Pagi itu, sebuah surat tugas memaksa saya untuk terbangun dan beranjak dari rutinitas emak-emak di hari libur.

Dengan agenda rutin di hari minggu mejadi hal yang harus dihabiskan untuk bersama anak. Namun, apalah daya ... ketika raga ini sudah dijual dengan komitmen atas nama "tugas Negara". Surat tugas untuk mengikuti seminar motivasi kewirausahaan. tanpa membaca surat undangan seminar siapa pematerinya saya tetap pergi.

Kepergian saya yang terpaksa itu di iringi oleh tangisan dari langit yang seakan melarang saya untuk pergi. Seraya berkata "tidur nampaknya akan jauh lebih baik" #tepokjidat. sesampainya di tempat seminar, saya langsung memberikan surat undangan dan surat tugas ke panitia. Disana riuh ramai orang berlalu lalang. Sabuga menjadi penuh sesak dengan manusia. Salah satu petugas menghampiri dan menanyakan "Ibu tamu undangan??" saya hanya menganggukan kepala dan senyum dengan tanpa keikhlasan.

Keiklasan yang terhempas dengan beratnya meninggalkan anak dihari libur. Berdiri tegak ditengah lautan manusia, memandang sekeliling yang penuh sesak dengan kaum milenial. Meski segaja datang telat, tapi acara baru dimulai. Di awali dengan sambutan dari kepala dinas dan fashion show. yang terlintas saat itu, banyak sponsornya nih acara.

disaat itu masih terbatas dengan mengeluh dengan pertanyaan "kenapa hostnya pake baju batik dan jas putih kaya dokter ja". sampai akhirnya pemateri di atas panggung. laki-laki dengan menggunakan jas stelan berwarna cream dan baju putih nampaknya mengalihkan pikiran saya tentang baju dokter yang dipakai oleh host. saya duduk di barisan ke dua didepan panggung. sehingga saya dapat melihat pemateri dengan jelas.

Pria muda, ganteng dan sukses, itu yang terlintas. kharismanya menawan dan menghipnotis.

Ini baru di mulai...

saya terhipnotis dengan pemateri Saya Muda, saya ingin membantu orang muda untuk menjadi satu juta milliyader sebelum 30 tahun. banyak hal yng saya pelajari dari seminar ini, untuk tidak membuang-buang waktu untuk hal yang tidak berguna. pemateri yang mendoktrin saya untuk tetap fokus di zona yang bisa saya raih agar bisa sukses menjadi milliyader.

Pacaran menjadi hal yang tidak berguna dan menunda kesuksesan. kita harus fokus dan berubah. menjadikan hal yang penting untuk menjadi prioritas pertama untuk dilakukan. memaksa diri kita untuk mejadi bisa dan menjadi kebiasaan. Beliau memaksa saya untuk terbangun dari tidur dan mulai meraih kenyataan lebih dari apa yang bisa saya bisa raih.

termasuk hari ini saya memaksa diri saya untuk keluar dari zona rutinitas, menjadikan bisa untuk mencari ilmu dan semoga menjadi kebiasaaan untuk tetap berjuang mencari ilmu.

saya muda dan mempunyai kesempatan yang sama dengan mereka yang sudah terlebih dahulu sukses.

saya berjanji pasti bisa selfie dengan Syafi'i Efendi dan setara dengan beliau.