Neneng Tuti Yuniarti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
RUMAHKU SURGAKU

RUMAHKU SURGAKU

Pagi sangat cerah, udara segar masuk melalui jendela. Burung beo bersuara merdu mengikuti nyanyian di video. Syair Ebiet G Ade berisi tentang keagungan Allah Ya Robi. Aku merapikan tempat tidur pribadi kemudian kedua kamar anakku. Membuat lelah kamar Ramdhan di atas mungkin dibawah banyak yang telah aku kerjakan dari merapikan tempat tidur,menyamping,mengenai,menggosok kamar mandi dan merapihkan dapur. Sementara tadi sebelum pukul 06.00 ,aku menyiram tanaman hias di teras rumah. Tanaman yang bagus itu disimpan di teras balkon karena sekarang musim sekali kriminal tanaman terutama tanaman yang bernilai jual tinggi. Aku adalah Marni. Usiaku menjelang 59 tahun. Suami telah pensiun jadi sehari- hari digunakan untuk memelihara tanaman di atas. Anakku dua bernama Ramdhan dan Nenda. Keduanya telah menikah dan memiliki 5 cucu dari kedua anakku. Aku guru di salah satu SMAN dan sampingan sebagai penulis . " Mah, bagian atas belum disapu dan dipel?" tanya suamiku. " Belum . Rehat dulu lumayan lelah ,"jawabku sambil duduk di kursi tamu. " Istirahat saja. Bapak mau rapihkan tanaman tomat,rawit dan katuk. Tomat bisa dipanen. Mamah perlu rawit?" tanya suamiku. " Perlu ,nanti buka membuat mie golosor . Ajib sepertinya dimakan bareng bakwan dan sambal kacang," sambil menyeka keringat di dahi. " Ya,bapak memetik rawit. Oya rawit itu mahal di pasar sedangkan kita tinggal metik," sambil melangkah ke tangga berikutnya. Aku meluruskan kaki yang pegal . Selintas terlihat ada paket di meja tergeletak. Aku melihat salah satu komunitas menulis yang mengirim buku . antologi. Betapa senang hatiku. Aku membuka paket," Woh,,keren...Buku ke 50 aku," kataku girang sambil memeluk buku. Buku berjudul " Ayah Jagoanku" merupakan buku kenangan semasa ayah dan ibu masih ada. Ayah adalah pigur yang kami banggakan. Almarhum merupakan tauladan bagi kami sehingga sampai ke impian sesuai apa yang dicita-citakan citakan. Aku seorang guru, anak ke-dua kepala LAN Bandung dan yang bungsu insinyur walaupun dulu ibu tampa tunjangan profesional tetap hidup berkah.Anak- anak semua sarjana

Akhirnya aku tenggelam dalam lamunan masa lalu di tengah keluarga yang penuh kehangatan.ibuku selalu menanamkan kejujuran . Kejujuran adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan. Sementara kini mereka telah tiada hanya tersisa kenangan yang tidak mungkin terlupakan. Betul kasih sayang seorang ibu itu sepanjang waktu. Aku kini menjadi seorang ibu dan nenek di tengah keluarga. Namun kerap kali aku merasakan serasa ada kekurangan yang belum disampaikan kepada kedua anakku. Pembekalan menjadi seorang ibu yang baik di rumah tangga. " Mah,kerja kok melamun?" suara suamiku membuyarkan lamunanku. " Tidak" jawabku mengelak. " Apa yang dipikirkan ? " tanyanya sambil duduk di depanku. " Inget anak- anak ,sepertinya jika kita ramadhan kumpul seneng. Sekarang rumah sepi. Besar seakan tidak berpenghuni. Apalagi jika sudah WHS tinggal bapak sendiri di rumah. " Bagaimana lagi. Mereka sudah punya rumah tangga sendiri . Kita tidak bisa turut campur. Hanya memberikan motivasi dan doa," kata suamiku menghibur. " Dulu rumah tipe 21 terasa sempit dan kurang leluasa bergerak. Sekarang sudah punya rumah besar mereka meninggalkan kita," kataku dengan nada sedih. " Jika dipikirin terus bisa jadi penyakit apalagi situasi daerah kita Covid . Imun kita turun penyakit masuk,' balasku. " Bener juga. Yo,kita lanjutkan pekerjaan masing-masing . Mamah tinggal ke