan untuk membangun komunikasi baik secara tulis dan lisan dengan baik. Selain itu penguasaan kosakata dapat membantu siswa memahami makna dari bahasa yang digunakan. Hal tersebut pun sejalan dengan pendapat Hornby (1986:478) yang menjelaskan bahwa vocabulary adalah sekelompok kata yang dapat digunakan seseorang untuk mengungkapkan pikirannya. Selain itu, penguasaan vocabulary suatu bahasa diperlukan untuk mengakses pengetahuan dan memaknainya.

Suyatno (2005:43) mengatakan bahwa Vocabulary merupakan kumpulan kata dalam bahasa Inggris yang memiliki makna bila kita menggunakannya . Selain itu, Maulana (dalam Suyatno, 2005:44) juga mengemukakan bahwa vocabulary merupakan himpunan dari kata dalam bahasa Inggris itu sendiri. Dengan demikian dalam pembelajaran bahasa inggris, penguasaan kosakata sangat penting karena semakin banyak kata yang diketahui maknanya maka akan memudahkan siswa dalam menguasai keterampilan berbahasa inggris.

Menurut Elsjelyn (2014:30-34) ada beberapa usaha yang dapat dilakukan guru untuk membantu siswa meningkatkan penguasaan kosakata yaitu: (1) meningkatkan kosakata bahasa Inggris dengan memanfaatkan konteks, (2) Meningkatkan kosakata Bahasa Inggris dengan menguraikan kata. (3) Meningkatkan kosakata Bahasa Inggris melalui review (pengulangan). Dengan demikian pembelajaran kosakata dapat dilakukan dengan mengembangkan cara – cara tersebut dengan media yang menarik agar siswa termotivasi ikut aktif dalam pembelajaran kosakata.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perbendaharaan kata atau vocabulary merupakan unit penting dalam komunikasi baik tulis maupun lisan. Selain itu, penguasaan kosakata sangat penting sebagai salah satu alat untuk memahami bahasa dan hubungannya dengan konteks baik dalam bahasa indonesia maupun bahasa Inggris. Khususnya, dalam pembelajaran bahasa Inggris, banyaknya kosakata yang dimiliki akan memudahkan siswa dalam memahami teks dan mengungkapkan ide atau pendapat mereka secara lisan dan tulis. Selain itu, pemerolehan ilmu pengetahuan yang luas akan mudah didapatkan dengan penguasaan kosakata yang baik.

3. Aplikasi Crossword puzzle Maker

Amy Fatwayani (2013: 3) menjelaskan crossword puzzle merupakan sebuah permainan teka teki kata yang didesain dalam bentuk kotak hitam dan putih untuk dituliskan satu huruf disetiap kotaknya yang tersusun menjadi sebuah kata sebagai jawaban dari pertanyaan arahan yang diberikan. Pendapat yang sama pun dijelaskan oleh Said dan Budimanjaya (2016 :11) bahwa Crossword puzzle merupakan permainan yang mengarahkan seseorang untuk mengisi kolom-kolom yang kosong yang di awali pertanyaan-pertanyaan baik secara mendatar maupun menurun. Dalam permainan tersebut, pemain perlu untuk mengidentifikasi pertanyaan arahan yang diberikan dengan jumlah kolom yang tersedia untuk memastikan ketepatan kata yang akan disusun sebagai jawaban benar. Dalam pembelajaran, permainan ini dapat melatih siswa berpikir kritis dan menggali pengetahuannya dan pemahaman terkait konteks tertentu.

Selain itu, Menurut Soeparno (1988:72) mengatakan bahwa tujuan permainan crossword puzzle untuk melatih dan meningkatkan penguasaan kosakata khususnya dalam pembelajaran bahasa Inggris karena melalui permainan tersebut, siswa akan lebih mudah mengingat kosakata yang diperolehnya. Hal yang sama pun dikatakan oleh Cahyo (2011:63) yaitu pada dasarnya crossword puzzle merupakan kegiatan mengingat, mencari, dan mencocokkan kata yang sesuai tidak hanya dengan jawabannya, tetapi juga dengan jumlah kotak yang disediakan. Selain itu, Zaini (2002) mengatakan bahwa crossword puzzle dapat digunakan sebagai alat pembelajaran yang dapat membangun peran aktif siswa selama proses kegiatan belajar karena kegiatan ini akan melibatkan seluruh siswa untuk berpikir dan berkolaborasi dengan siswa lainnya untuk dapat menyelesaikan teka teki kata tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, desain pertanyaan dan kolom pada crossword puzzle dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan siswa. Saat ini, banyak aplikasi puzzle maker yang dapat digunakan untuk memudahkan guru membuat tekateki kata. Salah satu aplikasi yang dapat digunakan yaitu crossword puzzle maker yang merupakan aplikasi pembuat teka teki kata secara online. Adapun langkah membuat teka teki kata dengan aplikasi ini yaitu :

