Suatu ketika beliau naik motor bersama istri untuk salat magrib di masjid. Selesai salat, beliau pun pulang mengendarai motornya. Sesampainya di rumah....

Aduhai...

Baru sadar kalau istri masih tinggal di masjid. (tepuk jidat)🙈

Subhanallah...

Sementara sang istri duduk manis saja menunggu, tanpa menggerutu, karena ini bukan pertama kalinya, hehe...😊

Sebelumnya jarak rumah beliau dengan sekolah sekira 100 meter. Sehingga ke sekolah jalan kaki saja, kadang-kadang naik motor.

Sore itu, ketika sudah jadwalnya pulang sekolah. Satu persatu guru-guru pulang, hanya guru piket saja yang masih menunggu beberapa siswa yang belum dijemput orang tuanya.

Sementara itu beliau sibuk mondar-mandir, grasah-grusuh, sebentar buka laci meja, sebentar buku-buku di atas meja pun diangkat satu persatu. Sesekali terlihat mengangkat pecinya untuk menggaruk kepala yang tiba-tiba gatal.

“Maaf, Ustadz. Kalau boleh tahu, sedang cari apa, ya?”

Sambil terus mencari-cari, ia menjawab,” kunci motor saya, Ummi. Ntah dimana saya letakkan tadi.”

Untuk beberapa saat saya pun mulai ikut mencari, bahkan teman yang tahu kasusnya juga ikutan bongkar-bongkar, sambil nyungsep ke bawah meja mana tahu kececer di sana. Hihi...😁😁

Kemudian saya tersadar, dan bertanya kepada beliau.

“Ngomong-ngomong, ustadz tadi ke sekolah naik motor gak?”

Bumi seakan berhenti sejenak. 🍃🍃🍃

Beliau mematung menatap langit-langit ruangan, berpikir...tik...tok...tik...tok...

Kemudian dengan senyum khasnya ia menjawab,” Hehe...iya ya, saya tadi jalan kaki.” Gubrak!!! Semua yang ikutan nyari kunci langsung pingsan, haha...😂😂😂

Sosoknya kharismatik. Termasuk Sepuh dan menjadi salah satu pilar utama di SD Muhammadiyah 019 Bangkinang Kota.

Namanya Ustadz Mukhlis, S.Ag.

Suaranya ketika membaca alquran, Maa sya Allah...menyejukkan hati. Mendendangkan kasidah, tak kalah indahnya.🎶🎶

Ada satu hal yang sangat berkesan bagi saya. Setiap kali ada guru yang mendapat rezeki berupa kelahiran putra-putri mereka. Keluarga besar sekolah selalu melakukan kunjungan, sebagai bentuk ikut bersuka cita atas berkah tersebut. Akhir acara ditutup dengan membaca doa yang kadang dipimpin oleh beliau.

Momen ini selalu saya tunggu-tunggu.

Beliau selalu menyelipkan doa, ”Semoga Ummi dan Ustadz yang belum juga diberi keturunan hingga saat ini, Allah segera berikan putra-putri yang sholeh dan sholihah, menjadi penyejuk mata dan hati orang tuanya.”

Setiap kali beliau mengucapkan doa itu, saya meresapi kata-katanya, sambil memejamkan mata seolah doa itu mengalir dalam darah yang melewati setiap pembuluh dalam tubuh. Lirih, saya meng-Amin-kan penuh harap semoga Allah segera kabulkan dan membayar penantian panjang saya.

Alhamdulillah...

Dua tahun yang lalu, Alfarras Arkan Taufik telah hadir dan menambah warna baru dalam kehidupan saya dan keluarga.

Terimakasih Ustadz Mukhlis.

Meskipun sedikit Pelupa.

Tapi selalu ingat mendoakan teman-temannya.

Semoga Allah senantiasa menjaga ingatan Ustadz, yaa...

Aamiin...