Dari Jendela SMP, Sinetron Tidak Mendidik?
#tantangan30harimenulis hari ke-12
'Dari Jendela SMP' merupakan sebuah judul sinetron baru tayang di SCTV sejak dua hari lalu. Tayangan perdana tanggal 29 Juni 2020 mengisahkan sepasang anak SMP, Wulan dan Joko, yg terlibat asmara dan menyebabkan Wulan hamil. Joko dan Wulan merupakan siswa pintar yg sering naik panggung menerima berbagai medali dan penerima beasiswa.
Menonton dua episode berturut-turut tayangan awal itu, penulis yakin penonton akan langsung bereaksi kalau ini sinetron yang tidak pantas tayang di televisi.
Awal menonton penulis sudah kurang setuju dengan jalan cerita yg awal-awal sudah terkesan tidak mendidik ini.
Namun Sebagai guru yang mengajar di SMP, penulis ingin tahu kelanjutan cerita itu, meskipun penulis sudah bisa menebak-nebak bahwa 'kehamilan' itu sebenarnya tidak ada karena terbaca ketika tokoh laki-laki membantu membelikan testpack melalui ojol.
Setelah testpack sampai ke tangan pemesannya yang menunggu di pinggir jalan, pemesannya langsung pergi. Saat itulah pihak apotek penjual testpack menelepon sopir ojol, mengatakan bahwa ternyata benda itu expired dan minta dipulangkan karena akan diganti yang baru. Sementara testpack sudah berpindah tangan pada pemesan yang sudah pergi entah kemana.
Walau akhirnya diketahui hasil tespack itu positif, penonton seharusnya jeli membaca situasi, bahwa itu tidak benar karena kemungkinan adanya kesalahan hasil testpack yang kadaluarsa itu. Jadi, hasilnya tidak akurat
Hal lain juga terbaca dari monolog tokoh Wulan yang dengan keluguannya menyesali telah bersepeda, berhujan hujan, dan berteduh di tempat yang sepi dengan Joko yg menyebabkan dia hamil. Dia meyakini dia hamil ketika ia merasa tidak enak badan dan mual, sehingga ia memutuskan untuk melakukan test kehamilan dengan membeli testpack. Dia juga mengetahui testpack dari mamanya ketika dulu mamanya pernah melakukan test kehamilan mandiri di rumah dan menjelaskan makna tanda garis pada testpack itu.
Penulis menduga ini hanyalah karena ketidaktahuan tokoh tentang bagaimana terjadinya kehamilan, atau lebih tepatnya belum diedukasi tentang seks (sex education).
Mungkin saja tokoh sebelumnya pernah dinasihati ibunya ketika dia pertama kali mendapatkan menstruasi supaya dia jaga diri; jangan dekat-dekat dengan laki-laki karena dia bisa hamil.
Menampilkan tokoh yang konon hamil oleh temannya yang dipacarinya baru beberapa hari lalu sepertinya sebuah akal-akalan sutradara untuk memberikan suatu kejutan sekaligus memancing reaksi penonton.
Meskipun begitu dari awal sudah ada image negatif tentang sosok siswa SMP yang seharusnya di sekolah penuh keceriaan berteman, penuh suasana gembira belajar, tapi ini sudah ditampilkan sibuk dengan urusan asmara apalagi sampai urusan kehamilan.
Penulis yakin ini akan menjadi sebuah polemik terhadap sinetron Indonesia yang akan dicap tidak mendidik. Mungkin saja nanti ceritanya akan menekankan pentingnya sex education pada anak, terutama anak yang baru menginjak masa remaja.
Meski tujuan penayangan sinetron ini baik tetap saja sudah membentuk opini publik bahwa sinetron ini mengajarkan sesuatu yang tidak baik yakni hamil di luar nikah apalagi untuk anak yang berstatus pelajar SMP tersebut. Iya kalau penonton mau menonton sampai episode akhir, tapi kalau tidak?
Penonton sudah keburu tidak setuju dengan ditayangkan sinetron ini merupakan suatu hal yang wajar apalagi cerita itu di dua episode awal masih tentang kisah asmara dua anak SMP.