1. Buka aplikasi crossword puzzle maker pada web browser.

2. Lengkapi judul teka teki di kolom title dan intruksi pengerjaan pada kolom instruction.

3. Kemudian, ketik kata sebagai jawaban pada kolom words, dan kalimat atau pertanyaan petunjuk pada kolom clues.

4. Klik bagian Make crossword puzzle.

5. Print lembar kerja puzzle.

(https://worksheets.theteacherscorner.net/make-your-own/crossword/).

4. Text Recount

Pardiyono (2007) menjelaskan bahwa recount text adalah jenis teks yang menceritakan kepada pembaca tentang sesuatu yang pernah terjadi atau menceritakan kembali peristiwa masa lalu. Anderson & Anderson (2002) berpendapat bahwa teks recount adalah sebuah teks yang menceritakan sejumlah kejadian di masa lampau dalam sebuah rangkaian waktu tertentu secara berurutan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa teks recount berkaitan dengan pengalaman pribadi atau peristiwa masa lalu seseorang yang diceritakan kembali secara kronologis. Hal tersebut sesuai dengan struktur teks recount sebagai berikut:

a. Orientation : teks recount dimulai dengan memberikan infromasi mengenai latar belakang cerita seperti; siapa, kapan, dan dimana peristiwa terjadi.

b. Series of Events: urutan kejadian yang terjadi pada cerita tersebut secara kronologis.

c. Reorientation : pernyataan penutup yang penulis berikan sebagai kesimpulan teks, pada bagian ini penulis dapat memberikan kesan, komentar atau pendapatnya mengenai peristiwa yang terjadi.

Kemudian dalam penulisan teks recount kosakata yang digunakan adalah kosakata berbentuk past verb dengan struktur kebahasaan simple past tense. (Anderson and Anderson, 2002:52)

5. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya dengan menggunakan media yang sama diperlukan untuk memberikan kontribusi terhadap penelitian yang akan dilakukan, dan sebagai perbandingan untuk menghindari kesamaan dalam penelitian yang akan dilakukan. Adapun penelitian mengenai pembendaharaan kosakata bahasa Inggris dengan menggunakan crossword puzzle yaitu penelitian yang dilakukan oleh Yuana, Muliani, dan Wedhanti (2021) dalam penelitian mereka yang berjudul Meningkatkan Pembendaharaan Kosakata Bahasa Inggris Menggunakan Strategi Crossword puzzle. Dalam penelitiannya, mereka menggunakan crossword puzzle sebagai strategi untuk meningkatakan kosakata bahasa inggris berfokus pada kata sifat dan benda. Adapun bentuk crossword puzzle yang digunakan adalah word box dimana siswa mencari kata – kata yang tersembunyi dalam kumpulan huruf yang tersedia pada kotak kata tersebut. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa ada kemampuan kosakata siswa meningkat secara signifikan. Perbedaannya dalam penelitian ini yaitu, penggunaan crossword puzzle sebagai media untuk meningkatkan penguasaan kosakata yang berfokus pada action verb dan past verb pada materi recount text. Selain itu bentuk puzzle yang digunakan berbeda dengan penelitian sebelumnya dimana penelitian ini tidak hanya menggunakan crossword puzzle bentuk word box tetapi juga menggunakan bentuk teka teki silang dengan pertanyaan atau kalimat petunjuk.

Penelitian selanjutnya yang menggunakan crossword puzzle sebagai media dalam pembelajaran bahasa Inggris yaitu penelitian berjudul Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Crossword puzzle terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris dikelas IV MI Salafiyah Jepara Tahun Ajaran 2020/2021 oleh Miftakhul Jannah pada tahun 2021. Penelitian tersebut merupakan penelitian kuantitatif dengan hasil adanya implikasi bahwa crossword puzzle dapat digunakan dalam pembelajaran penguasaan kosakata bahasa Inggris. Sedangkan, perbedaannya dengan penelitian saat ini yaitu menggunakan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIII. Selain itu penelitian ini menggunakan aplikasi crossword puzzle maker, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan crossword puzzle yang dibuat secara konvensional.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 8.1 tahun pelajaran 2022/2023 dengan jumlah siswa ada 41 orang yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 23 siswa laki – laki.

