PEREMPUAN HAMIL 7 BULAN ITU TELAH MERENGGUT MAMA DARIKU (part 2)
Meski pedih untuk dikenang, tapi aku harus menyelesaikan kisah ini. Meski air mata ini terkadang harus mengucur.
tagur #37
Bismillahirrahmanirrahiim..
Sudah pukul 22.00 malam. Aku masih mondar-mandir di ruang tengah. kembali teringat beberapa hari sebelum mama pulang ke Bukittinggi. Waktu itu aku mengajak mama menonton bioskop di XXI Mega Mal Batam Center. Jelang film main, waktu Salat Ashar masuk. Mama langsung salat sambil duduk di kursi bioskop itu. Mama sengaja mengambil wudu dulu sebelum masuk ke gedung bioskop.
Apes bagiku, lebih kurang 15 menit film sudah main dan kami sedang asik menonton, dua orang petugas menghampiri kami dan memintaku ke kantor mereka. Dengan sopan petugas menyampaikan telah terjadi kesalahan. Aku diminta keluar dari studio 1 tempat kami menonton dan masuk kantor mereka. Sementara mama dan anakku masih tetap di dalam bioskop. Sampai di kantor, petugas menjelaskan bahwa ada kesalahan sistem mereka karena tadi komputer mereka sempat hang. Tiket kami doble print dan doble sale. Tiket dengan nomor kursi yang sama terjual dua kali. Petugas memohon maaf dan memohon pengertian kami untuk memberikan kursi tersebut kepada pasangan lain yang di sistem telah lebih dulu membeli tiket tersebut.
Sebagai kompensasi kami bisa mengganti jam menonton kami besok atau kapan saja kami mau. Asal bukan hari ini. karena hari ini sudah full bahkan sampai kursi depan. Maklum film yang digadang-gadang dan sedang booming waktu itu. Kami pun mengalah, meski anakku sangat kecewa. Aku beri anakku pengertian. Kasian nanti jika petugas itu dipecat pula. Meskipun itu gara-gara keteledoran mereka sendiri.
Selain itu, Selama di Batam aku juga sempat mengajak Mama ke Sumatera Expo Batam. Kami menyaksikan pertunjukan yang diadakan oleh paguyuban Minang di Batam. Ada pertunjukan tari piring di atas pecahan kaca, dan berbagai kesenian Minang lainnya. Pokoknya selama di Batam beberapa kali aku mengajak mama jalan. Refreshing setelah seharian di rumah adikku dengan urusan cucunya yang baru lahir. Kami berusaha untuk menyenangkan mama.
Pukul 23.25 aku terima lagi telepon dari Uni, kakak sulungku. Uni sudah di atas mobil travel menuju Bukittinggi. Sepertinya Uni yang pertama dikabari adikku Roni. Uni yang kemudian mengabarkan pada kami adik-adiknya. Dengan terbata-bata, Uni mengabarkan bahwa mama sudah tiada. Nyawa mama tidak tertolong lagi. Mama sudah dipanggil Yang Kuasa. Innalillahi wa inna ilaihi rajiuunn..
Allahumma firlaha warhamha waafihi wafuanha.
Aku meraung seolah tidak bisa menerima semua kenyataan ini. Anakku juga menangis memelukku, menyebut-nyebut oma yang begitu dekat dengannya beberapa waktu terakhir jelang mama balik ke kampung.
Aku telepon adikku Titis yang saat itu bayinya baru berumur 18 hari. Dia juga tidak bisa tidur. Menunggu kabar tentang Mama. Aku kabari bahwa Mama sudah dipanggil Sang Khalik. Tangisnya pecah, dia sangat terpukul. Mama yang begitu telaten mengurusnya pra ataupun pascakelahiran bayinya beberapa hari lalu. Di tengah sedu-sedannya dia minta aku membantu mencarikan tiket. Dia juga memutuskan untuk pulang sekeluarga besok meski bayinya baru berumur 18 hari. Malam itu juga kami pastikan tiket kami untuk 6 orang. Aku, suami, dan anakku; serta Titis, suami, dan bayinya.
