Korap (tantangan menulis hari ke-5)
Membuka-buka album foto di android, tertumbuk mataku pada fotoku saat di Jewel singapura, konon merupakan air terjun tertinggi di dalam mal.
Seketika pikiranku melayang pada masa itu, ketika aku menemani adikku yang berkunjung ke Batam sebelum pandemi covid-19 melanda. Kalau sudah berkunjung ke Batam, orang bilang tak lengkap kalau tidak sekalian menyebrang ke negeri merlion itu.
Teringat percakapanku dg encik-encik pegawai Imigrasi di Singapore di bagian cap paspor ketika itu, di sela-sela menjalankan tugasnya.
"Nak kemana?"
"Nak holide" jawabku
"Berapa hari nak stay?"
"2 atau 3 malam"
"stay kat mana?"
Sebelum saya jawab, ia sudah jawab sendiri, berdasarkan form imigrasi yang sudah saya isi di atas Ferry. "Hotel 81 Lavender."
"nak jalan kemane?"
Saya sebutkanlah bbrp tempat wisata yang jadi tujuan kami. Ketika sebut "Jewel" sebagai salah satu tujuan kami, ia langsung potong. "
Ohh... Kenape tak bangun di Indonesia?" (Dan blaa..blaa..blaa.. seperti orang ngesumel) "Di Sini kita bangun pakai otak" katanya sambil mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya ke pelipis bagian kanan. "Tidak pakai KORAP!" sambungnya lagi. (baca: korupsi)
Soooooo??????
Saya harus bagaimana? Jawab apa? Mengiyakan?? Mengurut dada?? atau marah???
24 Juni 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ternyata sudah beken ya bangsa kita d sana, tapi bekennya karena korap
Itulah yg kadang membuat saya merasa sedih..
Keren. Salam Literasi.
Salam Literasi! Terima kasih, Pak.