2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Curug yang terletak di Jalan Padat Karya. Kp.Pabuaran RT 02 RW 06 Kelurahan Curug Kulon Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 Maret - 24 Mei 2023.

3. Deskripsi Per Siklus

a. Siklus I

1. Perencanaan

• Penyusunan RPP disertai perangkat pembelajaran berupa bahan ajar materi recoun text dan LKPD berbasis crossword puzzle.

• Mempersiapkan pretest yaitu crossword puzzle past verb untuk mengetahui kemampuan penguasaan kosakata siswa.

• Menyiapkan lembar observasi kelas selama proses pembelajaran untuk mengetahui kondisi kelas, keaktifan siswa, dan respon siswa terkait penggunaan crossword puzzle dalam pembelajaran.

• Menyiapkan post test untuk mengukur kemampuan penguasaan kosakata menggunakan crossword puzzle.

2. Pelaksanaan

Dalam tahap ini, peneliti melakukan kegiatan – kegiatan sebagai berikut:

• Pelaksanaan pengajaran sesuai RPP.

• Memberikan pretes.

• Sebagai stimulasi, guru akan memberikan tayangan crossword puzzle terkait kosakata bahasa Inggris tentang action verb dan artinya. Siswa diarahkan untuk menyelesaikan teka teki bersama – sama.

• Siswa melakukan beberapa latihan penilaian pemahaman terkait recount text yang telah disiapkan pada LKPD, yaitu mengisi teka teki kata dan menyusun kalimat secara berurutan dalam bentuk recount text.

• Siswa diarahkan untuk berlatih untuk mengembangkan kosakata baru menjadi sebuah kalimat.

3. Pengamatan

• Dalam tahap ini, peneliti berkolaborasi dengan guru lain melakukan observasi dengan penjelasan sebagai berikut:

• Observasi kegiatan siswa dengan menggunakan lembar observasi (checklist) yang berisi komponen terkait respon siswa terhadap penggunaan crossword puzzle.

• Observasi kegiatan pembelajaran guru yang dilakukan oleh guru lain sebagai observer dengan menceklis segala aspek pengajaran yang terpenuhi yang meliputi kegiatan awal, inti, dan akhir.

• Dokumentasi foto kegiatan sebagai bukti nyata proses kegiatan belajar dan evaluasi.

4. Refleksi

Dalam tahap ini, peneliti memberikan post test untuk mengetahui siswa ketercapaian siswa melalui tes atau evaluasi terkait penguasaan kosakata yang dipelajari. Selanjutnya, setelah menyelesaikan tahapannya mulai dari proses pembelajaran, hasil observasi, dan evaluasi post test, peneliti menganalisis hasil data tersebut sebagai refleksi untuk menentukan langkah – langkah pada siklus selanjutnya.

b. Siklus II

1. Perencanaan

Dalam tahap ini, peneliti merevisi RPP sesuai dengan kesulitan yang ditemukan dalam siklus 1 yang mencakup pengembangan materi ajar dan LKPD. Selain itu, peneliti membuat pre test dan post test yang disesuaikan dengan RPP yang direvisi, serta menyiapkan kembali lembar observasi yang sama pada siklus 1.

2. Pelaksanaan

Dalam tahap ini, peneliti melaksakan kegiatan pembelajaran sesuai RPP yang telah direvisi.

3. Pengamatan

Peneliti berkolaborasi dengan guru lain untuk melakukan kegiatan observasi. Guru tersebut akan menjadi observer untuk mengamati proses kegiatan pembelajaran.

4. Refleksi

Dalam tahap ini, peneliti memberikan post-test kedua. Kemudian mengevaluasi hasil temuan pada pre test dan post-test 1, pelaksanaan pembelajaran, pengamatan, dan sebagai bahan refleksi untuk mengetahui ketercapaian siswa.