Terlepas dari endingnya nanti bagaimana, tapi opini publik sudah terbentuk ini adalah sinetron yang menjerumuskan dan tidak mendidik.
Batam, 1 Juli 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
kritikan yang mantap.... lanjutkan.
terima kasih
Benar Bu. Jarang sinetron di TV yang mendidik. Memprihatinkan.
benar, Bu. harus pandai-pabdai memilih dan memilah
SMP kelas 9 awal semester ada materi Sistem Reproduksi Pada Manusia...masak cuma berhujan-hujan dan berteduh terus mual dan muntah...koq beli testpack...hehehe itulah sinetron...
nama juga sinetron. mungkin ini tokoh bolos di pelajaran tsb hehehe
sepertinya perlu pendampingan ortu kslau anak2 menonton sinetron itu.
setuju sekali
Begitulah sinetron Kita...kalau sdh menyangkut sekolah..selalu tidak pas..tidak mendidik...lebay..tidak sesuai fakta di lapangan
Jadi dapat tugas tambahan kita sbg guru. hehe
Saya yakin, yang selama ini ga pernah suka nonton sinetron jadi nyari saluran SCTV untuk kepoin sinetron ini.
iiya juga ya.. tambah naik ratingnya. tepok jidad deh
Masa SMP rentan sekali dengan gejolak keingintahuannya. Kalau senetron yang begituan sudah tidak direspon oleh pakar pendidikan, bisa dilihat kehancuran masa depan anak bangsa. Terus dilanjut ke pihak yang berkompeten di bidangnya sangat baik. Demi generasi di masa datang.
benar, pak
iiya, bener, bu. Itu bisa jadi memberi trendy yang kurang bagus bagianka SMp, ada adasaja rumah produksi ini..kurang cerita yang lebih goooeesss....!
Terima kasih responnyaya, Bu..
Tulisan yang keren, menambah pengetahuan untuk kita sebagai pendidik
Terima kasih, Bu. Betul sekali sebagai pendidik kita juga harus gaul dan uptodate dengan situasi di sekitar kita.
Sukses Bu, bagus sekali artikelnya
terima kasih, Bu.
Betul sekali bu, alhamdulillah sudah seminggu ini siaran TV yang menampilkan film sinetron rusak jadi saya aman bu. Malahan saya berharap terus saja nggk ada siarannya, hehehe
berarti musibah berbuah berkah ya, bu.. hehe
Artikel yang keren... Saya malah blm pernah nonton...
boleh dikepoin juga keknya bu. minimal jadi bahan kita dalam menasohati
menasihati anak atau atau anak didik kita
Benar bu, sering miris melihat tayangan sinetron di tv. :(
kerja tambahan guru dan ortu dalam penguatan karakter anak. Setuju kan, bu? hehe
Keren bunda...
terima kasih, bund. Salam literasi!
Mantap bu sy setuju.tp herannya yg spt itu tdk pernah jd perhatian yg bberwenang..enth bagaimana generasi muda k depannya
Inilah yang terkadang membuat kita merasa sedih.
Benar sekali...
terima kasih tanggapannya, bu. salam literasi.
Iya bun.. Kisahnya seperti memberikan contoh buat anak2 ABG.. Mengkhuwatirkan bun..
Butuh bimbingan dan pendampingan ortu jika anak kita ternyata suka menonton. ya kan bu? Salam!
Saya belum pernah nonton filmnya Bu, hehehe.
Saya belum pernah nonton filmnya Bu, hehehe.
Kadang sekali-sekali perlu nonton juga ya, Bu. Bisa jadi bahan diskusi setidaknya. hehe
Saya belum pernah nonton filmnya Bu, hehehe.
Keren bun
terima kasih, bu. salam literasi.
Betul sekali bu...Pdhl tanpa diajaripun mereka pasti akan mencari tahu sendiri.Apalagi ini dijdkn tontonan, tiap hari lagi...Makin hari makin susah mencari siaran tv yang memberikan acara yang mendidik...
ya bu.. terima kasih. Salam literasi
Mencuri pasar yg lagi sepi, dgn membuat tontonan yg TDK bisa menjadi tuntunan, miris dan sedih, tulisan yg bgs untuk jd dijdkn bhn pemikiran kdpn
yang penting menghasil duit? miris ya, bu.