lantai dua. Kalau tidak ingat kebersihan ,males. Debu penuh. Sesak dirasakan. Apalagi Ramdhan punya alergi debu jadi kamar harus bebas debu. Dulu ingat ada bibi pembantu dari desa mamah tinggal ongkang-ongkang tidak memikirkan rumah rapih," kata suamiku. " Percumah punya pembantu di rmh tinggal berdua. Sayang uang apalagi bapak udah pensiun tidak enak ada orang lain di rumah kita sementara mamah di sekolah. Kawatir fitnah. Si bibi bukan muhrim," kataku " Hanya resikonya kita cape. Semua pekerjaan dikerjakan berdua. Mencuci kan pakai mesin rusak jadi manual . Ya..kita nikmati saja hidup enjoy," sambung suamiku. " Awal kita berdua sekarang setelah mereka keluarga berdua lagi,itulah hidup. Kenyataan yang tidak bisa ditolak" kataku. " Didamping itu kita juga harus Nerima dari sekarang siapa yang duluan menghadap Allah Ya Robi. Usia sudah 60 tahun rentan," katanya sedih. " Jangan usia 60 ,banyak yang masih muda beli takdir telah memanggilnya. Covid telah makan ribuan nyawa. Semoga kita mah terhindar dari covid. Makanya di rumah harus bersih,cukup cahaya pentilasi pokoknya rumah sehat. Selain itu jangan lupa mencuci tangan, masker, dan terhindar dari kerumunan," sambil menyeka debu yang nempel di lemari buku. "Pak, akuarium sudah butek airnya. Kita bersihin kasihan ikannya mabuk. Bisa-bisa mati!" sambil melihat air di kaca yang sudah kelihatan keruh tidak baik untuk tempat tinggal ikan. " Ya,sudah shalat duhur saja. Sekarang bapak mau bersihin si Kut- kut ," katanya lalu.melangkah ke teras rumah ada tempat kura-kura tinggal di dalam ember. Begitulah jika hari libur kami bekerja bakti walau sekarang bulan ramadhan tetap menjaga kebersihan apalagi jelang Idul Fitri kedua anakku datang oles mantu dan cucu. Rumah yang semula sepi nanti ramai akan terdengar celoteh bocah,tangisan,teriakan,lari-lari ,rebutan makanan dan mainan.Itu sudah tidak asing lagi karena cucuku 4 masih balita sedangkan yang terbesar 6 tahun sekolah di TK besar. Azan duhur berbunyi di mesjid. Ketokan bunyi kentongan terdengar pula menandakan saatnya waktunya shalat dan meninggalkan semua pekerjaan yang bersifat duniawi. Keringat basah membasahi jidatku. Rasa lelah masih terasa namun karena panggilan shalat segera mengambil air wudu ke kamar mandi. Pekerjaan selesai tepat pukul.14.00 lalu kami rehat tidur siang. Pukul.15 00 bangun saatnya salah asar. Lalu aku ke dapur setelah shalat dan tadarus .Mulai mempersiapkan dan meracik bumbu untuk makan sahur. Menunya ikan gurame asin manis,goreng tahu dan sayur sop. Kerupuk tidak ketinggalan jika tidak tersedia makan tidak begitu enak. Mungkin sudah kebiasaan akhirnya nurun kepada anak cucu.Tampa kerupuk di meja makan terasa hambar. Tidak terasa saatnya buka,semua hidangan tersedia termasuk teh manis dan mie glosor . Menu istimewa puasa dan kolak itu selalu ada . Korma merupakan sunat sehingga harus ada. Pernah tahun lalu beli udah antrinya sangat melelahkan ,saat dibuka dus ternyata tidak kering basah. Selesai buka awal. Lalu kami berjamaah tunaikan shalat magrib berjamaah.Terasa lebih aman di rumah dibanding di mesjid,apalagi di hari pertama sebelahku tidak bermasker. Bicara terus. Pusing dengarnya. Didamping itu kawatir tertular virus covid. Sementara di dalam aturan berisikan kita wajib tetap menjaga protokol covid. Malam semakin larut,akhirnya aku tertidur pulas di karpet setelah selesai shalat duha. Pukul.24.00 suami memba ngunkan . Walaupun kepalanya masih berat .berupaya menghempas gejala malas sahur. Sayang jika tidak sahur. " Kring- kring " hpku berdering aku lihat namanya Adi dari