Kami belum tahu persis kronologis kejadiannya. Masih tahu setengah-setengah. Yang kami tahu ketika itu Mama datang ke rumah besannya di Panampuang, Agam, membesuk bapak mertua abangku yang kedua, anak ketiga dari 11 bersaudara. Abangku itu bekerja di Chevron, Duri, Riau. Istrinya, Lina, guru di SD Negeri di Duri. Abangku mengabari kalau bapak mertuanya sakit sejak berapa waktu lalu. Hari itu Selasa, baru semingu mama dari Batam. Mama pun datang membesuknya diantar adikku Roni menggunakan motor. Jarak dari rumah kami ke rumah yang dituju kurang-lebih 5 KM. Mau berangkat Papa sudah wanti-wanti jalan lewat ke Lasi saja. Lasi nama desa menuju ke Panampuang. Dari rumah kami, tinggal menurun dan jalan lurus. Jalan ini tidak terlalu ramai pada hari ini. Perjalanan lancar sampai ke rumah besan mama itu. Keadaan bapak mertua abangku itu sudah membaik. Di perjalanan pulang, tepatnya di simpang Biaro ban motor adikku kempes. Roni minta mama turun dan menunggu di sebuah warung gorengan di simpang itu. Roni mencari tempat tambal ban agak sedikit jauh dari tempat mama menunggu.
Lebih kurang 30 menit Roni selesai tambal ban Roni balik mau menjemput Mama. Tapi mama tidak ditemukan di tempat tadi.
Roni mencari-cari dan menanyakan ke pemilik warung. Orang itu melihat mama ke luar tadi ke arah kiri. Roni coba menelepon mama, teleponya masuk tapi tidak diangkat. Roni belok kiri dari simpang itu dan melihat orang ramai-ramai. Dia menanyakan ada kejadian apa. Seseorang menjelaskan bahwa ada seorang ibu mengalami kecelakaan karena keteledoran seorang perempuan yang sedang hamil 7 bulan. Darah segar itu masih terlihat di jalan. Ditutupi warga dengan pasir. Sungguh pemandangan yang menakutkan terutama buat adikku Roni kala itu.
Betapa menggigil Roni mendengar ciri-ciri ibu yang diceritakan orang-orang tersebut. Itulah ciri-ciri mama. Setelah mendapat penjelasan bahwa ada sebuah mobil putih dari arah Payakumbuh, mau berhenti ketika distop warga dan membawa mama ke RS Achmad Muchtar. Roni langsung menyusul ke RS yang dimaksud.
Kala mendengar penjelasan via telepon itu belum jelas semua bagiku. Aku sudah tidak fokus lagi. Pikiranku hanya Mama, meski mama sudah kembali ke pangkuan-Nya.
Berurai air mata kupersiapkan segala kebutuhan kami untuk terbang besok. Aku berharap bisa melihat mama untuk yang terakhir kalinya. Meski mama yang sudah tidak bernyawa lagi.
Bagaimana peristiwa itu bisa terjadi, bagaimana pula kondisi perempuan hamil 7 bulan itu? Bagaiman dengan janin yang dikandungnya?
#bersambung
#Saya mohon siapa saja yang membaca tulisanku ini sudi mendoakan dan membacakan Alfatihah secara utuh untuk Mamaku. Semoga segala kebaikan Bapak Ibu dibalas Allah dengan Surga-Nya kelak. Aamiin..

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga beliau Husnul khatimah
Al Fatihah...smg Ibunda husnul khotimah. diberi kelapangan dalam kuburnya.
semoga mama ibu penulis husnul khotimah
Semoga husnul khatimah
Alfatihah buat mama...yang sabar ya... Innalillahi wainnailaihi raaji'un semoga beliau Husnul khatimah.Akhatimah.Aamiin.
Saya menangis membacanya nya Bu, sambil mengirimkan alfatihah.surga buat mama.
Semoga ibunda husnul khatimah... Aamiin
ya Allah, semoga husnul khotimah, Alfatihah
Alfatiha...semuga Husnul Khotimah ya Bu..
Alfatihah untuk mm bunda, semoga mm bunda di tmptkn di Surga-Nya Allah. Aamiin
Sabar
Alfatihah.... Aamiin, semoga ibibundanya ibu husnul khotimah dan diterima di sisi yang Maha Kuasa aamiin...
Alfatihah.... semoga ibu sekeluarga tabah dan sabar menerima takdir ini
Al Fatikhah ..semoga ibunda husnul khotimah..Aamiin..
Amiin..semoga Doa -do a diijabah penuh barakaAllah. Dan ibundanya sebagai Ahli surga,.Al fatihah..
Alfatihah untyk Mama Nensy
Sabar,Bu. Mama sudah damai di pangkuan Bapa di surga. Amin.
Al Fatihah...smg diberi kelapangan dalam kuburnya. aamiin
Al Fatihah...semoga husnul khotimah. Amin.
Alfatihah.., semoga di berikan tempat yang indah bunda,...............
Al fatiha Tulisannya bagus bun.. Sukses selalu.... Salam literasi
Al fatiha...smg ibunda husnul khotimah
Amiin, Semoga khusnul khotimah dilapangkan kuburnya, Alfatihah....
Al fatihah.. semoga Allah menempatkan ditempat terbaikNya,Aamiin