Mantap ibu tulisannya, masuk ke barisan artikel populer hari ini. Foto profilnya jangan lpa di pasang ya Bu.
Alhamdulillah terima kasih buu..
Saya nyuruh anak matiin tv ketika mereka nonton film, kesel lhtnya.. Tak mendidik.
Jangan sampai tivi dibanting ya, buu.. hehe..
Ulasan yang bagus, kritikan yang bermanfaat.
terima kasih, bu
Makasih infonya Bu.
sama-sama, bu
bener banget buk...sekarang tontonan banyak yg tidak mendidik bun...
jadi bonus pekerjaan ortu memilih, memilah, dan mendampingi anak
Tayangan sinetron di TV memang banyak yang tidak mendidik, terlepas ada badan sensor atau tidak, semoga menjadi perhatiab orang tua pada anak-anak yang menontonnya. keren bu.
tks komennya, Bu
Jika dilihat materi pendidikan sex atau sex educatin, isi tayangan ini belum seberapa. Cuma terkadang unsur bisnis yang di kedepankan pada sinetron membuat adegan sedikit mengarah ke pergaulan tidak mendidik. Saya setuju tayangan ini ada dan perlu tapi dengan kemasan pendidikan dan dalam bentuk film pendek, tidak episode yg membuat penonton salah tafsir, demi mendulang iklan. Bagus Bu, salam literasi
orang bilang kebanyakan micin, ya Pak. hehehe
Keren luar biasa Bu.. opininya tajam. Salam literasi
Semangat! Salam literasi!
Sangat kita sayangkan ya bu,
ya, Bu
Ulasan yang bagus, mencerdaskan.
terima kasih
ini diambil dari novelnya NH.Dini, dan menurut isi novel, mereka tak melakukan apa-apa hanya berpelukan, tetapi karena pakaian mereka basah, sperma dan indung telur menyatu, saya belum nonton versi televisi
Saya punya 18 novel Nh Dini, dan kenal atmosfir kepenulisan beliau. Walaupun memang belum semua karya Nh Dini saya baca, tapi rasanya Beliau tidak pernah menulis cinta monyet anak SMP. Bu Nadya yakin diangkat dari novel NH Dini?
novel Mira W
dari dulu saya kurang suka dengan tayangan sinetron yang ada di televisi hampir semua ceritanya tidak mendidik yang dipikirkan oleh sang sutradara rating penonton meningkat bukan memikirkan cerita sinetronnya yang sifatnya mendidik
ikut prihatin kita
Mantap tulisannya bu, salam literasi.
salam, Pak
Kemana Badan Sensor ya Bunda.... Atau.... KPI...???
Itulah, Bu..
Betul sekali bunda
Maksih responnya, Bu.
keren opininya buk Nency
Terima kasih
sukses sll ya
Doa yang sama buat kita semua.
salam literasi
Salam literasi!
Keren artikelnnya, saya belum pernah nonton, semoga kita semua jelimet dengan apa saja yang ditayangkan di Tv. Sehat selalu ibu
Terima kasih, Bu
apapun bentuk sinetronnya...itu sengaja di perbanyak tayang..sedangkan masalah negara amburadul sengaja tidak tayang,ini jelas niat menghancurkan generasi yang akan bangkit membela kebenaran.generasi muda sengaja sengaja di cekoki dengan tayangan beracun....sehingga generasi akan terbuai.endingnya penjajahan moral dan aqidah akan masuk...