Bandung. Aku cepet angkat,jangan-jangan ada kabar tentang saudara yang penting tetap menjaga protokol covid( protokol kesehatan). Satu adik nisanku terkapar jantung hingga gagal di rumah sakit tutup usia masih . ' Assalam mualaikum, kak," sapa adik nisanku. " Kak ada kabar ," belum bisa bicara terdesak rasa sedih yang sangar. Memenuhi ruangan hatinya. " Kenapa,Di?" tanyaku penuh kecemasan. " Umar meninggal ," suaranya parau. " Innalilahi wainailahi rojiun.." serentak. Rasa sesak ingin menangis meledak. Air mata tidak kuasa ditahan jatuh ke pipi. Umar semoga diterima iman dan Islamnya dan dijadikan ahli surga.Aamin." kataku dalam hati. " Baru saja meninggalnya,Kak," kata Adi. " Sakit apa?" tanyaku penasaran. " Serangan jantung," jawab Adi.Lalu pamit dan menutup pembicaraan.Aku langsung berunding dengan suamiku tetapi karena Bandung zona hitam,usia telah manula jadi hanya kirim doa dan ucapan bela sungkawa. Lalu kami shalat berjamaah ditutup doa untuk almarhum. Malam semakin larut. Walaupun saat itu alam Minggu ,week end istilah kerennya tapi dimasa pandemi mending tinggal di rumah bersama keluarga ,sementara virus berkeliaran tidak kelihatan.Berita tentang kematian di televisi dengan kasus yang sama. Namun alhamdullilah keluarga besar di Bandung meninggal karena penyakit dan empat puluh hari kemudian disusul ayahnya jatuh di kamar mandi langsung pecah pembuluh darah besoknya meninggal. Begitulah kematian adalah rahasia Illahi. Setelah hari Minggu biasanya enggan ,besoknya kembali ke tempat tugas. Rasa bosan kadang mulai dirasakan. Namun setelah datang ke sekolah rasa itu hilang berganti rasa senang,betah, dan nyaman. Apalagi jika bukan masa pandemi,senang di tengah siswa dengan berbagai ragam karakter. Pukul 14.30 kembali ke rumah dan menggeluti rutinitas sebagai ibu rumah tangga. Rumahku dulu kecil tipe 21. Kemudian 20 tahun kemudian pindah menempati rumah yang besar. Senang impianku tercapai. Ternyata hanya sesaat anak- anakku menikah dan meninggalkan. Rumah menjadi sepi. Kamar yang terisi hanya satu yaitu kamar utama. Kadang jika rindu aku tidur atau menulis di kamar . Aku senantiasa ingat masa remaja mereka mengisi kamar ini. Dekorasi kamar dihias sesuai dengan keinginannya. Begitu pula sepre tempat tidur serasi sehingga terlihat nyaman ditempati. Boneka panda ping terletak di sudut tempat tidurnya. Buku berderet rapih. Leptop dan frinter di atas meja yang kini aku menggunakannya. fhoto masa remaja menghiasi dinding. Cantik. Dia putri bungsuku yang memiliki kesamaan hobi menulis. Sekarang tidak digunakan lagi karena kesibukan mengurus kedua putranya. Bahkan kerja pun ditinggalkan menjadi piur ibu rumah tangga walaupun titel pendidik melekat di belakang namanya. Andai pagi,sinar matahari masuk melalui jendela yang sengaja aku buka. Udara segar memenuhi ruangan kamar sehingga nyaman bahkan shalat duha dan tadarus merupakan kebiasaan yang dilakukan andai libur sekolah. Di ruang tamu selain ada kursi tamu,lemari hias dan lemari buku karyaku. Buku ini merupakan kenangan yang terindah selama aku meraih mimpi menjadi seorang penulis. Hari-hari terasa melelahkan ,bangun tidur beres-beres tempat tidur, mandi, menyapu dan mengepel lalu berangkat sekolah. Setelah di sekolah duduk di kursi buka leptop mempersiapkan on line PJJ dengan siswa yang mempunyai jadwal saat itu. Layar mulai terang. Aku buka aplikasi zoom, mulai mitting dengan anak didikku. Wajah-wajah anak didikku terlihat jelas. Rindu rasanya berkumpul kembali belajar normal di kelas. Setahun waktu telah dilalui.Sesungguhnya hati nurani