Neti Erawati, S. Pd

Hai...... Namaku Neti Erawati, saya seorang wanita kelahiran 08 Mei 1973, saya berprofesi sebagai seorang guru sekolah dasar di SDN 04/VII Sarkam I...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menoreh Prestasi di Ibukota

Menoreh Prestasi di Ibukota

Tantangan 1

Royyan Dwi Agustio adalah putera keduaku, ia anak yang aktif dalam dari masa kecilnya. Berbeda dengan kakak dan adiknya. Ia tak mau diam begitu saja, selalu ada kegiatan yang ia lakukan. Aku tak berani mengatakan ia pintar tapi ia pernah menjadi juara umum di sekolah sewaktu SMA. Ia suka sekali mengajak teman-temanya mengadakan suatu kegiatan, misalnya mengada pertandingan sepak bola dengan sekolah lain, yang sangat tak aku sangka tak pernah ada perkelahian antar siswa saat itu.

Setiap yang ia melakukan kegiatan apa saja, selalu saja harus ada tujuan yang ingin dicapainya. Ketika ia di sekolah dasar, ia suka mengajak teman-temannya menjadi Caddy boy di lapangan tenis. Kegiatan menangkap bola tenis yang terlempar jauh dari lapangan ia lakukan untuk mendapat upah berupa uang. Walaupun mendapat hasil yang tidak seberapa ia tidak mengeluhkannya, karena ia punya tujuan lain agar dapat bermain tenis gratis disana. Begitu sederhana pemikirannya, ia lupa jika yang bermain tenis itu adalah teman-teman ayahnya sendiri.

Hal seperti ini masih saja terjadi sampai ia dewasa, aku tak menampik keinginanannya. Sehingga sewaktu SMA ia berhasil terpilih menjadi ketua PMR kabupaten Sarolangun, banyak sekali pemikiran-pemikiran dan tujuan yang ingin ia capai saat itu. Keinginannya membuat berbagai kegiatan, misalnya mengadakan pelatihan-pelatihan dibeberapa kecamatan,. Setelah kegiatan terlaksana ia juga mengeluarkan Piagam ( kog biru-biru pak CEO ya ). Sedangkan tujuannya adalah agar bisa dekat dengan para pejabat di kabupaten, jika ada kunjungan wakil bupati atau sekda ia pasti akan duduk berdampingan.

Sampaikan ia dewasa dan melanjutkan studi apotekernya di Jakarta, tak pernah aku bayangkan bagaimana nanti yang terjadi pada dirinya jika jauh dariku, tapi kemudian aku teringat ia telah belajar merantau sari tamat SD ketika itu ia bersikeras untuk melanjutkan pendidikannya di pesantren.Hal inilah yang membuatku yakin bahwa ia telah mempersiapkan dirinya untuk meraih gelar apotekernya. Sebelum berangkat ia belajar mengemudi mobil, hingga sampai pintu mobilnya ringsek karena ia belajar sendiri, sampai akhirnya ia mendapat SIM. Yang ternyata berguna baginya ketika ia mendapatkan pekerjaan di Jakarta, sementara aku samasekali tak tahu itulah tujuannya. Ia telah bertekad sebelum ke Jakarta harus memiliki SIM A dan SIM C agar mudah mendapatkan pekerjaan.Tak hanya sampai disitu, sebelum wisuda ia juga dipanggil oleh direktur PT tempat ia kuliah, untuk menjadi asisten laboratorium, dan waktu sore hari ia manfaatkan bekerja disebuah apotik sampai pukul 22.00 WIB. Kegiatan ini ia lakukan agar memperoleh surat pengalaman kerja dari kampus dan dari apotik tempatnya bekerja.

Selama berada di Jakarta pun banyak sekali kegiatan yang ia lakukan, mulai dari kegiatan sebagai mahasiswa, kegiatan sosial, mengadakan seminar, dan kegiatan politik. Ia ingin waktunya tidak terbuang percuma. Ketika aku berkata kepadanya " hati-hati disana nak karena Jakarta itu kejam ", ia malah menjawab " ibu ibukota itu kejam bagi orang yang tidak memiliki pendidikan dan skill, ibu harus percaya kepadaku ". Memang benar apa yang ia sampaikan beberapa hari ia berada di Jakarta ia telah mendapat pekerjaan didua perusahaan yang terletak di Jakarta dan Bandung. Bahkan ia juga dipanggil oleh Mario Teguh untuk bekerjasama di perusahaannya. Ia bekerja sebelum ia mendapatkan peluang untuk kuliah, karena persaingan yang ketat membuatnya sedikit susah untuk diterima, tapi keyakinannya yang kuat membuatnya berhasil menimba ilmu di kota besar itu.

Suatu hal yang yang tak pernah aku sangka, ia sering sekali ikut seminar-seminar disana, baginya untuk menambah wawasan dan agar bisa duduk bersama pejabat. Yang paling ia kejar saat itu adalah bisa ikut seminar dengan keynote speakernya ketua ketua ikatan apoteker Indonesia dan bahkan ia berhasil menjadi moderator saat mengadakan seminar dengan ibu wakil ketua BPOM Indonesia yang saat itu menjadi pembicara di seminar yang ia adakan bersama teman-temannya. Aku sangat senang sekarang ia telah mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lebih besar dari gaji ibunya ,ia diterima di sebuah perusahaan sebelum ia wisuda.Kepada Allah SWT aku sangat bersyukur memiliki putera seperti ini yang selalu menjaga nama kedua orang tua dalam meraih berbagai impiannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semangat nak

10 May
Balas

Terimakasih bu , telah berkunjung kesini

10 May
Balas

Semangat bu

20 May
Balas

Ibu yang berhasil mendidik putranya selamat bu

10 May
Balas

Waoo mantap

11 May
Balas

Waoo mantap

11 May
Balas

Hehehe ..makasih bu

12 May

Semangat

11 May
Balas

Makasih pak..

11 May



search

New Post