Ya Allah trimakasih infonya bu. seandainya ada badan sensor khusus senetron yang bernuansa anak sekolah ya bun hanya bisa turut prihatin
setuju bu Nensy, kalau dilihat rata-rata semua sinetron yg tayang di TV tidak menjadi tuntunan buat penonton apalagi buat remaja sebagai penerus bangsa ini...Salam literasi.
jadi inget sinetron agnes monica jadul pernikahan dini bu hehehe
jadi inget sinetron agnes monica jadul pernikahan dini bu hehehe
Memang sinetron di tv itu banyak yg tdk mendidik. Semoga kita bisa mendampingi anak" remaja kita. Dan selamat dari tontonan yg tdk layak
sebelum tayang kan ada badan sensor nya dulu, kayaknya nggak berfungi nih bun badan sensornya.. miris kita
Selalu keren tulisan Ibu. Sukses, Bu.
Saya setuju bunda
Setuju. Mantap Nensy
Sangat tidak mendidik dan merusak akhlak anak-anak, mohon dihentikan penayangannya
Temanya sama dengan film bioskop dua garis biru, semoga masyarakat akan lebih bijak dalam memilih dan memilah
inspiratif , mendidik, nasehat untuk semuanya yang menjadi ortu dan guru. Salam bu Nensy
Makanya saya dan keluarga tidak pernah nonton sinetron Bu. Cuma nonton Upin-Ipin. Hehe...berita pun juga jarang karena ada info kriminal yang tidak layak ditonton anak-anak. Apa yang ditonton ortu juga harus layak untuk ditonton oleh anak-anaknya :)
Banyak sinetron hanya kejar rating. Hanya tontonan bukan tuntunan.
Keren tulisannya BunTayangan TV seperti itu memang tidak mendidik jika ditonton anak sekolah. Karena mereka cenderung meniru tokoh idolanya.
lucu lihat film nya bu
Sinitron ini sangat tidak mendidik, terlepas dari endingnya bagaimana nanti.Keren diajeng cantik...tulisannya, sangat setuju
Begitulah sinetron bu.
Jelas tidak mendidik, merusak akhlak anak. Terang-terangan melanggar perintah Allah..,.... Janganlah kamu dekati zina.... Dekat aja tak boleh apalagi sampai pacaran.....
sungguh memprihatinkan
Tulisan kritis. Kita memang harus menjadi penonton cerdas yang mampu mengoreksi. Ibu sudah menjadi contoh. Luar biasa Bunda
Terima kasih, Bu.
terkadang kita bisa menggunakan sebuah sinetron untuk memancing komentar dan pendapat anak, kemudian mulai memasukkan nilai nilai pendidikan ke dalam pembicaraan, semoga anak anak kita selalu berada dalam jalan yang di ridloi Alloh. aamiin
Aamiin.. luar biasa!
Memang memprihatikan ya Bunda, entah sampai kapan sistem di Indonesia berpihak pada kepentingan kharakter yang baik. Sukses Bunda.
tidak baik maksud ibu kan? atau hilangkan kata 'sampai' pada komen ibu. hehe naluri guru bahasa.
Alhamdulillah tidak pernah menontonnya bund, cukup dengan melihat judul langsung ilfeel Dan mengalihkan siaran ketayangan yang lainnya.
Sukses bund...keren sbgi opini
Terima kasih, bu
Keren, Bu. Sering sinetron yang berlatar sekolah, sangat tidak mendidik, Justru itu yang ditiru anak-anak di sekolah.Sukses selalu.
saya setuju bunda ada apa dengan dunia persinetronan indonesia ?
Terima kasih, bu. Kini kembali lagi ke kita ortu atau guru, Bu. memilih memilah atau mendampingi anak-anak kita jika mereka menonton.
Saya setuju bu, karena sinetron ini benar2 tidak mendidik kpd anak2 kita kenapa ya sinetron sprti ni bisa ditayangkan yg seharusnya anak SMP itu hanya akan memikirkan pelajaran aja dulu ni malah sibuk dengan urusan percintaan....
Terima kasih, Bu. Salam kenal dan salam literasi!
Keren Bu Nensy,Kirim sebagai opini di Kompas juga, BuAtau minimal di Batam post atau tribun batam.Sukses untuk Ibu
Terima kasih, Pak Irfan. Insyaallah, Pak. Sukses buat Bapak dan keluarga.
Sinetron Indonesia memang banyak yg tidak mendidik bu, makanya di rumah gak pernah nonton sinetron . Good job bu Nensy, lanjutkan