Sore ini pulang sekolah terasa panas sekali. Ketika sudah sampai depan rumah terpikir olehku keinginan yang dingin dingin. “Kayaknya enak ya makan es campur”, kataku pada suami yang berada disampingku. Tanpa pikir panjang kijangku melaju, tanpa masuk garasi rumah. Eeeh mau kemana ? tanyaku. “katanya mau es campur”, jawab suamiku. “Anak anak bawa atuh”, seruku lagi. sebelum mobil melaju jauh. Di jalan simpang tiga mobil kijang tua ini balik arah, menuju rumah. Sampai depan suamiku hanya membunyikan klakson. Anak bungsuku keluar sepertinya mau membukakan pintu garasi. Namun aku melarangnya dan bertanya : “neng mau ikut beli es campur ?”. Asyiiiik ikut jawabnya. Ikuuut kakanya juga berteriak dari dalam rumah sambil berlari keluar.

Selama perjalanan kedua anak ini bersenda gurau. Bercerita tentang pengalamannya hari ini. Anak keempatku Aya, kelas XII SMA yang sudah selesai menempuh ujian, tinggal menunggu hasil. Sedangkan yang bungsu, Ridha kelas IX SMP baru akan mengikuti UNBK minggu depan. Ridha banyak bertanya tentang istighosah yang akan dilaksanakan minggu depan. Sedangkan Aya bercerita tentang kegiatannya hari ini , ia tidak berangkat ke sekolah. Ridha mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi UNBK. Dan Aya juga merasakan hal yang sama ketika menghadapi UNBK. “Yang penting belajar dan untuk matematika harus banyak berlatih”, kata Aya.

Sesampainya di tempat yang kami tuju, aku pesankan empat porsi. Dua porsi tanpa kolang kaling untuk Aya dan Ridha. Nyeeees……. mantap, ketika pertama ku santap es campur tersebut. Memang es campur ini adalah langganan keluargaku. Rasanya yang beda dengan es campur yang lain. Atau karena sudah kental dengan lidah, serasa di kota Bandung. Sampai sampai anak pertamaku, Egi memperkenalkan nya sebagai es campur paling enak sedunia. Lebay kalau bahasa anak muda sekarang. Namun kenyataan itulah ketika mau es campur yang jadi pilihan adalah disini, dengan label “Es campur paling enak se dunia”.