Nenny Litania

Guru SD Muhammadiyah 019 Bangkinang Kota, Kabupaten Kampar...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menjadi Kakak yang Baik
Cernak "Mengukir Janji Seindah Pelangi"

Menjadi Kakak yang Baik

Hari Minggu adalah waktu bermain yang agak panjang ibu berikan kepada Viki. Namun dengan satu syarat yaitu harus membawa serta adiknya bermain. Viki sebenarnya tidak suka kalau Firza harus ikut dengannya pergi bermain ke rumah Arsa.

Arsa adalah teman sekelas yang tinggal tidak jauh dari rumahnya. Mereka berdua adalah murid kelas lima. Rumah Viki berada di dalam gang kecil, sementara rumah Arsa berada di seberang jalan raya di ujung gang rumah Viki. Viki senang bermain dengan Arsa, anak tunggal yang memiliki banyak mainan dan buku cerita. Menghabiskan waktu berlama-lama di rumah Arsa sungguh menyenangkan dan tidak membuatnya bosan.

Viki berpikir sungguh enak menjadi seorang Arsa. Anak tunggal, sehingga tidak ada adik yang akan mengganggunya bermain. Hari Minggu ini, Viki ingin pergi bermain sendiri saja. Kemudian ia berniat akan datang lebih awal ke rumah Arsa. Ia tidak akan menunggu sampai Firza bangun. Untuk itu, ia segera mandi pagi dan sarapan, lalu mengendap-ngendap keluar rumah tanpa sepengetahuan ibu.

“Hai Viki, kok kamu sendirian? Mana Firza?” tanya Arsa ketika melihat Viki datang.

“Oh, itu ... Firza belum bangun,” jawab Viki sedikit bingung.

Mengapa Arsa menanyakan adiknya? pikir Viki.

“Wah, sayang sekali. Tadi malam aku meminta Ibu untuk membelikan mainan kereta dorong es krim. Aku sudah bayangkan wajah lucunya yang menggemaskan akan bahagia melihat mainan itu,” kata Arsa dengan wajah kecewa.

“Oh, begitu ya. Hmm ....”

Ada rasa bersalah di dalam hati Viki. Arsa yang bukan kakak kandung lebih menyayangi Firza dibandingkan dirinya.

Viki terbayang kembali bagaimana selama ini ia memperlakukan adiknya. Ia selalu merasa Firza pengganggu dan merebut kasih sayang ayah dan ibu darinya.

“Sebenarnya aku iri sama kamu, Viki,” ujar Arsa yang tiba-tiba menyadarkan Viki dari lamunannya.

“Kenapa?” tanya Viki heran.

“Kamu punya adik, sementara aku hanya sendiri. Meskipun ada Ayah dan Ibu, tetapi mereka jarang menemani karena sibuk dengan pekerjaannya.”

Viki kembali mengingat suasana di rumahnya yang selalu ramai. Celoteh Firza, adik perempuannya yang masih berumur lima tahun, dan ibu yang sering mengomel karena melihat tingkah mereka berdua yang jarang akur.

Apakah suasana rumah seperti itu akan menyenangkan bagi Arsa? Pikir Viki.

Viki menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Selama ini ia malah menginginkan suasana seperti di rumah Arsa. Tenang dan memiliki segalanya.

“Mengapa kamu tersenyum?” tanya Arsa melihat wajah Viki.

“Aku malah sempat berpikir kalau menjadi kamu lebih menyenangkan, bisa tenang bermain tanpa ada yang mengganggu,” jawab Viki.

Mereka berdua kemudian tertawa bersama.

“Aku ada ide,” ujar Arsa tiba-tiba.

“Apa itu?” tanya Viki penasaran.

“Bagaimana kalau setiap ke rumahku, kamu ajak Firza. Aku akan bermain bersamanya sementara kamu silakan baca sepuasnya buku cerita yang ada di rumahku. Jadi kamu tidak akan diganggu olehnya, dan aku akan sangat senang sekali bisa bermain bersama Firza,” ujar Arsa menjelaskan penuh semangat.

“Baiklah, aku setuju,” jawab Viki tanpa harus berpikir lama.

Mereka kemudian menjemput Firza. Ternyata sesampainya di rumah, Viki melihat adiknya menangis karena ditinggal diam-diam oleh Viki. Wajah Firza berubah ceria ketika tahu kalau ia akan diajak bermain bersama.

Begitulah setiap Minggunya. Sudah terhitung empat kali Viki mengajak Firza bermain ke rumah Arsa. Viki puas karena bisa membaca buku cerita dengan tenang. Namun Viki merasa bosan mendengar Firza yang selalu bercerita pada ayah dan ibu tentang Arsa di rumah mereka.

“Ayah, tadi aku dan Kak Arsa bermain jual-jualan es krim. Aku yang jadi penjualnya dan Kak Arsa yang membelinya. Ada koin mainan juga. Aku suka bermain dengan Kak Arsa.”

“Ibu, tadi aku bermain masak-masakan dengan Kak Arsa. Aku masak telur dadar, kata Kak Arsa masakanku enak.”

Selalu saja Firza menceritakan kembali semua permainan yang dilakukannya bersama Arsa. Diulang-ulang hingga Viki bosan mendengarnya.

“Apa sih kamu! Arsa ... Arsa ... saja yang kamu ceritakan. Sebenarnya siapa kakak kamu? Kak Viki atau Kak Arsa?”

Viki berlari ke kamar. Ia menumpahkan kekesalannya dengan menangis terisak-isak di kamar. Kemudian ibu datang menghampiri dan mengusap kepala Viki.

“Sayang, kamu kenapa marah pada adikmu?” tanya Ibu lembut.

“Aku benci mendengar Firza selalu bilang kalau Arsa kakak yang baik,” jawab Viki.

“Kamu cemburu, ya?” tanya Ibu sambil tersenyum.

Viki juga bingung, mengapa ia menjadi marah dengan semua ini.

Ibu menggenggam tangan Viki dan berkata, “Wajar kalau kamu marah, itu tandanya kamu sayang sama Firza. Kamu tak ingin Firza lebih memilih Arsa, karena kamu adalah kakaknya.”

Viki mengangguk membenarkan perkataan ibu.

“Nah, menurut Viki, bagaimana agar Firza selalu menceritakan kebaikan kakaknya sendiri?” tanya Ibu.

Viki diam sejenak dan berkata, “Viki harus sering bermain bersama dengan Firza, dan akan lebih menyayanginya.”

“Syukurlah kalau kamu paham sekarang. Ibu harap kamu bisa menjadi kakak yang lebih baik untuk Firza.”

Kemudian ibu keluar kamar dan meninggalkan Viki yang berjanji dalam hati untuk menjadi kakak yang lebih baik lagi.

Firza, Kak Viki sayang kamu, gumam Viki sambil tersenyum bahagia.

Selesai

Pemesanan buku cernaknya bisa via WA 085265240409

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Menarik, bukan fiksi, malah ini faktual

26 Sep
Balas

Terima kasih pak

06 Sep
Balas

Sukses Ibu

05 Sep
Balas



search

New Post