mengatakan tidak efektif belajar PJJ apalagi pelajaran eksakta banyak orang tua yang mengeluh anaknya tidak mengerti apa yang disampaikan guru. Apa boleh buat aku harus menerima , dan sisa waktu PJJ di rumah .Rumah jadi tempat belajar di era pandemi dan sinyal itu aman tidak ada hambatan. Selain itu rumahku ini selain nyaman dihuni mahluk kasat mata.Kemungkinan terjadi karena kamar kosong tanpa p penghuni sehingga rumah kadang-kadang-kadang menyeramkan. Apalagi malam jika tiba malam Selasa dan Jumat. Pernah suatu malam pukul 24.00 saat aku menulis naskah novel horor terdengar tertawa di atas loteng ,suara kunti. Aku langsung akhiri cerita. Beranjak dari tempat duduk melangkah ke kamar ketakutan. Selanjutnya terjadi di malam yang berbeda ,saat aku mengetik naskah novel ke dua. " Krek" gagang pintu bergerak-gerak . Saat dibuka ternyata tidak ada orang. " Dasar. Mengganggu saja, pergi ke sana jangan ganggu . Kita alamnya berbeda !" usirku dengan marah.Aku memberanikan diri padahal ketakutan dan merinding bulu kudukku. Lalu menutup pintu dengan hati kesal. Akhirnya aku matikan leptop dan tidur. Kejadian aneh dialami mamang pekerja bangunan sedang memasang lantai keramik di kamar mandi. Tidak sengaja dia menoleh ke arah tangga tampasosok wanita duduk di tangga menyeramkan.Rambut terurai wajahnya tidak tampak jelas yang pasti menyeramkan. Kukunya panjang dan bertaring. Mamang ketakutan langsung meninggalkan pekerjaan dan rumah menuju rumah tetangga. Dia bercerita sama bu Ros tetangg dekatku.Dia tidak aneh karena tahu keadaan rumah aku sering cerita. Namun bu Ros tidak menjelaskan hanya kata" oh,mungkin mamang lagi siap jadi dilihatin langsung. Sementara yang punya rumah belum lihat aslinya. "Semua rumah ada pengisinya,Mang!" kata bu Ros menenangkan. " Oh..begitu, Bu. Habis kaget pas tengok ke tangga ada mahluk aneh. Info.kam tengah hari biasanya malam hari," kata mang Maman. " Mungkin mengingatkan mamang waktunya shalat tetapi mamang masih bekerja," sambung Evi anak bu Ros. " Bener juga,Neng. Mamang pamit mau shalat dulu," kata si mang Maman. " Nah,begitu mang kita harus ingat waktu . Waktu shalat maka shalatnya. Tinggalkan pekerjaan.paling hanya 5menit sampai 10menit. IBu dan bapak tidak akan marah. Sekalian istirahat dulu." kata bu Ros. Akhirnya si mamang pamit dan kembali.ke rumah. Rumah berpenghuni mahluk kasat mata memang tidak nyaman.Namum aku atasi dengan ngaji Al-Qur'an di kamar. Namun memang kata ustad Allah telah menciptakan mahluk dimuka bumi ini selain manusia setan dan jin.Setan dan jin tidak mau patuh kepada-Nya sehingga dilempar dari surga.Setan dan jin akan menggoda manusia hingga akhir zaman. Demikianlah rumahku adalah surgaku dan di rumah ini terangkai sejuta cerita suka dan duka menjadi satu terangkai dalam bait - bait indah puisi kehidupan. Suatu saat akan dikenang oleh anak cucu kita. Angin semilir menghembus masuk ke lubang tralis jendela kamarku. Suara jangkrik, kodok, terdengar jelas karena di belakang rumah sawah . Tiba-tiba turun hujan dengan deras. Aku teringat suami masih terawih pulang pasti kehujanan. Aku tutup jendela lalu mengambil payung di kastop di ruang makan bawah tangga. Bergegas keluar rumah dan tidak lupa mengunci pintu dan gembok pintu pagar. Maklum sekitar rumah sepi sehingga rawan maling.Aku terawih di rumah setelah suamiku pulang karena kemaren saat terawih kanan,kiri,depan tampa memakai masker. Serem penularan covid. Jadi terawih di rumah.

Bogor, 08 Februari 2022 Tantangan ke 39 Media Guru.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post