Nensy Suryati

Setamat kuliah 1993 saya sudah malang melintang di dunia kerja yg tidak ada sangkut pautnya dengan pendidikan saya di IKIP padang. Mulai dari perhotelan hingga ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ketika Naluriku Sebagai Guru Terusik
Foto: dokumen pribadi Lokasi : SMP Maitreyawira Batam

Ketika Naluriku Sebagai Guru Terusik

#tantangan30harimenulis hari ke-25

Pas membuka laman fesbuk, sehabis magrib tadi, mataku langsung tertuju pada status panjang seseorang yang kukenal. Status yang diposting kemarin, 13 Juli 2020 pukul 14.57 itu cukup mengusik naluriku sebagai seorang guru. Status ini sudah dishare 13 kali, dikomentari oleh 50 orang, dan dilike dan love oleh 122 orang. Status itu berbunyi:

Harusnya klo sekolah tidak berani membuka sekolah untuk mengajar tatap muka, toh ambil kebijakan tutup dulu sekolah sampai waktu sekolah berani untuk bertatap muka, sehingga orang tua bisa mencari guru privat untuk anaknya..

Dan biaya sekolah bisa di alokasikan untuk kepentingan guru privat..

Karena bukan kami tidak mampu mengajarkan anak tapi hidup di dunia ini sudah ada profesionalnya masing masing..

Ada pedagang sayur

Ada petani

Ada tukang

Ada pengais becak

Ada pedagang tradisonal

Dll sesuai profesinya..

Nah sekrng orang tua disuruh mengajarkan pendidikan anak2 yang bukan profesinya..

Jadi gimana ini..

"BERANI BERBUAT BERANI BERTANGGUNG JAWAB"

sekarang anak2 sudah berjalan sudah enam bulan tidak belajar yang optimal apakah kebodohan akan anak terus meningkat..

Klo tidak sanggup membuka sekolahnya yah tutup aj dulu tanpa ada bayaran dan lain2 sehingga orang tua bisa mencarikan guru privat untuk anaknya sendiri2 sampai sekolah berani membuka sekolahnya..

Berharap Indonesia maju

(Sengaja saya copas tanpa edit)

Nanar mataku membaca ‘hujatan’ itu. Meski status itu bukan ditujukan padaku, dia di Palembang aku di Batam, tetap saja mengusik naluriku sebagai guru. Jariku langsung mengetik di kolom komen.

“Halo, Bro, lagi tensi ya? sebagai seorang guru, saya tahu betul bahwa pihak sekolah juga tidak menginginkan hal ini terjadi. Kami guru-guru juga tidak mengiginkan ini terjadi. Jika boleh memilih kami lebih memilih belajar tatap muka seperti sebelumnya. Belajar daring ini lebih capek tau, tak berbatas ruang dan waktu. Sekolah hanya menjalankan apa yang sudah diatur pemerintah daerah melalui surat edaran. Pemerintah maupun pihak sekolah tidak mau gegabah karena ini menyangkut hidup orang banyak. Sebaiknya Bro bepikir lagi deh kalau menulis status di medsos. Nanti pas masuk sekolah, masih punya mukakah Anda bertemu dengan pihak sekolah, bertemu guru-guru anakmu???”

Komenku itu belum kuenter. Aku teringat hal yang bertolak belakang dengan beberapa orang tua/wali muridku. Waktu itu keputusan pemerintah tentang perpanjangan pembelajaran jarak jauh belum keluar. Ada beberapa orang tua yang bertanya. Mereka justru mengkhawatirkan jika pembelajaran tatap muka segara dimulai tahun ajaran ini. Bahkan ada di antara mereka sempat mengatakan kalau pembelajaran tatap muka dimulai Juli ini, mereka mau anaknya berhenti sementara sekolah sampai pandemi benar-benar berakhir, sampai mereka yakin betul akan keamanan anak-anak mereka. Mereka khawatir pada kesehatan anak-anak mereka.

Setelah kubaca lagi komen yang kutulis dan tinggal dienter, tiba-tiba aku berubah pikiran. Komen itu kudelete. Aku tidak mau memicu perdebatan di medsos, apalagi sampai merusak hubungan baik aku dengan teman satu club di komunitas otomotif nasional dari Palembang itu. “Yang waras ngalah” pikirku.

Batam 14 Juli 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mereka hanya berpikirnya sepihak...tenang saja Bu tetap semangat dan terima kasih telah berkunjung..

15 Jul
Balas

yess. tetuap semangat. terima kasih juga sudah berkunjung. Salam SKSS!

17 Jul

Semoga segera kembali benar 2 normal

14 Jul
Balas

Aamiin

17 Jul

Keren Bu.... Smoga tidak ada lagi polemik tentang proses belajar anak dalam masa pandemo COVID ini. Sehat dan sukses slalu

14 Jul
Balas

Terima kasih, Pak. Tetap semangat!

17 Jul

Mantuullll....tak mungkin berdebat di medsos

14 Jul
Balas

Ya say. Yang waras ngalah...hehe

17 Jul

Aamiin..

17 Jul
Balas

Semoga semua memahami kondisi seperti sekarang ini ya Bun

15 Jul
Balas

Semoga ya, bu. Aamiin..

17 Jul

Semoga keadaan bisa berubah normal kembali.. sehingga semua senang..

14 Jul
Balas



search

New Post