BAB IV

ANALISIS DATA

1. Kegiatan Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri 3 Curug kelas 8.1 untuk meningkatkan penguasaan kosakata melalui crossword puzzle maker dimana peneliti bertindak sebagai guru bahasa Inggris. Pada penelitian ini, ada dua siklus yang terdiri dari lima pertemuan sesuai dengan jadwal berikut :

No

Tanggal Penelitian

Kegiatan

1

Rabu, 29 Maret 2023

Peneliti memberikan pra tindakan; mengenalkan crossword puzzle.

2

Rabu, 4 April 2023

Peneliti memberikan pretest.

3

Kamis, 5 April 2023

Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai RPP terkait recount teks.

Rabu, 3 Mei 2023

Review materi dan Post-test 1

4

Rabu, 17 Mei 2023

Peneliti melakukan pembelajaran mengenai past tense sesuai RPP.

5

Rabu, 24 Mei 2023

Post-test 2

A. Analisis Pra Tindakan

Pada hari rabu tanggal 29 Maret 2023, peneliti memberikan pra tindakan kepada siswa yaitu mengenalkan crossword puzzle sebagai media pembelajaran serta cara penggunaannya, selain itu untuk mendiagnosis penguasaan kosakata awal dengan mencari kata pada word box. Para siswa yang mengetahui jawabannya berlari menuju papan tulis untuk mengisi kolom – kolom yang disediakan. Penilaian yang dilakukan hanya terkait keaktifan siswa dalam menyelesaikan teka teki yang disediakan. karena dalam tahap ini siswa belum diberikan arahan dan penjelasan terkait materi.

Word Box

Pada awalnya word box tersebut diatas akan ditampilkan melalui tayangan infocus pada papan tulis untuk keefektifan dan efisiensi waktu pembelajaran, dan siswa dapat langsung menandai kata yang ditemukan, namun aliran listrik yang padam harus mengubahnya menjadi konvensional. Tetapi, Pada kegiatan pra tindakan tersebut, para siswa terlihat sangat antusias dalam menyelesaikan teka – teki tersebut. Saat proses permainan berlangsung, para siswa berkolaborasi dengan teman sebangkunya dengan saling menanyakan arti kata yang mereka temukan dan tanpa paksaan mereka berinisiasi menggunakan kamus untuk mencari arti kata pada kalimat tersebut. Di sisi lain, siswa membutuhkan waktu dua jam pelajaran atau selama delapan puluh menit untuk menyelesaikan permainan tersebut. Itu adalah waktu yang sangat lama, sehingga dapat dikatakan kemampuan siswa dalam kosakata perlu ditingkatkan.

Dari kegiatan tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan crossword dalam pembelajaran kosakata memberikan dampak positif dalam membangun motivasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Namun, mereka perlu melatih kemampuan kosakata mereka secara berkelanjutan dengan menggunakan crossword puzzle. Tentunya antusias mereka dalam belajar tentunya akan berpengaruh pada hasil pembelajaran yang didapat. Selanjutnya, data yang dihasilkan dari pra tindakan digunakan sebagai dasar untuk melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris.

B. Analisis Pre-test

Penelitian Siklus 1 dilaksanakan selama 2 pertemuan pada tanggal 4 -5 April 2023. Jadwal tersebut disesuaikan dengan jadwal kegiatan belajar mengajar di sekolah. Pada pertemuan pertama siklus I, peneliti melakukan pre – test. Peneliti sebagai guru memberikan situasi terkait kegiatan yang dilakukan di masa lalu, kemudian guru menstimulasi siswa dengan pertanyaan “What did you do yesterday?”. Siswa secara bergantian menyebutkan kegiatan yang mereka lakukan dengan menggunakan bahasa indonesia, kemudian menuliskan kegiatannya pada papan tulis. Siswa bersama guru mendiskusikan bahasa Inggris dari kosakata yang ada di papan tulis secara lisan. Selanjutnya guru memberikan lembar kerja pretest yang berisi sepuluh soal pilihan ganda tentang kosakata yang akan mereka kerjakan secara individu dengan durasi waktu yang ditentukan. Pretest tersebut dilakukan sebelum siswa mendapatkan bentuk latihan kosakata dalam bentuk crossword puzzle.

(Bentuk soal Pretest)

Dalam kegiatan pre test, siswa diminta untuk menentukan synonym, antonym, past verb, action verb, dan arti kata dari kata kata yang diberikan dengan durasi waktu tiga puluh menit. Dalam proses kegiatannya, siswa membutuhkan waktu lebih lama dari tiga puluh menit yaitu lima puluh menit untuk menyelesaikan pre-test. Hasil didapatkan nilai tertinggi 80 dan terendah 50 dengan nilai rata – rata 59,02. Adapun keterangan hasil pre test dapat dilihat melalui chart.

