Neng Sulastri

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tahun Ke - 1

Tahun Ke - 1

TAHUN KE - 1

Situasi tahun kedua bertugas di sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Tambusai Utara sedikit mulai berbeda dengan situasi yang dialami saat pertama kali menginjakkan kaki di sekolah ini. 5 Maret 2018 merupakan titik permulaan yang memaksa kaki untuk dilangkahkan dan tangan harus diayunkan seiring digerakkannya sebongkah hati untuk menerima sebuah keputusan. Selembar kertas ukuran legal berlogo BUPATI Rokan Hulu dibubuhi tanda tangan berstempel warna ungu tergengam di tangan.

Lembar kertas yang dirasakan menjadikan beban baru dalam menyandang tugas sebagai kepala Sekolah yang berstatus Pegawai Negeri Sipil ( ASN). Jabatan ini bukanlah jabatan baru yang dimulai dari Sekolah Menengah Negeri 5 Tambusai Utara, tetapi jabatan lama yang sudah diemban lebih kurang 9 Tahun dengan tempat tugas yang terus berganti. SMP Negeri 3 dan SMP Negeri 2 adalah 2 sekolah yang sebelumnya dijadikan tempat mengabdi telah dilalui dengan segala suka dan dukanya. Kebahagian silih berganti telah terlewati.

Di sini, kembali diri mencoba meraih mimpi. Impian lama yang tertunda dicoba diungkai dan dirajut bersama mereka yang berjuang membangun generasi baru di sekolah ini. Guru, siswa, orangtua dan masyarakatnya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari diri selama 360 hari. Hati yang tadinya pasrah pada keadaan, kini menggeliat mengajak rasa dan asa untuk berbuat lebih, lebih dan lebih untuk mereka mereka yang masih memerlukan sungingan senyuman mengajak bersahabat, rangkulan tangan yang membawa kehangatan seorang ibu, motivasi diri yang akan membawa mereka terbang mencapai cita-cita bersama.

Darwanti, Roza, Suryati, Eva, Nurhasanah, Lilik, Ratnawati, Fitri adalah perempuan perempuan lembut tapi tegas yang mengembangkan layar perahu SMP Negeri 5 Tambusai Utara, disamping para laki – laki tangguh berhati kebapakan berstatus guru yang menggerakkan motor perahu. Mereka, Harry, Yatno, Rivai, Zen, Imam, Darma, Denis dan Ricky. Kehadiran mereka menjadi teman dalam berkarya, menjadi relawan saat diri butuh bantuan sukarela.

196 warga muda yang berumur berkisar antara 12 sampai 16 tahun menjadi tujuan utama dari keberadaan sekolah. Mereka hadir meminta hak mereka untuk menjadi penerus generasi berikutnya yang wajib dibekali dengan berbagai ilmu dan teknologi. Mereka menunggu waktu untuk menjadi Camat – camat, menteri – menteri bahkan presiden berikutnya. Perjalananku.

neng sulastri, rohul 28 april 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post