Dilihat dari hasil diatas, maka dapat dikatakan bahwa kosakata bahasa Inggris siswa belum cukup baik ditambah dengan durasi yang cukup lama untuk penyelesaian tugas. Selain itu, jika dibandingkan dengan nilai KKM, hanya ada 3 siswa dari 41 siswa yng menunjukan hasil nilai diatas KKM (71 ), sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan kosakata siswa masih rendah terutama dalam penyelesaian soal past verb dan synonym. Siswa masih mendapatkan kesulitan untuk menentukan kata kerja lampau dan persamaan kata tanpa bantuan kamus.

C. Pelaksanaan Siklus 1

Siklus 1 dilaksanakan pada pertemuan kedua pada hari jumat tanggal Kamis tanggal 5 April 2023, peneliti telah menyusun perangkat pembelajaran terkait recount text. Hal pertama yang dilakukan adalah perencanaan. Peneliti menyusun perangkat pembelajaran, daftar questioner, dan soal post test.

Peneliti sebagai guru menggunakan video berbahasa Inggris tentang pengalaman seseorang untuk membantu siswa memahami teks recount. Guru tidak menjelaskan materi secara langsung tetapi mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi video yang ditayangkan dengan pertanyaan pemantik. Setelah itu, siswa dan guru berdiskusi terkait hasil identifikasi para siswa. Kemudian, siswa diarahkan untuk mengerjakan latihan dengan lembar kerja crossword puzzle secara berkelompok untuk menyelesaikan tiga tahap yaitu : (1) mencari kata pada word box, (2) melengkapi crossword puzzle, dan mengembangkan kosakata yang didapatkan menjadi teks recount yang koheren.

(Kegiatan diskusi kelompok dan hasil latihan siswa)

Dalam proses pembelajaran, guru menjelaskan aturan mengerjakan latihannya. Seperti halnya permainan, guru membagi latihan menjadi tiga langkah tantangan dimana pada mulanya, siswa mengerjakan terlebih dahulu LKPD 1 yaitu mencari kata pada word box, setelah mereka selesaikan latihan tersebut, siswa menukar LKPD 1 dengan LKPD 2 yaitu melengkapi teka teki kata, selanjutnya LKPD 2 yang telah selesai ditukar dengan LKPD 3 yaitu mengembangkan kosakata menjadi teks recount. Siswa berkolaborasi mengingat kembali kosakata apa yang sudah didapatkan sebelumnya dan mengembangkannya menjadi beberapa kalimat runtut terkait recount text. Semakin banyak kosakata yang digunakan, maka poinnya semakin besar. Siswa akan mendapatkan nilai sempurna jika sudah berhasil membuat sepuluh kalimat dengan kosakata yang didapatkan sebelumnya. Selanjutnya, siswa diminta untuk membacakan teks recount yang sudah dibuatnya di depan kelas.

(Siswa mempresentasikan hasil kerja di depan kelas)

Guru memberikan motivasi dengan mengatakan kata apresiasi seperti; good, excellent, great,and you are my great students. Selanjutnya, setelah siswa mendapatkan umpan balik dalam kegiatan sebelumnya, guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran dan menyimpulkan pembelajaran saat itu. Selain itu, pengamatan terhadap proses pembelajaran dilakukan oleh guru selama kegiatan tersebut dengan mencatat siswa yang aktif bertanya, siswa yang kurang bersemangat, dan siswa yang berperilaku kurang berkenan seperti mengobrol dengan temannya disaat kerja kelompok.

D. Analisis Post-test 1

Di pertemuan selanjutnya yaitu hari Rabu tanggal 3 mei 2023 setelah kegiatan pembelajaran pada siklus 1, peneliti sebagai guru memberikan post test kepada siswa untuk memastikan bahwa siswa dapat memahami materi pelajaran dengan baik, serta untuk mengukur kemampuan penguasaan kosakata yang siswa miliki. Guru menggunakan lembar kerja yang sama dengan soal pre-test sebagai lembar kerja post-test untuk mengetahui seberapa jauh crossword puzzle membantu siswa mengingat kosakata yang didapatkan dengan mengerjakan soal yang sama. Dari hasil kegiatan tersebut didapatkan hasil yang bervariasi dari beberapa siswa dengan nilai terendah 50 terbesar 100 dengan rata – rata 68,29.

Dari hasil post test tersebut dapat dilihat bahwa adanya peningkatan kemampuan kosakata siswa dengan melihat nilai rata – rata post test sebesar 68,29 lebih besar daripada nilai rata – rata pre test sebesar 59,02. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa crossword puzzle dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan kosakata mereka. Walaupun sudah ada peningkatan namun belum signifikan karena masih 63% siswa yang nilainya masih dibawah KKM, sehingga dari data tersebut peneliti akan melaksanakan siklus 2 sebagai upaya untuk mengetahui seberapa jauh crossword puzzle mambantu siswa meningkatkan kosakata mereka.

E. Pelaksanaan Siklus 2

Hasil siklus 1 menunjukan adanya peningkatan nilai rata – rata dengan selisih 9,88 lebih besar dari nilai pre-test, dengan 37% nilai siswa diatas KKM atau lebih dari 50% siswa yang belum memenuhi kriteria. Dari data tersebut, peneliti melakukan penelitian pada siklus kedua. Peneliti menyusun RPP yang berfokus pada penggunaan past verb dalam bentuk kalimat.

Pada kegiatan pelaksanaan pembelajaran tanggal 17 Mei 2023, siswa diberikan teks recount dan meminta siswa untuk mengidentifikasi beberapa kata kerja yang digunakan dalam teks tersebut. Para siswa menuliskan kembali kata kerja yang digunakan pada papan tulis dan meminta mereka untuk mengartikan kata kerja tersebut. siswa mengelompokan beberapa kata kerja menjadi dua kelompok yaitu present verb dan past verb. Setelah itu, siswa mengubah present verb menjadi past verb dan mengembangkan kata tersebut menjadi kalimat. Guru menganalisis kesulitan siswa dalam menyusun kata menggunakan simple past tense. Dengan memberikan beberapa kalimat past tense, siswa kembali membuat kalimatnya sendiri.

Selanjutnya, guru dan siswa berdiskusi mengenai materi tersebut, kemudian memberikan latihan dengan menggunakan lembar kerja crossword berikut.

Guru menyediakan lembar kerja yang berisi sepuluh kalimat tentang pengalaman seseorang. Siswa diminta untuk melengkapi kalimat tersebut dengan menentukan past verb yang tepat dan benar sesuai dengan kolom teka teki yang disediakan seperti pada gambar dibawah ini. Dari hasil kegiatan tersebut didapatkan hasil yang bervariasi dari beberapa siswa dengan nilai terendah 60 terbesar 100 dengan rata – rata 73,65.

v

(Hasil latihan Siswa )

Dari data nilai rata – rata tersebut menunjukan bahwa siswa memperlihatkan kemampuan kosakata mereka meningkat cukup baik. Hal itu dikarenakan guru memberikan tiga kosakata baru dari setiap latihan kosakata sebelumnya. Dari latihan – latihan yang diberikan, siswa melakukan kegiatan mencari, mengingat, dan mengembangkan kosakata yang didapatkan.

F. Analisis Post-test 2

Peneliti yang bertindak sebagai guru memberikan soal post test yang berbeda dengan post test pada siklus 1 dengan bentuk yang sama yaitu sepuluh soal pilihan ganda dengan komposisi soal yang sama yaitu synonym, antonym, past verb, action verb dan mengartikan kata. Kegiatan post-test berlangsung pada hari rabu tanggal 24 Mei 2023. Dari hasil post test tersebut dihasilkan nilai terendah yaitu 70 dan tertinggi 100 dengan rata – rata nilai 87,56 dengan keterangan chart berikut.

Berdasarkan data diatas, maka disimpulkan ada peningkatan nilai rata – rata sebesar 19,27 lebih besar dari hasil post-test di siklus 1 dan 28,54% dari hasil pre-test, dan ada peningkatan sebesar 80,8% siswa yang memiliki nilai diatas KKM lebih besar dari kegiatan pre-test. Data menunjukan peningkatan dapat dilihat melaui chart berikut.

G. Analisis Kuesioner

Siswa diberikan kuesioner yang terdiri dari sepuluh pertanyaan tertutup terkait penggunaan crossword puzzle dalam pembelajaran teks recount. Siswa diminta untuk mengisi kuisoner untuk mengetahui respon mereka terhadap penggunaan media tersebut.

Hasil kuesioner sebagai berikut:

Questioners

Total Jawaban

YA

TIDAK

1. Apakah kamu menyukai Bahasa Inggris?

31

10

2. Apakah kamu kesulitan dalam belajar kosakata inggris?

39

2

3. Apakah kamu pernah melakukan latihan kosakata bahasa Inggris secara mandiri?

25

16

4. Apakah kamu pernah menggunakan crossword puzzle dalam pembelajaran bahasa Inggris sebelumnya?

0

41

5. Apakah kamu kesulitan dalam mengerjakan crossword puzzle?

11

30

6. Menurut kamu, apakah penggunaan crossword puzzle dalam pembelajaran kosakata menarik?

39

2

7. Menurut kamu, apakah penggunaan crossword puzzle membantu kamu dalam belajar kosakata bahasa Inggris?

41

0

8. Apakah kamu merasa senang ketika belajar crossword puzzle bahasa Ingris?

33

8

9.Apakah penggunaan crossword puzzle meningkatkan kemampuan kamu dalam penguasaan kosakata bahasa Inggris?

30

11

10. Apakah kamu akan menggunakan crossword puzzle dalam belajar kosakata bahasa inggris?

32

9

Dari data tersebut diketahui bahwa 75,6% siswa mengakui mereka menyukai pelajaran bahasa inggris namun secara keseluruhan mereka kesulitan dalam belajar kosakata bahasa Inggris karena 61% dari mereka tidak pernah melakukan latihan kosakata bahasa inggris secara mandiri. Pada dasarnya mereka mengetahui crossword puzzle, namun mereka tidak pernah menggunakan media tersebut untuk latihan kosakata bahasa inggris.

Dalam proses pembelajaran, crossword puzzle mampu menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, serta mampu membantu mereka dalam berlatih kemampuan penguasaan kosakata bahasa inggris. Hal itu dapat dilihat dari 80,4 % siswa merasa senang ketika belajar kosakata menggunakan crossword puzzle. Setelah dilakukan latihan kosakata beberapa kali dengan menggunakan crossword puzzle 73% siswa setuju bahwa penggunaan crossword puzzle dapat meningkatkan kemampuan penguasaan kosakata bahasa inggris mereka, sehingga 78,04% siswa berkomitmen untuk terus menggunakan crossword puzzle untuk melatih penguasaan kosakata bahasa inggris mereka.

Dengan adanya respon positif dari siswa terkait penggunaan crossword puzzle dalam pembelajaran kosakata, maka dapat disimpulkan penggunaan crossword puzzle sangat efektif untuk digunakan dalam kegiatan belajar untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris mereka pada materi teks recount.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Peneliti melakukan penelitian berjudul “ Penggunaan Aplikasi Crossword puzzle Maker untuk Meningkatkan Penguasaan KOsakata Bahasa Inggris pada Pembelajaran Teks Recount ” yang menggunakan metodologi penelitian tindakan kelas.. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dimana tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan sejauh mana penggunaan aplikasi crossword puzzle maker untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Ingris dan menjelaskan bagaimana respon siswa terhadap penggunaan crossword puzzle dalam pembeajaran materi teks recount pada siswa kelas 8 SMP Negeri 3 Curug.

Berdasarkan analisis data, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat respon positif dari siswa yang menunjukan keefektifan dalam pembelajaran teks recount dengan menggunakan crossword puzzle, dimana proses pembelajaran terlihat sangat interaktif sehingga membangun antusias siswa dalam belajar kosakata. Dengan demikian, tentunya berdampak pada hasil pembelajaran siswa yang berfokus pada penguasaan kosakata action verb dan past verb.

Kemudian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan penguasaan kosakata siswa pada pembelajaran teks recount, dimana rata-rata nilai dari 59,02 pada pretest menjadi 68,29 pada post test siklus satu dan 87,56 pada post test siklus dua, sehingga ada peningkatan 28,54. Selanjutnya, melalui kuisioner dapat diketahui respon siswa terhadap penggunaan crossword puzzle sangat positif dimana mereka setuju bahwa crossword puzzle membuat belajar kosakata menjadi menarik, serta sangat membantu mereka berlatih meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Ingris. Artinya, crossword puzzle dapat dikatakan layak digunakan sebagai media yang efektif dalam proses pembelajaran.

2. Saran

Penelitian ini jauh dari sempurna. Kemudian, masih adanya kekurangan dalam pelaksanaan penelitian, sehingga peneliti berharap agar penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain agar diperoleh hasil penelitian yang sangat baik. Selain itu, para guru bahasa Inggris dapat menggunakan media ini dalam proses pengajarannya sebagai pemulihan prestasi belajar siswa terutama pada peningkatan kosakata bahasa Inggris siswa. Siswa membutuhkan arahan yang membangun dan kesempatan yang maksimal untuk melatih meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris mereka menjadi lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Said dan Andi Budimanjaya. 2016. 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences. Jakarta: Fajar Interpratama Mandiri.

Alwasilah, A. Chaedar. 2003. Pokoknya Kualitatif. Dasar – Dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.

Anderson, L.,W., dan Krathwohl, D.R. 2021. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s, Taxonomy of educational Objectives, new York: Addison Wesley Longman.

Arikunto, Suharsimi. 2004. Procedure Penelitian: Sebuah Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Cahyo, N. Agus. 2011. Gudang Permainan Kreatif Khusus Asah Otak Kiri Anak. Jakarta: Buku Kita.

Elsjelyn, Evelyn Rientje. 2014. English Made Easy: Kunci Sukses Belajar Bahasa Inggris. Jakarta: Kasaint Blanc.

Fatwayani, Ami. 2013. Pengaruh penggunaan model pembelajaran crossword puzzle pada mata pelajaran geografi kompetensi dasar persebaran biosfer terhadap hasil belajar siswa kelas xi ips ma mathalibul hudamlonggo kabupaten jepara. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

Hadi, Sutrisno. 2004. Metodology Research. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Hisyam, Zaini. 2002. Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga.

Hatch, Evelyn, and Farhady, Hossein. 1982. Research Design and Statistics For Applied Linguistic. London: Newbury House Publishers, Inc.

Jannah, Miftakhul. 2021. Skripsi : Efektivitas penggunaan Media Pembelajaran Crossword Puzzle Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Di Kelas IV MI Salafiyah Jepara Tahun pelajaran 2020/2021. https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/13965/1/1403096023_MiftakhulJannah_Skripsi%20Lengkap.pdf. (Diunduh pada tanggal 1 Maret 2023 pada pukul 22.00 WIB).

Pardiyono. 2007. Pasti Bisa Teaching Genre Based Writing. Yogyakarta: Andi Offset.

Ramadani, Alfira. 2013. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Crossoword Puzzle Berbasis Aplikasi Puzzle Maker Terhadap Hasil Belajar Biologi Konsep Kingdom Animalia Pada Siswa Kelas X SMA NEGERI 5 MAROS. https://ejournals.umma.ac.id/index.php/binomial/article/download/283/206. (Diunduh pada tanggal 13 Maret 2023 pada pukul 22.02 WIB).

Richards, J.C. and Renandya, W. A. (2002). Teaching Vocabulary. In J. C. Richard W. A. Renandya (Eds.), Methodology in Language Teaching: An Anthology Of Current Practice (pp. 255 – 257). New York: Cambridge University Press.

Soeparno. 1988. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: PT. Intan Pariwara.

Suyatno, Slamet. 2005. Dasar-dasar Pembelajaran Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat.

Thornbury, Scott. 2002. How to Teach Vocabulary. Pearson Education Limited.

Yuana, N.P, Muliani, N.W., Wedhan, N.K. 2021. Meningkatkan Pembendaharaan Kosakata Bahasa Inggris Menggunakan Strategi Crossword Puzzle. Indonesian Gender and Society JournalVolume 2, Nomor 1, Tahun 2021, pp. 18 -26P-ISSN: 2615-4676E-ISSN: 2615-692XOpen Access: https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/IGSJCopyright © Universitas Pendidikan Ganesha. (Diunduh pada tanggal 13 Maret 2023 pada pukul 22.00 WIB)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih Bapak atas apresiasi dan semangatnya..Salam literasi Juga Pak Alfahri

04 Jul
Balas

Terima kasih Bapak atas apresiasi dan semangatnya..Salam literasi Juga Pak Alfahri

04 Jul
Balas

luar biasa bu, semoga anak-anak kita samakin cerdas, trampil dan berakhlak mulia dalam pengasuhan ibu muda yang energik ini,, salam literasi bu Neneng.

04 Jul
Balas



search

New Post